Rencana Rahasia Anggota CAPAS

1.3K 102 0
                                    

"Nah sudah selesai!" Celetuk Albert girang.
-
-
-
-
-
-
A.N :Hebat buat kalian yang bertahan sampai part ini. Cerita saya penuh dengan tantangan yang tidak seru dan membosankan. Sekali lagi terima kasih yang sudah bersedia vote cerita ini. ~~






Rupanya angin sore sekarang sedang bersahabat. Kini, mereka ber-enam telah duduk memutar di atas rumput hijau yang berada di halaman belakang rumah kakek. Mereka duduk di atas terpal yang sudah di sediakan oleh kakek dan diletakkan dengan rapi oleh semua anggota CAPAS secara bersama-sama.

"Bagaimana tangan kalian? Alycia dan Cheryl?" Tanya kakek yang langsung menatap kedua anak itu. Otomatis, semua anak langsung memandang lekat-lekat kepada objek yang dilihat oleh kakek.

"Sudah lumayan baik kek" Jawab Cheryl dan Alycia kompak. Lalu mereka berdua saling memandang, bingung.

"Kompak banget?" Tanya Cheryl. Alycia mengangguk, mengiyakan dan tertawa kecil.

"Oke oke. Kita mulai rapatnya sekarang ya" Jawab kakek sambil mengangguk tegas bagaikan seorang pemimpin yang mempunyai ketegasan dalam dirinya.

Semuanya ikut mengangguk namun diam seribu bahasa. Hanya dengan beberapa gerakan kepala 'ke atas ke bawah'.

"Kita sudah menemui anak buah dari musuh kita. Kita juga sudah mengetahui rupa dan suara mereka. Bagaimana menurut kalian anak-anak? " Tanya sang kakek. Hampir semuanya terhanyut dalam suaranya yang tenang dan meneduhkan. Apalagi alam yang saat ini mendukung keberadaan mereka. Asri dan sejuk.

"Menurut saya pribadi kek, mereka bukanlah makhluk yang baik sama sekali. Bentuk mereka seperti manusia namun hampir berbeda 100% " Jawab Albert, mungkin otaknya sedang berpikir keras tadi untuk menghasilkan jawaban yang memuaskan.

"Hmm, ada yang lain?" Tanya kakek lagi. Pingkan mengangkat tangannya dengan penuh rasa percaya diri, karena dia saja sudah langsung berdehem.

"Pasti mereka adalah makhluk yang setia terhadap majikannya. Dilihat dari persiapan yang mereka siapkan untuk melawan kita, saya sangat yakin, kedua musuh itu akan sangat susah untuk dimusnahkan" Papar Pingkan serius. Sorot matanya seperti menatap dalam ke mata kakek.

Sang pemimpin yang mempunyai umur yang tidak sedikit itu, mengangguk perlahan. "Baguslah pemaparan kalian tentang musuh kita itu memang benar. Mereka sangat setia pada pemimpinnya, namun, mereka juga harusnya mempunyai kelemahan. Hanya saja, kita belum mengetahuinya"

Kemudian, mereka semua bergumul dengan pikirannya masing-masing hingga menciptakan suasana diam dan tenang.

"Benar kek. Namun saya punya ide kek" Sahut Albert tiba-tiba. Setelah keheningan melanda mereka ber-enam.

"Apa itu anak muda?" Tanya sang kakek, alisnya bertaut karena bingung tiba-tiba ada anggotanya yang mengusulkan ide.

"Ke sini semuanya!" Ajak Albert lalu mereka ber-enam berembuk dan menundukan kepala.

Terlihat beberapa dari mereka sesekali mengangguk kecil dan ikut berpendapat sambil mengangkat jari telunjuk.

Setelah sekitar dua puluh menit mereka berunding, akhirnya kelompok itu tersenyum puas tak terkecuali kakek yang memimpin mereka.

"Baiklah, rencana itu memang bagus. Tapi kapan kita bisa melaksanakannya?" Tanya Cheryl penasaran ingin cepat-cepat melaksanakannya.

"Sebaiknya tiga hari setelah hari ini. Agar persiapan kita lancar dan beres semuanya" Jawab sang kakek dengan wibawanya.

"Baiklah kek, kami akan menyiapkannya " Sahut Albert tegas sambil mengangguk mantap.

Kakek membalasnya dengan anggukan tegas juga. Lalu, Albert berdiri diikuti ke empat temannya.

"Kami tinggal dulu kek" Pamit Alycia yang langsung di Sahut dengan anggukan oleh kakek.

Mereka berlima berlalu masuk ke dalam rumah. Udara segar tak mengikuti mereka, udara panas kembali menyambut mereka. Namun, di dalam rumah ini ada beberapa tanaman yang telah ditanam di dalam pot. Rasanya, mata kembali semangat.

"Kamu yakin kita bisa melaksanakannya? Mereka sangat kuat" Sanggah Pingkan. Langkah mereka seketika berhenti karena keempat pasang mata langsung menyorot pada satu pasang mata. "Apa salahku?"

"Tidak. Kamu tidak salah" Sahut Albert dengan nada meyakinkan. "Bukankah sudah kita pastikan kalau kita akan menang dari anak buah itu?"

Alycia mengangguk lalu melanjutkan "Asalkan kita yakin, bisa bekerja sama, dan yang terpenting jangan egois. Tapi ingat juga prinsip awal kita, turuti saja aliran dari takdir. Tuhan pasti merencanakan apapun yang terbaik. Hanya saja, kita yang kurang memahaminya. Mulai sekarang, kita harus banyak-banyak sembayang kepada yang ada di 'atas'. Don't forget, We must exercise" Jelas Alycia, sudah seperti guru BK saja anak itu.

"Wah!! Alycia, apakah kau mau menjadi Alycia Teguh? Bagaimana kamu bisa sebijak itu sekarang?" Tanya Steven, alisnya bertaut bingung.

"Biasa saja hehehe. Bagaimana kau tidak bisa ingat kalau kamu juga sebegitu bijaknya menasihati kami" Sahut Alyc, alisnya sekarang yang bertaut bingung.

Hening setelahnya, namun salah satu dari mereka langsung menyemburkan tawa.

"Hahaha. Kalian lucu sekali. Kenapa bisa saling adu tautan alis gitu?" Tanya Cheryl di sela-sela tawanya yang sudah ada di tingkat ngakak.

"Yayaya. Hahahahahaha" Alyc ikut tertawa. Disusul yang tiga anak lainnya. Kini, tenggelamlah mereka di dalam keakraban CAPAS. Sepertinya, sudah lama mereka tidak tertawa bersama seperti ini.

Sekitar sepuluh menit kemudian, mereka baru bisa menghentikan tawa mereka yang langka di negeri ini. Kemudian mereka saling menatap dengan serius.

"Mari kita kalahkan musuh!" Seru Albert pantang menyerah. Tangannya dikapalkan dan digunakan untuk memukul-mukul udara kosong. Teman-temannya yang melihat Albert langsung mengatakannya juga.

"Semangat!!!!!"

Mereka semua melayangkan tinju ke udara kosong dengan sangat semangat. Kaki mereka juga melompat ke udara karena semangatnya.

"Yoyoyo!!"

--------------------------

A.N: Yaa akhirnya update :) gimana? Sorry pendek, daripada nggak update hayooo?? Jangan lupa vomentnya yaa!!


Once Upon A TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang