Suara gerimis mulai turun. Aroma tanah basah mulai menyeruak.
Yoshi berbaring di atas kasurnya dengan memejamkan mata sambil menghirup dalam-dalam aroma tanah basah yang masuk ke dalam kamarnya. Ia mendengarkan rintik-rintik suara gerimis dengan seksama. Tenang. Nyaman. Hatinya sangat damai saat ini.
Benar-benar malam yang sangat menyenangkan hati.
Tak berselang lama, rintik gerimis perlahan berubah menjadi hujan. Semakin lama, hujan semakin deras.
Semakin deras dan semakin membuat Yoshi merasa semakin tenang dan semakin nyaman.
Namun Yoshi langsung membuka matanya lagi begitu teringat ponselnya yang tergeletak di atas meja dengan baterai yang terlepas dari tempatnya. Ia beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju meja belajarnya. Ia meraih ponselnya dan memasang baterai ponsel.
Begitu ponselnya hidup, Yoshi berjalan kembali ke kasur. Ia membaringkan tubuhnya dan menggeletakkan ponselnya yang sedang booting di samping kanannya.
Yoshi melirik jam dinding yang tergantung di atas meja belajarnya. Pukul 09.20. Tapi Ekhie dan Kak Raino belum pulang juga. Mungkin Ekhie sedang terjebak hujan, dan Kak Raino mungkin juga ada lembur.Bosan sekali jika berada di rumah kos sendirian. Sebenarnya Yoshi tidak sungguh-sungguh sendirian. Masih ada Zen yang terdengar seperti menonton televisi di ruang tamu.
Yoshi mendesah berat ketika tiba-tiba ponselnya selesai booting dan ada beberapa sms yang masuk.
Segera ia menengkurapkan tubuhnya lalu mulai memeriksa ponselnya. Ada 3 missed-call dan 5 sms yang semuanya dari Wahyu.
Yoshi melihat sekilas sms dari Wahyu satu persatu dan langsung menghapus semua tanpa membalasnya. Tidak sms lagi selain itu.
Ia menelentangkan tubuhnya sambil mendesah lagi. Ditatapnya lampu kamar yang tergantung di atas tempat tidur. Hujan di luar masih belum reda. Malah terdengar semakin deras saja.
Tapi tiba-tiba saja....
Pet!!
Mati lampu!
Yoshi sedikit tersentak kaget. Semuanya kelihatan hitam dan gelap.
Sial!!, gerutunya dalam hati. Yoshi mengangkat ponselnya dan memencet sembarang tombol hingga cahaya layar ponselnya hidup.Yoshi tidak bisa berdiam diri terus di dalam kamar dalam keadaan gelap gulita. Dengan bermodalkan cahaya ponsel, ia pun mulai beranjak dari kasurnya.
Begitu ia membuka pintu kamarnya, suasana masih tetap gelap. Sekarang yang harus ia temukan adalah lilin. Tapi dimana lilinnya? Apakah para penghuni rumah kos ini punya persediaan lilin? Mungkin ia bisa bertanya pada Zen.
"Zen!" panggil Yoshi yang masih berdiri kaku di depan pintu kamarnya sendiri. Tetapi tidak ada jawaban dari Zen.
"Zen! Kamu punya persediaan lilin tidak?!" teriak Yoshi lagi. Masih tidak ada jawaban dari anak itu.
Yoshi mulai merasa jengkel lagi. Kalau dipikir-pikir pastilah ada lilin di dapur.
Akhirnya Yoshi memilih untuk berjalan ke dapur. Sebenarnya ia juga merasa sedikit takut. Tapi apa boleh buat.
Begitu sampai di dapur, Yoshi segera menggeledah segala tempat untuk menemukan lilin.
Tapi tdak ketemu.
Yoshi pun beralih ke lemari kecil di sebelah kulkas. Di dalam sana hampir kosong. Hanya ada beberapa tumpuk piring berdebu yang tidak terpakai. Juga tidak ada lilin.
Ketika ia berbalik badan, tiba-tiba sebuah kepala menyembul di depan mata Yoshi. Entah itu hantu atau setan, kejadian selanjutnya terjadi begitu cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry (boyslove)
RomanceYoshi suka sekali dengan rasa masam buah stroberi. Karena rasa masam itulah buah warna merah menggoda ini menjadi buah favoritnya karena bisa menjadi mood-booster saat dia lagi bete. Tapi akhirnya, setelah beberapa peristiwa terlewati, ia sadar bahw...