#6

3.1K 139 0
                                    

***

"Eh, Ga. Gue mau nanya dong." Gista memecah keheningan diantara mereka.

"Hmm." Pandangan Aga masih terpaku dengan layar iPhonenya.

"Ish, gue serius Aga!"

"Iya, gue juga serius, Gistaaa."

Gista terdiam sejenak. Mencari celah untuk menarik nafasnya pelan.

"Lo kenapa mau nikah sama gue?"

Pertanyaan Gista seolah membuat otak Aga berputar, mencari alasan yang tepat untuk menjawabnya.

Karena gue cinta sama lo, Ta. Nggak-nggak, bukan karena itu.

Aga mengalihkan pandangannya ke arah Gista yang masih menatapnya dengan tatapan penuh-tanda-tanya.

"Karena gue mau bantu lo lah, kan lo yang ngerengek buat minta dinikahin," jawab Aga dengan nada datar.

Namun, jantungnya sangat berdebar hanya untuk menjawab pertanyaan Gista yang sesingkat itu.

"Cuma itu? Gak ada alasan lain?"

"Hmm-" Aga menggantungkan ucapannya. Membuat Gista menunggu dan memandangnya penuh teka-teki.

"Gak ada, Cuma itu alasannya." Tutup Aga.

Disusul anggukan Gista.

Pertanyaan singkat yang membuat otaknya berputar, hatinya bergetar, detak jatungnya heboh tak karuan.

Ada alasan lain, yang tidak pernah atau bahkan tidak akan Aga ungkapkan. Karena ia tahu, pernikahannya saat ini tak lebih hanya sekedar status kosong.

Hanya membuat Gista menjauh dari segala hal complicated hidupnya bersama kedua orang tuanya.

Just it!

Hanya itu, dan tidak ada alasan lebih Gista mau menikahi sahabatnya itu.



When I Was Your WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang