Dia

1.9K 54 11
                                    

Sore ini , aku mencoba untuk pergi ke perpustakaan umum, meminjam beberapa buku.
Entah kenapa, seminggu kedepan akan banyak hal yang harus dilakukan.
Baik itu mengerjakan PR, membuat presentasi, melakukan kerja kelompok dan masih banyak lagi.

Di antara lemari-lemari berisi tumpukan buku ini. Saat aku melihat di celah-celah lemari ini.
Mataku terpaku melihatnya.

Aku menemukannya lagi..

Lelaki berkacamata itu, mata coklatnya yang tajam, rambutnya yang hitam saat ia mengusap rambutnya berlawanan arah secara cepat, membuatku terpana. Saat aku bertemu pandang dengannya, mata ini serasa tenggelam dalam mata coklatnya itu, namun anehnya membuatku selalu ingin bertatapan lagi dengannya.

Di meja dan waktu yang sama, ia selalu berada di sini.
Mungkin kebetulan yang berkali-kali ini, tanpa sadar membuatku dengan senang hati datang kesini hanya untuk melihatnya.

Meskipun aku datang kesini untuk membaca, baik buku pelajaran, novel ataupun komik.
Dibalik itu, alasan ku hanyalah ingin bertemu dengannya.

Aku menyukainya, entah sejak kapan. Mungkin kali pertama aku melihatnya, saat ia menundukkan kepalanya. Matanya secara perlahan-perlahan mengikuti arah tulisan yang dibacanya. Seolah-olah ia berada dalam dunianya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa aku selalu memperhatikannya dibalik celah-celah ini.

Aku menyukainya.
Mengapa? Mengapa orang itu?

Saat aku melihat raut wajahnya.
Pikiranku langsung tertuju kepada kenangan ku bersama teman kecilku.

Saat itu,teman masa kecil ku mengatakan bahwa aku akan menjadi wanita paling cantik di hadapannya. Aku menyadarinya bahwa itu bohong.
Ia terus mengatakan padaku bahwa, aku adalah wanita yang kuat, karena tidak pernah menangis, penyayang karena memberi makan kucing kecil di trotoar jalan. Selalu bahagia, karena melihatku selalu tersenyum setiap saat.
Itu adalah kebohongan yang menyenangkan. Kebohongan yang ia buat agar aku mempercayainya.

Disaat aku terjatuh, ia dengan cepat menghampiriku dan merawat lukaku. Rasanya malu sekali , aku selalu menangis di hadapannya.
Saat aku bermain sendirian, ia datang membawa mainannya. Mengenalkan bahwa mobilnya adalah mainan terbaiknya, dimana suatu saat ia akan mengajakku menaiki mobilnya, dewasa nanti.

Layaknya anak kecil, aku mudah untuk mempercayainya.
Aku memiliki ekspresi wajah yang tak ingin aku miliki, dimana saat aku diam, aku terlihat seperti kesal,marah dan pandanganku yang tajam terkadang lawan bicara ku hanya sekali-kali melihatku.

Disaat kami menginjak usia TK, aku tidak memiliki teman, karena mereka takut padaku akan hal itu, setiap kami bersalaman, tanganku selalu bergetar sambil tetap memegang tangannya dengan kuat.
Saat melihat mereka seperti ketakuta. Aku ingin marah kepada diriku sendiri, kenapa wajahku seperti ini? Kenapa aku terlihat menyeramkan oleh mereka? mengapa mereka selalu melihat hal luarnya saja?
Selama ini masa kecilku, aku habiskan bermain dengan kedua orang tuaku. Kami, selalu berpindah-pindah rumah, karena itu aku jarang bertemu dengan orang seumuranku.

Dan dia datang menyapaku, mencoba menghiasi hari-hariku.

Saat ini..
Hal yang pertama aku ingin tahu adalah...
Kemana lelaki itu? Lelaki yang selalu berbohong itu? Lelaki yang pernah berjanji itu?
Lelaki yang menghianatiku lalu pergi meninggalkanku.


Memory Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang