Hari sudah mulai sore. Sinar matahari mulai menjinak. Tirai panasnya sudah tersibak dengan lembut oleh angin sore yang berhembus sejuk.
"Yos!" panggil Zen. Yoshi menoleh sambil tetap berjalan mengiringi langkah Zen. Mereka sekarang sedang menuju ke rumah kos.
"Menurutmu aku itu orang yang seperti apa?" tanya Zen. Yoshi menaikkan alis. Ia tak menyangka kalau Zen akan melemparkan pertanyaan aneh seperti itu kepadanya.
Tapi Yoshi pura-pura berpikir sambil melirikkan bola matanya ke atas sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagu. Tapi ia agak tertegun sendiri.
"Kamu orangnya baik," jawab Yoshi singkat. Zen terlihat sumringah dengan jawaban Yoshi barusan.
"Benarkah? Menurutmu begitu?"
"Iya. Tapi sedikit. Kadang menyebalkan, kadang sombong, kadang bikin dongkol, kadang bikin bete juga," jawab Yoshi lalu tertawa lepas. Zen ikut tertawa juga sambil menjitak pelan ubun-ubun Yoshi lalu melingkarkan lengan kanannya di leher Yoshi.
Tak berselang lama, mereka pun tiba di depan teras rumah. Tapi mereka agak terkejut ketika melihat ada sesosok gadis cantik yang berdiri di depan rumah kos mereka yang memang sedang terkunci.
Apalagi Zen yang terlihat berkali-kali lebih terkejut daripada Yoshi. Namun mereka berdua masih berjalan tanpa menghentikan langkah.
Begitu tiba di teras, gadis itu langsung berbalik menghadap Yoshi dan Zen seakan baru sadar dengan keberadaan mereka berdua.
Zen menarik lengannya dari pundak Yoshi. Yoshi menatap Zen yang jadi terlihat aneh. Apa mungkin gadis ini temannya Zen?
"Aku masuk dulu ya Zen," kata Yoshi sambil mengambil kunci cadangan yang di sembunyikan di bawah pot bunga. Namun ketika Yoshi membuka pintu rumah, Zen menahan tangan kanan Yoshi tanpa berkata apa-apa. Yoshi jadi bingung sendiri.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Zen agak ketus. Gadis itu malah tersenyum dengan tenangnya.
"Aku mau memberitahumu, kalau aku dan Arul akan pindah keluar negeri. Kami akan berangkat tanggal 23 Oktober nanti," kata gadis itu. Zen membuang muka.
"Itu urusanmu. Bukan urusanku!" jawab Zen tanpa memandang wajah gadis itu.
Tiba-tiba saja, Yoshi merasakan pegangan tangan Zen di tangannya semakin erat dan kuat. Ada apa dengan Zen? Sebenarnya siapa gadis cantik ini?
"Baiklah kalau begitu. Aku cuman ingin bilang itu saja. Terimakasih. Sampai ketemu lagi," pamit gadis itu lalu pergi meninggalkan teras rumah kos dengan jalan cepat. Yoshi melirik Zen yang menunduk dengan masih menggenggam tangan Yoshi.
"Kamu kenapa?" tanya Yoshi dengan lugunya. Zen memandang Yoshi sambil tersenyum samar.
"Tidak apa-apa. Ayo masuk!" kata Zen sambil melepaskan tangan Yoshi lalu duluan masuk ke dalam rumah.
Yoshi merasa ada hal yang disembunyikan oleh Zen. Sepertinya ada hubungannya dengan gadis yang tadi.
***
Keadaan kamar sudah gelap. Suasana di dalam kamar sudah cukup sunyi. Namun Yoshi belum juga tidur.
Ia tidak bisa tidur. Ia sudah mencoba untuk melemaskan dan merenggangkan otot-ototnya supaya bisa rileks dan cepat tidur. Namun usahanya sia-sia.
Pikirannya berkecamuk. Ia terus-menerus memikirkan kejadian tadi sore. Siapa gadis itu? Kenapa Zen seperti tidak menyukainya?
Ah! Yoshi bodoh sekali! Untuk apa juga dia memikirkan masalah orang lain? Seperti orang bodoh saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/51881526-288-k761256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry (boyslove)
RomanceYoshi suka sekali dengan rasa masam buah stroberi. Karena rasa masam itulah buah warna merah menggoda ini menjadi buah favoritnya karena bisa menjadi mood-booster saat dia lagi bete. Tapi akhirnya, setelah beberapa peristiwa terlewati, ia sadar bahw...