Rasa letih mereka terbayar dengan adanya keadaan yang mereka lihat di depan mereka sendiri. Sesuatu yang pastinya tidak ada di tahun 2015.
"Wow!" Seru Pingkan senang. "Lihat! Rumah itu... begitu fantastic ya teman!"
"Iya! Rumah itu begitu aneh namun fantastic." Sahut Cheryl melongo, melihat rumah yang bertingkat dua itu.
Apa yang mereka lihat? Di hadapan mereka, ada hewan Dinosaurus, Tirex, jerapah, badak, dan berbagi hewan-hewan yang mungkin sudah langka di zaman 2015.
"Apakah mereka menggigit?" Tanya Albert mulai takut. Di dekatnya, ada seekor dinosaurus yang lewat di depannya. Membuat Albert, merinding ketakutan.
"Tidak, mereka tidak menggigit Albert" Jawab Carol lembut lalu berjalan kepada dinosaurus yang bari saja melewati Albert. Dengan berani, Carol mengelus badan dinosaurus. "Lebih baik, kita langsu ng saja yuk ke dalam rumah Lauditta. Aku jamin, kalian akan lebih tercengang"
"Oke!" Seru CAPAS bersemangat. Dengan ransel yang masih melekat di punggung mereka, kelima orang itu masuk ke dalam rumah Lauditta sesudah Carol berteriak dan pintu telah terbuka.
"Wih ada Caroline!" Teriak seorang perempuan dari dalam rumah yang langsung menghampiri lalu memeluk Carol.
"Hai juga Lauditta! Rasanya kita sudah tidak bertemu berabad-abad ya" Ucap Carol mengeratkan pelukannya kepada Lauditta. Namun, saat Lauditta melihat anggota CAPAS satu-persatu, dia mulai penasaran.
"Carol, siapa mereka?" Tanya Lauditta pada Carol.
"Ohh, mereka adalah CAPAS!" Seru arol senan sambil menarik Albert dan Alycia untuk mendekat. Lalu, Cheryl, Steven, dan Pingkan berjalan menghampiri Lauditta dan Carol.
"Iya! Kami adalah CAPAS!" Kali ini Albert yang berseru senang. "Aku adalah Albert, dia Alycia, Steven, Cheryl, lalu Pingkan. Nice to meet you, miss Lauditta?"
"Nice to know you! Aku senang Carol mempunyai teman yang baik. Oh ya, wajah kalian tampak asing. Kalian berasal dari mana?" Tanya Lauditta agak senang dan masih agak-canggung.
" Hmm, ceritanya panjang nih. Tapi, ada kamar kecilnya nggak? Udah kebelet nih" Sahut Steven sambil menunjukan ekspresi kebelet. Semua yang di situ tertawa kecil-juga Lauditta.
"Di sana tuh kamar mandinya!" Seru Lauditta sambil menunjuk sebuah pintu kayu. Setelah Lauditta nunjuk pintu itu, buktinya aja semua anggota CAPAS langsung ngancrit cepat-cepat buat ke toilet. Sampai-sampai penampilan dari anggota CAPAS itu sudah seperti lomba lari maraton yang sebenarnya.
Sekitar lima belas menit kemudian, mereka semua telah berkumpul di ruang tamu bersama Lauditta, kecuali Carol.
"Eh kok ada yang kurang ya?"Tanya Cheryl bingung, perasaannya, ada yang kurang dari mereka-karena memang ada yang kurang.
"Oh iya juga! Di mana Carol?" Tanya Lauditta ikut-ikut bingung sambil melihat masing-masing anggota CAPAS.
Tiba-tiba, ucapan Lauditta disambut dengan teriakan dari kamar mandi. "Sorry, aku lagi B-A-B!" Seru Carol cepat.
Semua mengangguk, kali ini tidak tertawa karena takutnya ikut-ikut B-A-B. Nanti malah seharian deh di rumah Lauditta.
"Jadi, kalian ke sini untuk apa?" Tanya Lauditta memulai dalam diam dan ke-canggung-an. Dan juga, dia berkata dari dalam hati "Kenapa baju mereka kotor dan bau ya?". Hingga, Lauditta memandangi baju anggota CAPAS terus tanpa dia sadari.
"Uhmm, hanya untuk pergi mengunjungi temapt hiburan. Carol-lah yang mengajak kami ke sini. Aku hampir pingsan! Perjalanan ke sini membutuhkan enam puluh menit! Untung saja Carol memperingatkan kami untuk membawa kue" Curhat Albert membara. Tidak sadar bahwa teman-temannya melihat dia dengan melongo.
"Oh begitu ya. Uhmm, apakan kalian tadi melewati gang yang ada gotnya?" Tanya Lauditta, dia cantik juga-sama dengan Carol.
"Iya" Jawab Alycia canggung.
"Dan kami tercebur" Dengus Steven kesal.
"Maka-nya, kami bau ya?" Tanya Cheryl malu. Lauditta langsung menatap Cheryl, tepat dengan pikirannya.
"Bagaimana bisa? Mungkin hanya kebetulan" Batin Lauditta
"Hmm, enggak juga. Kalian mau kuberi baju?" Tanya Lauditta kepada CAPAS. "Tenang, aku punya kaos kembar lima lo! Kayaknya memang cocok buat kalian yang selalu kompak"
Semua mata CAPAS berbinar-binar mendengar hal itu. "Baru kali ini kita bakal punya baju kembaran! Dan.... serunya, kita nggak bakal keluar duit buat ini!" Seru Pingkan bersemangat.
"Uang? Apa tu?" Tanya Lauditta penasaran, baru kali ini ia mendengar hal itu.
"Uang adalah alat untuk membayar seuatu" Jawab Steven cepat. Lalu menatap ke-empat temannya yang disambut dengan anggukan yakin.
"Ya udah deh, daripada berlama-lama gini, aku ambilkan dulu ya!" Seru Lauditta langsung kabur masuk ke dalam suatu kamar.
Tik tok tik tok " ga ada jam sih :v "... Ruangan itu hening. Padahal biasanya mereka selalu ramai dan asik. Mungkin masih sibuk merenung.
"Baguslah, mereka berdua memang baik" Kata Cheryl memulai untuk memecah keheningan.
"Iya. Aku tidak menyangka" Sahut Steven menatap sahabatnya dan lawan bicaranya.
"Semoga mereka tidak ada maksud apa-apa. Karena firasatku tidak enak" Ucap Alycia.
"Mana mungkin? Mereka kan orang baik. Buktinya aja mereka mau berbagi sama kita" Usul Albert terlihat bingung.
"Entah mengapa, aku mempercayai Alycia, teman-teman. Sepertinya dia benar. Buktinya saja, saat dia ingin pergi ke dunia dongeng, dia memang bisa pergi ke dunia dongeng" Kata Pingkan membela Alycia.
"Dan juga, pada saat kita akan ulangan matematika, dia berfirasat baik bahwa kita akan mendapat nilai yang bagus pun dia benar" Timpal Cheryl.
Steven dan Albert hanya mengangguk pasrah. "Tapi, kalau mereka ada maksud tertentu, apakah mereka adalah monsternya?" Tanya Steven membuat semua ketakutan.
------------------------
A.N : Sengaja part ini dibuat pendek supaya kalian penasaran :v . Itu ide temen I[1] sih :V. Jadi, next or no?
Keep vote, komen, and read this story until last chapter :) . Thank you :). And silent readers, hi for you :D. I agak sedih sih kalian ga vote, tapi para readers yang lain yang akan membalas HAHAHA :d. Padahal author sendiri juga ._.
See you again yang entah kapan !
------------------
[1] I : Saya
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time
FantasyKisah lima orang sahabat yang menemukan sebuah buku tua bersampul coklat yang kira-kira berumur ratusan tahun. Mereka penasaran dengan dongeng yang ada di dalam buku itu lalu membacanya. Apakah yang akan terjadi setelahnya? Apakah mereka tersesat...