Taktik

1.2K 81 7
                                    

"Musuh kita ada di dekat sini!"

Hai! Balik lagi sama gue yang cantik :P *kata ibu gue. Napa dari chapter pertama sampe terakhir votenya berkurang terus? Vomentnya dong. Tapi jangan coment doang di vote juga.








Kekuatan bukan berasal dari
satu orang saja,
kekuatan berasal dari
kerjasama tim dan seorang pemimpin









Semua mulut di sana langsung melongo, tapi seperti biasanya, kakek tidak ikut-ikutan melongo. Mungkin, untuk menunjukan kewibawaannya. Sekarang saja, kakek malah tersenyum tenang selagi anggota-anggota CAPAS panik setengah mati. Jantung mereka berpacu cepat dan tangan mereka berkeringat.

"Kek! Kita harus lakukan apa sekarang?!" Tanya Alycia panik setengah mati. Semua anggota langsung menatap mata sang kakek yang mempunyai sorot sangat dalam. Steven dan Cheryl sudah duduk di alas yang sudah diberi tikar.

Mata kakek memejam secara perlahan. Bibirnya membuka " Mungkin rencana kita harus dimulai sebentar lagi. Maka dari itu, cepatlah kalian bersiap-siap "
Semua mengangguk setuju. Akhirnya, semua plastik langsung ditaruh di tengah-tengah mereka. Semua dibagi secara rata kepada anggota CAPAS. Tanpa babibu, mereka menyalakan lima lilin dan dengan sabar menyambungkan bagian pinggir dengan bagian pinggir yang lainnya. Hingga hasilnya, tampak rapi. Jadilah kantong plastik.

Beberapa menit kemudian, semua plastik yang mereka siapkan telah selesai untuk dijadikan kantong plastik. Kening mereka dipenuhi dengan keringat karena pekerjaan yang banyak ini dan cuaca yang panas, juga karena mereka duduk di dekat lilin.

Pingkan bernafas senang "Yeeee! Akhirnya selesai. Pekerjaan ini begitu melelahkan ya teman-teman " Ucap Pingkan lalu mengelap keningnya yang basah oleh keringat.

"Ya, tapi aku begitu takut. Kita harus melawan musuh kita nanti sore. Semoga Tuhan melindungi dan memberkati kita" Nada gugup terdengar pada saat Cheryl berbicara. Semua muka langsung berubah menjadi tegang. Mengingat bahwa melawan musuh bukanlah hal yang menyenangkan.

"Tapi kita harus semangat!" Seru Albert sambil mengepalkan tangan dan meninju udara dengan semangat. Walaupun masih ada rasa takut, paling tidak ada semangat yang tumbuh dalam hati mereka. Itu semua memang harus ditanamkan dalam hati sekarang ini.

"Baiklah, Silahkan kalian semua berganti baju yang sudah kakek berikan di ruangan itu" kata kakek memberitahu.

Semua mengangguk lalu mereka kembali berjalan ke dalam ruangan yang dimaksud oleh kakek.

Sesampainya di sana, mata mereka melebar kaget. Baju berwarna mencolok seperti merah dan kuning stabilo. Sudah dibordir nama masing-masing di setiap baju. Baju terusan dari atas ke bawah (celana).

Akhirnya, mereka memutuskan untuk memakai baju itu daripada hanya melihatnya saja. Diangkatnya satu-persatu baju itu kemudian langsung berjalan masuk ke dalam kamar masing-masing.

Kalian pikir hanya beberapa menit saja mereka berganti pakaian? Tidak, hitung-hitung, sudah ada paling tidak setengah jam sekarang. Sebenarnya, daritadi laki-laki sudah keluar terlebih dahulu. Hanya perempuannya saja yang ribet sana-sini

Barulah sepuluh menit kemudian anggota CAPAS itu sudah lengkap dan duduk di lantai dengan susah payah.

"Yakin kek kami harus memakai baju ini?" Tanya Alycia sedikit tidak nyaman.

"Ya, baju itu tahan gores pedang. Bahkan baju itu dapat menahan beberapa serangan peluru. Intinya, baju yang kalian pakai itu bisa menahan serangan-serangan dari lawan. Namun tidak banyak sekali" jelas kakek diiringi oleh tangannya.

Semua manggut-manggut mengerti. Lalu kembali mengepack plastik-plastik yang sudah disiapkan dan plastik-plastik itu dimasukkan ke dalam tas selempang milik mereka.

"Baiklah, kalian sudah siap. Ayo kita berdoa dulu" ujar kakek. Biasanya, kalau di dunia modern sekarang ini akan dibantah karena itu tidak akan berguna. Namun, tidak, sebenarnya kekuatan doa pasti akan membantu karena kekuatan terbesar adalah milik Tuhan semesta alam.

Dua puluh menit berlalu dalam keseriusan doa.

"Baiklah, sebentar lagi mereka akan mendobrak pintu kita. Percayalah" ucap kakek memecah keheningan. Langsung tangan mereka terkepal. Bukan karena marah, tapi mereka berusaha tetap berdoa dan berdoa.

Dalam hitungan detik, omongan kakek menjadi kenyataan. Pintu kayu dengan ukiran sempurna itu langsung didobrak oleh dua orang yang pernah dilihat oleh anggota CAPAS beberapa waktu lalu. Mereka kenal betul itu.

"Dasar! Muak sekali aku melihat kalian! Tetap saja berani melawan kami! Haha tapi anggota kalian tinggal 4 orang! Aku doakan anggota kalian yang satunya menghilang terus dari dunia ini. HAHAHA!!" salah satu dari mereka yang memakai baju warna ungu tertawa keras sekali hingga partnernya ikut dalam candaannya yang jayus buat anggota CAPAS itu. Tanpa babibu, Steven langsung mengarahkan tangannya ke arah jantung monster itu. Api langsung keluar dan sepertinya berhasil melubangi tubuh lawan. Albert langsung menghancurkan perut monster itu menjadi beberapa bagian. Kotak-kotak. Kode dari mata kakek langsung dimengerti oleh Cheryl yang sudah bersembunyi di balik sofa.

Memunculkan diri dan plastik yang sudah dipegangnya hingga tangannya berkeringat. Langsung saja dia mengambil potongan tubuh monster itu dengan jijik lalu memasukkannya ke dalam kantong plastik yang sudah dibuatnya. Untuk ada stapler. Langsung dia staples dan masih dipegangnya kantong plastik berisi potongan daging itu.

Monster yang adalah musuh mereka itu menggeram marah. Namun langsung diberhentikan gerakannya oleh Alycia karena dia( Alycia) menyemburkan air lewat tangannya. Dan hebatnya, secara reflek tangan Steven membekukan air itu. Jadilah satu monster terkurung dalam dinginnya es. Tidak melewatkan kesempatan emas itu, Albert langsung memotong-motong tubuh itu. Banyak sekali hingga akhirnya habis karena semuanya telah terpotong. Cheryl menggunakan pikiran memindahkan satu persatu potongan itu ke dalam plastik. Baru dia menyadari bahwa dia punya kekuatan untuk memindahkan barang menggunakan pikiran.

Api dari dua tangan yaitu Pingkan dan Steven langsung keluar begitu musuh yang satu lagi mau menyerang Cheryl. Karena kepanasan, si musuh langsung berbalik badan dan menggeram marah. "Dasar anak-anak nakal !!! Akan kubalas kalian!" Dengan langkah cepat, musuh yang memakai baju bercorak merah tua itu mendekati Pingkan dan Steven. Namun, karena kurang berpikir panjang, malah musuh itu sendiri yang terbakar dan menjadi abu. Beres. Hanya itu cara melawannya?

"Tunggu!! Cepat lah bereskan abu itu! Dia mulai membentuk lagi. Jangan lupa pisahkan di tempat yang berbeda!" seru kakek yang sudah memegang beberapa plastik dan dengan semangat memisah-misahlan abu itu menjadi beberapa bagian. Sangat rapat sekali kakek menutup sisi plastik yang belum tertutup itu.

Semua sudah beres.

"Akhirnya" Pingkan mendesah bahagia "Kukira acara berantemnya bakal lebih dari ini. Ini mah nggak seru !"

"Ntar kalau dikasih yang seru malah kecapekan lagi kalian. Hahaha!!!" seseorang tertawa jahat. Anggota CAPAS langsung melihat ke arah asal suara. Kakek.

Sosok kakek mulai berubah wujud. Bukan manusia lagi. Bukan hewan. Bukan tumbuhan. Bukan apapun itu. Dia adalah Jelly King!!!

Dirimu adalah dirimu. Tetaplah menjadi dirimu yang sebenarnya. Karena di mata Tuhan, kamu adalah makhluk yang sempurna

A.N: Finally!!! Akhirnya selesai. Fiuhhh.. Mau sekuelnya nggak nih? Sorry for late update :)) jadi, Tetep vote cerita ini ya :) thxxxx

Once Upon A TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang