James PoV
Heritage University berada di Berlin dan di belakang kampus itu ada pegunungan yang indah. Pegunungan itu bernama "Qurels Rise" yang membentang dari timur sampai barat Berlin. Aku duduk di deretan pinggir dekat jendela sambil memandangi indahnya pegunungan Qurels Rise. Disini kita juga bisa melihat sunrise dan sunset.
Ini pertama kalinya aku melihat pegunungan yang begitu dekat dengan sekolah. Pegunungan yang sangat luas dan langit yang jaraknya begitu dekat dengan pegunungan ini menambah indahnya suasana disini. Saat aku membuka jendela, angin berhembus dengan kencang. Udara sangat sejuk dan dingin. Saat siang hari pun tidak terlalu panas disini. Ini sangat berbeda dengan London.
Seseorang menyapaku saat aku sedang melihat pemandangan. Aku menoleh ke arah orang itu. Si blonde dan mata abu-abu adalah orang yang menyapaku.
"Hei James, apa yang kau lakukan disini?" sapa si blonde
"Oh hi, hanya melihat pemandangan."
"Oh iya aku lupa, namaku Hans Schatz. Panggil saja Hans." Hans mengulurkan tangannya untuk berjabatan denganku
"Oh Hans. Aku James Hart." Kami berkenalan
Lima menit lagi sudah waktunya untuk istirahat. Saat istirahat kami menceritakan tentang diri kami masing-masing. Ternyata Hans adalah orang asli German. Ya mungkin dia bisa membantuku untuk belajar bahasa German? Tidak salah kan? Kemudian aku meminta James untuk menemaniku keluar kelas menuju perpustakaan. Hans juga suka membaca novel di waktu senggang katanya tapi dia lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain playstation.
Dia sibuk memilih novel yang akan di bacanya sedangkan aku sudah menemukan novel pilihanku yang berjudul "Boys with white hair" dan aku menunggunya di meja sambil membaca novel itu. Novel itu menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang memiliki ilmu sihir dan karena dia berlebihan dalam menggunakan ilmu itu, rambutnya menjadi putih.
Setelah sekitar lima menitan aku menunggu, Hans menyusulku dan duduk di sebelahku. Dia membawa novel yang berjudul "Love of The River". Dia memang menyukai novel yang bertema romance dan sejenisnya. Jadi mungkin suatu saat aku bisa bertanya tentang cara mengungkapkan perasaan pada seseorang? Haha.
Kami membaca novel sampai waktu masuk telah tiba. Karena kami belum selesai membaca, kami meminjam novel itu kepada penjaga perpustakaan. Saat di kelas, aku dan Hans sudah lumayan akrab padahal baru beberapa jam kenal. Sifatku memang mudah untuk bergaul, berbeda dengan adikku yang bisa bergaul tapi membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Kuliah disini memang berbeda dengan kuliah di London. Disini orang-orang sangat ramah padaku. Saat berpapasan saja pada senyum, sementara di London saat ada yang berpapasan hanya memasang muka biasa tanpa ekspresi. Kecuali sahabat-sahabatku di London. Huft lagi-lagi aku merindukan mereka.
Waktu pulang sudah tiba, aku dan Hans keluar kelas bareng dan mengobrol selama di perjalanan menuju keluar kampus. Dia menceritakan tentang perjuangannya untuk masuk ke Heritage University. Dia belajar dari siang sampai malam untuk bisa masuk ke kampus ini.
"James, kau tau? sebenernya aku kagum sama kamu. Kamu bisa dapat beasiswa untuk sekolah di London terus belum ada setahun kamu masuk di Horizon, kamu dah dapet beasiswa lagi ke German. Kamu beruntung banget ya." Ia mengucapkan seperti itu karena tadi aku sempat bercerita kepadanya.
Aku hanya membalas dengan senyuman. Hans pun pergi menuju mobilnya begitu pun dengan aku. Aku pergi meninggalkan kampus itu. Berkeliling kota Berlin mungkin akan menambah kesenanganku hari ini. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan keliling kota Berlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien Needs Friends
FantasyBagaimana mungkin zaman sekarang ada mitos tentang penculikan seseorang oleh Alien? Entahlah itu hanya kata peramal saja. Tepat di hari ulang tahun James, apa yang dikatakan peramal itu menjadi nyata. Bahkan kejadiannya lebih mengerikan dari yang di...