TOGETHER IS TROUBLE

8K 416 21
                                    

Hello. Apa kabar semua? Hahaha basa basi banget sih guehh.

Aku harap kalian baik-baik aja karena I'm not Okay.

Moga kalian suka part yang ini karena part ini sih ringan-ringan aja ga ada konflik yang terlalu berat.

Enjoy it.


Aku terbangun menatap ke atas dan sedikit silau karena lampu neon berwarna putih yang menyala di langit-langit tepat diatas kepalaku. Aku merasakan pening dan denyutan-denyutan di kepala yang membuatku sedikit meringis. Semua berwarna putih, ya... Tuhan apakah aku sudah mati? Aku belum bisa melihat dengan jelas benda-benda disekitarku. Aku memejamkan mata sejenak untuk memastikan kesadaranku pulih seperti sedia kala.

Aku seperti merasakan seseorang memanggil-manggil namaku. Mengelus-elus pipi dan rambutku. Mengajakku kembali ke inderaku.

Aku seperti terbangun dari mimpi. Aku melihat Jason dan Daniel sedang duduk disamping ranjangku. Wajah Jason lebam-lebam tapi dia tampak lebih maco dengan luka di wajahnya itu. Oh My God sepertinya benturan di kepalaku sangat keras sehingga menyebabkan mentalku agak sedikit terganggu.

"Hei, welcome back." Kata Jason dengan lembut sambil mengecup punggung tanganku.

"Apa aku tertidur sangat lama?" kataku sedikit bingung.

"Sekitar 36 jam." Jawabnya kepadaku.

"Aku haus." Jason segera beranjak dari kursinya mengambil segelas air yang terletak di meja panjang disamping lemari dan menyuruh Daniel memanggil Dokter.

Jason membantu aku duduk di atas ranjang, dia perlahan-lahan menenggakkan air minum ke dalam mulutku sedangkan tangan satunya mengelus-elus lembut punggungku. Satu gelas air habis dalam satu tegukkan. Rasanya lega seperti aku tidak minum selama satu bulan.

"Lagi?" tanyanya kepadaku. Tapi aku rasa cukup untuk saat ini jadi aku menggeleng.

"Brian mana?" sepertinya aku salah melontarkan pertanyaan karena ekspresi muka Jason yang tadinya lembut menjadi ekspresi muka marah.

"Kenapa kamu menanyakan dia? Kamu udah lupa, orang yang ngebuat kamu jadi gini itu dia?" Jason sedikit berteriak kepadaku dan langsung membuat denyut dikepalaku kambuh. Aku memegang kepalaku merasa sakit dan Jason seperti khawatir langsung berlari keluar memanggil dokter.

Dan serempak orang-orang berhamburan masuk ke ruanganku dan tak lupa dengan sosok yang tak asing lagi untukku. Dia memutar bola matanya malas melihatku.

"Kali ini apa lagi Eve? Tidak bosankah kamu bertemu denganku?" dia berkata sambil bertolak pinggang. Aku malas menjawab ocehan pria tua yang ada dihadapanku ini. Aku sedikit meringis kesakitan.

"Bagian mana yang sakit?" tanyanya lembut sambil mengecek infusanku.

"Kepalaku sedikit pusing dok dan sedikit berdenyut-denyut menyakitkan." Kataku pelan.

"Tarik nafas pelan-pelan lalu hembuskan perlahan." Kata Dokter Jaya sambil menempelkan stetoskop di dadaku.

"Sesak tidak?" tanyanya kembali aku menggeleng.

"Well, seperti biasa tubuhmu sekuat baja. Entah ayahmu memberikan makanan apa untukmu. Tapi ingat untuk kali ini harus istirahat total, kamu geger otak ringan sangat berbahaya jika melakukan sesuatu yang berlebihan untuk saat ini." Dokter Jaya sedikit berdesis dan menekan kata berlebihan di depan mukaku.

"Aku boleh pulang kan, Dok?" kataku dengan nada yang sedikit dibuat lebay.

"Tidak." Dia menolak dengan tegas. What? Bagaimana ini? Bagaimana kalo papa tau?

Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang