Kini anggota CAPAS telah duduk rapi melingkar di atas karpet. Di tengah-tengah mereka, sudah ada roti, ikan bakar, sayuran, salad, kepiting, dan beberapa gelas es teh manis.
"Semua ini terlihat sangat enak kek. Apalagi setelah kami lelah latihan di ruangan yang cukup panas itu" Kata Pingkan sambil terus menatap makanan itu.
"Pastinya dong! Kakek kan koki yang paling jago di sini" Sahut sang kakek dan mengedipkan sebelah matanya.
"Wah, benarkah itu kek?" Tanya Cheryl dengan mata berbinar.
"Benar, tapi koki terhebat di rumah ini. Bukan di desa ini. Hahaha" Kakek tertawa terbahak-bahak karena leluconnya. Sedangkan yang lain ikut tertawa juga.
"Oh ya, apakah kalian ingin tau mengapa kalian adalah orang yang tepat bagi pengamat desa ini?" Tanya sang kakek. Semua langsung mengangguk dengan cepat dan penuh semangat.
"Kalian adalah remaja-remaja yang tangguh. Lihat saja, kalian berlatih dengan sangat keras. Di dunia kalianpun pasti kalian berotak sangat cerdas" Jelas sang kakek terhenti sebentar lalu melanjutkan " Dan yang pasti, salah satu dari kalian sangat ingin pergi ke dunia dongeng. Benar?"
Alycia mengangguk perlahan namun pandangannya terarah pada karpet yang ada di hadalannya.
"Baguslah. Mimpimu bisa menjadi kenyataan bukan?" Tanya Albert pada Alycia. Yang ditanya mengangguk semangat.
Namun, keheningan menyelimuti mereka selama beberapa detik. Sebelum Steven memecah keheningan.
"Tapi kek, apakah kami boleh mengetahui nama anda sekarang? Saya sangat penasaran kek" Suara Steven seperti kembang api di hati masing-masing anggota CAPAS.
Sang kakek menatap lurus, lekat-lekat kepada mata Steven.
"Nama kakek ya... Panggil saja Kakek Roja. Ya, panggil saja dengan nama itu" Jawab sang kakek. Namun, saat menjawab hal itu, kek Roja tampak berpikir sesaat.
"Baiklah Kek" Jawab anak-anak serentak.
"Ayo kita santap semua hidangan ini!!!!" Seru Pingkan semangat. Semuanya juga makin semangat mendengarnya dan langsung menyerbu benda yang ada di hadapannya.
Masing-masing dari mereka mencoba sepotong ikan bakar yang sangat terasa rempahnya.
"Aku suka ikan bakar ini" Komentar Albert lalu mengambil secuil daging dari ikan bakar itu.
Dengan kekuatan, Alycia mengambil roti dan salad menggunakan pikirannya. Ternyata berhasil. Steven malah membekukan beberapa air di gelasnya dan menjadikannya sebagai es batu.
"Aku juga mau!" Seruan protes dari teman-temannya terdengar. Steven langsung nyengir dan membekukan beberapa di gelas teman-temannya.
Mereka makan semakin lahap. Masih ada kepiting di hadapan mereka dan masing-masing anak merampas cangkangnya.
"Yey, aku dapat cangkang hahaha!!" Seru Cheryl senang lalu membuka cangkang itu. Banyak telur di dalamnya. Albert juga mendapat cangkang. Sedangkan capit kepiting itu masih sangat banyak. Cheryl mengambil capit kepiting juga.
Dan mereka tidak menyadari kalau kakek itu tidak ada di antara mereka untuk makan bersama.
----------------------------------
"Apakah kalian ingin menghirup udara segar di halaman belakang? Aku baru saja menemukan halaman belakang itu" Ajak Alycia.
"Boleh. Boleh" Jawab semua anak. Mereka dituntun Alycia dan membuka pintu kayu yang ukirannya bagus dan rapi sekali.
Udara segar langsung menerpa mereka. Bintang-bintang bersinar dengan terangnya di langit.
"Lihat! Itukan kakek! Sedang apa dia?" Tanya Albert bingung. Tanpa ba-bi-bu lagi, mereka menghampiri sang kakek yang sedang sibuk memasang dan mengikat tali ke dahan pohon yang besar dan kuat.
"Sedang apa kek?" Tanya Cheryl penasaran.
"Wah! Rupanya kalian datang. Kakek sedang membuat ayunan untuk kalian. Semoga kalian menyukainya" Jawab sang kakek lalu meninggalkan mereka berlima.
Ayunan itu cukup besar dan panjang untuk diduduki lima orang. Mereka semua tertawa dan bersemangat.
"Malam ini akan menjadi malam terindah" Ucap Steven.
Lalu mereka semua tertidur di ayunan itu karena terlalu capai dan kekenyangan.
------------------------------
A.N: huhu lagi bersemangat nulis nih. Big thanks for readers yang sudah membaca sampai part ini.
*biglovefromCAPAS*
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time
FantasyKisah lima orang sahabat yang menemukan sebuah buku tua bersampul coklat yang kira-kira berumur ratusan tahun. Mereka penasaran dengan dongeng yang ada di dalam buku itu lalu membacanya. Apakah yang akan terjadi setelahnya? Apakah mereka tersesat...