Chapter 9 : Alien is Coming

335 82 0
                                    

James PoV

Aku terus mengejar Laura sampai dia berhenti di cafe yang tidak jauh dari sekolah. Aku berusaha untuk mengajak Laura mengobrol tapi dia tidak pernah menjawab pertanyaanku. Dia malah membuang mukanya kepadaku. Kenapa dia berubah seperti ini? Ah sudahlah mungkin dia butuh waktu untuk sendiri. Aku meninggalkan Laura dari cafe itu. Tiba-tiba Laura memanggilku

"James, wait."

"Finally, what happened?"

"Why do you leave me alone here?"

"You know? You always ignored me, and i think you need a time to be alone and maybe after that you want tell bout your problem."

"Okay, please go."

"Oh baiklah kalau kamu udah setuju. Eh tunggu, ini kunci mobilku. Mungkin kamu mau jalan-jalan. Kamu bisa pake mobilku. Tapi nanti jam satu kamu harus udah ada disini buat jemput aku."

"Thanks James."

Aku langsung pergi meninggalkan Laura dan menuju ke kampusku lagi. Aku terburu-buru untuk sampai ke kelas. Keringat dingin telah membasahi tubuhku. Aku pun telah sampai di depan kelas. Aku sudah telat masuk kelas. Bagaimana ini? Bagaimana jika aku dihukum? Aku memberanikan diri untuk masuk ke kelas. Suara gesekan pintu dengan lantai berbunyi dengan nyaring.

Saat aku sudah melangkahkan kakiku ke kelas, Mr. Javon menatapku dengan horror. Sepertinya dia akan menghukumku nanti. Aku harus siap menerima hukuman apapun yang diberikan Mr. Javon.

"James, dari mana saja kamu? Jam segini baru masuk kelas, kamu sudah telat 15 menit!" suaranya agak meninggi.

"Sorry mister, saya tadi habis dari perpustakaan mencari buku tapi susah sekali untuk ditemukan," jawabku bohong. Ya jika aku menjawab jujur pasti aku sudah kena hukuman mematikan Mr. Javon ini.

"Baiklah kalau kamu habis dari perpustakaan. Silakan duduk."

Aku sedikit lega karena tidak ada tanda-tanda Mr. Javon akan menghukumku. Aku duduk sambil bersandar di jendela. Aku memikirkan nasibku hari ini. Apakah aku benar-benar akan diculik alien atau tidak. Aku harus bisa menjaga diriku. Rasa campur aduk mengelilingi otakku.

Tidak terasa sudah jam satu siang yang menandakan waktu pulang. Bel tanda pulang mengagetkanku. Aku langsung keluar kelas dan menuju taman. Aku melihat ke parkiran ternyata Laura belum sampai kesini. Apakah dia tersesat? Tapi itu tidak mungkin. Aku kan sudah memasang GPS di mobilku. Paling sebentar lagi dia sampai.

Tiba-tiba Hans datang menghampiriku. Dia bertanya tentang perempuan yang tadi menangis saat istirahat. Aku tau kalau yang dimaksud Hans adalah Laura. Aku memberi tahu semuanya kepada Hans.

"So, Laura is your girlfriend?" tanya Hans

"Nope, she's just my friend."

Laura sudah memarkirkan mobilku. Dia menghampiriku yang sedang di taman. Para lelaki memandang Laura. Mungkin mereka semua terkagum-kagum saat Laura lewat di depan mereka. Laura langsung menarik tanganku dan aku tidak sempat berpamitan dengan Hans. Kemudian kami menuju mobil dan aku mengajak Laura untuk jalan-jalan berkeliling German.

"Kamu mau apa dariku? Ini kan hari ulang tahunku. Kamu bisa minta apa aja yang kamu mau," tanyaku untuk memulai percakapan.

"Oh aku? Aku cuma mau keliling German aja kok soalnya dari dulu aku cuma bermimpi-mimpi bisa ke German dan sekarang mimpi itu jadi kenyataan. Aku sangat senang disini karena berada disini adalah salah satu mimpiku selama ini."

"Cuma mau itu? Yakin?"

"Iya aku yakin."

"Baiklah nanti aku ajak kamu ke tempat wisata terkenal disini."

Alien Needs FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang