F*CKING SHIT REWARD

8.9K 515 8
                                    

Aku tersenyum penuh kemenangan, disaat aku menang melawan Franco dan aku juga sukses membuat para pemuda sialan itu ternganga. Aku tandai dia adalah milikku. She is just mine.

"Lo kelewatan, Jas." Kata Daniel kepadaku.

"Kelewatan kenapa? Apa ada yang salah kalo gue nunjukin rasa suka gue ke dia dihadapan semua orang? Biar dia ga ada yang gangguin khususnya dua pria bodoh yang selalu ada disekitarnya. Dan lo lihat sendiri dia ga nolak ciuman gue." Kataku bangga.

"Ya mungkin sekarang lo senang dan bangga, tapi lo mikir ga apa yang akan terjadi besok sama dia kalo sampe berita ini tersebar? Paparazzi bakalan ngejar-ngejar dia, ass hole." Daniel berkata sambil menarik kerah bajuku.

"Easy brother, disitulah gunanya lo, buat menyelesaikan masalah yang gue buat." Kataku menyeringai kepadanya.

"Bajingan." Dia berteriak dan berlalu meninggalkanku, aku berlari mengejarnya sambil mangalungkan tanganku di lehernya. Semenjak kepergian Anny, dia menjadi sedikit protective terhadap wanita yang dikenalnya. Aku sangat senang hari ini, setelah siang tadi aku mendapatkan Cola Kiss dan kini aku mendapatkan Victory Kiss. Aku juga mendapatkan taruhan dengan Franco, sebuah Villa mewah di Bali.

"Sebaiknya kita selesaikan dulu berkas-berkas balik nama dengan Franco." Kata Daniel mengingatkanku. Aku berjalan ke sebuah ruangan VIP tempat Franco bersantai. Lalu aku temukan Franco sedang duduk bersantai ditemani oleh wanita-wanitanya. Franco adalah sepupuku sekaligus rekan bisnisku, di luar hubungan persaudaraan kami yang penuh intrik, kami sering melakukan transaksi Jual Beli atau melakukan kerjasama lainnya. Begitu aku datang dia langsung berdiri menyambutku.

"Hello Brother." Katanya sambil beranjak menyalamiku.

"Hello juga Daniel." Dia juga menyalami Daniel.

"Selamat ya bro, lo menang lagi kali ini," dia memberikan selamat dengan senyuman palsunya.

"Mungkin gue lagi beruntung aja bro." kataku berusaha merendah.

"Gue langsung aja ya, ini tolong tandatangani berkas ini, buat keperluan balik nama, sorry ya bro, gue kan sekretarisnya dia dan gue masih banyak urusan jadi gue harus selesaikan masalahnya satu per satu." Daniel berkata dengan tegas kepada Franco, aku mengerti Daniel agak kurang suka dengan Franco karena memang Franco terkenal akan kelicikannya serta dari kecil Franco dan Daniel memang sering bertengkar.

"Take it easy bro, tenang aja gue ga akan kabur. Tapi kalo itu membuatmu tenang akan aku tandatangani berkasnya sekarang juga." Franco mengambil berkas-berkas yang ada di tangan Daniel dan langsung menandatanganinya tanpa membacanya.

"Apa lo sebaiknya baca dulu berkasnya baru lo tandatangani?" Tanyaku ke Franco.

"Gue percaya, kita kan sodara, iya kan bro." katanya sambil tertawa. Aku dan Daniel mengernyitkan kedua kening lalu ikut-ikutan tertawa.

"Gue cabut duluan ya, masih banyak urusan." Daniel pamit dengan sopan dan aku mengerti dia males berhadapan dengan Franco. Aku balas dengan anggukan.

"Lo pasti seneng ya punya bawahan kaya dia rajin." Kata Franco mengejek Daniel.

"Dia adik gue, Franco, bukan bawahan gue, dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan karena dia bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya dan gue ga suka kalo ada orang yang ngejelekin adik gue, sama aja ngehina gue sebagai kakaknya." Kataku tegas dan penuh ketegasan sambil beranjak berdiri mengikuti Daniel. Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, Franco memang seperti banci bila dia kalah dia akan mengeluarkan kata-kata pedasnya untuk memancing amarahku. Daniel menarik tanganku, mencoba menenangkanku agar aku tidak tersulut amarah.

Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang