*
Duk!
Gista menangis tersedu dipelukkan Aga sambil memegangi kepalanya yang terbentur tembok koridor hotel.
"Udah dong jangan nangis, elah. Cengeng banget, sih," ujar Aga sambil mengelus pelan kepala Gista yang terbentur.
"Sakit kan, Ga."
"Iya, gue tau sakit. Ya lagian siapa suruh lo lari-lari. Kayak anak bocah."
"Gue kan takut idung gue dicubit lo, Ga. Nanti kalo idung gue tambah minimalis kayak minions gimana? Nanti gue gak cantik lagi dong."
"Dih, najis. Ada gitu Ta yang bilang lo cantik? Idung lo aja gak keliatan."
"Aaaaah, Aga. Tuh kan jahat," rengek Gista.
"Iya, iya. Maaf. Lo cantik kok, Ta."
"Bener kan gue cantik."
"Iya, cantik, kok." Aga terus membelai tubuh mungil gadis itu yang masih menangis manja dalam pelukkannya.
"Tapi, kalo dijejerin sama anak ayam ya, Ta," ujar Aga lirih.
"Ih, Agaaa mah ngeselin, ish!" rengek Gista disusuli dengan pukulan kecil ditangan Aga yang masih memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Wife
Teen Fiction.... too young, too dumb to realize that i should have bought you flowers and held your hand should have given all my hours when i had the chance when i was your wife. ... Andai cinta tidak pernah datang terlambat. Andai aku menyadarinya sejak awal...