Freaky Love

69 4 0
                                    

Emang gak ada yang abadi di dunia ini, begitupun untuk jomblo abadi kayak gue. Sehancur-hancurnya muka gue, pasti yang di atas memberikan jodoh buat gue. Seperti yang gue rasain sekarang, gue merasa perjalanan gue sebagai seorang yang minim cinta akan berakhir tahun ini. Bagaimana tidak? beberapa bulan belakangan banyak cewek yang nolak gue, banyak cewek yang ngeludahin gue. Sekarang? yah gak jauh beda sih, sama juga.

Untuk September 2014 ini ajah gue udah punya lima gebetan, masing-masing dari ras yang berbeda. Makanan mereka juga berbeda, ada yang makan nasi, ada yang makan ikan, ada yang dimakan ikan, ada yang makan dedak, makan serangga kecil, dan ada juga yang makan sesamanya. Wajah mereka juga blasteran, Pakistan-indo, Portugal-Indo, Papua-Indo, Nigeria-Indo, sampai Afrika-Indo. Teman-teman gue banyak yang iri, apalagi kalau tiap hari sabtu gue bawa cewek ke café gonta-ganti. Mereka nanyain 'Bro pacar-pacar loe kayak Piala Dunia ya, banyak ragamnya'. Gue santai ajah menanggapinya sambil tersenyum kecil, dulu mereka sering ngatain gue jomblo permanen, dan sekarang yang tertawa terakhir dialah pemenangnya.

HAHAHAHA...! (Ketawa sombong sambil berkacak pinggang)

Akhirnya gue jadi leboy beneran. Leboy cap sarung gajah ngesot.

Diantara semuanya gue paling ngerasa asik dengan Ayu (nama samaran biar enak didengar, padahal nama aslinya Gustavo). Doi anaknya nyambung dengan gue, doi juga penurut tapi doi bukan sejenis bleki gung..gung...gung, kalau gue main kerumahnya, doi nyambut gue bagaikan raja. Ya, rajanya para hewan. Ayu juga suka melayani gue selayaknya suami. Tapi tunggu dulu, melayani yang gimana dulu, misalnya mengintimidasi gue kalau lagi gak ada duit, hanya memberikan gue air putih yang belum dimasak kalau gue gak ngasih uang bulanan. Asem!. Sebenarnya gue tuh heran, dia cewek gue atau kepala rampok.

Biar pun begitu doi punya wajah diatas rata-rata, serata tanah. Salah satunya yang buat gue salut sama dia adalah dia ingin selalu tampil cantik di depan gue, selalu terlihat kalem, terlihat sebagai wanita idaman, padahal aslinya di belakang gue dia lari-lari liar terus manjat-manjat pohon mangga. Doi pun sering ngebuat gue bekal makanan kalau gue mau berangkat kerja, setelah gue buka bekal di tempat kerja ternyata isinya nasi dan lauk-pauk sisa semalem. Tapi, doi sangat menyayangi gue, gue bisa rasakan itu.

Kadang gue kalau lagi duduk di sofa suka ngelamunin dia. Gue suka lihat dia yang ke-Ibuan. Suka bersih-bersih rumah, suka ngelap kaca jendela, suka masak, suka nyapu rumah, suka nyuruh gue ngepel rumah sehabis dia nyapu. Gue dan doi merupakan sepasang kekasih yang sudah saling terikat satu sama lain. Sebagai seorang dewasa, tentunya kita sudah berfikir kedepan untuk hubungan ini. Yaitu Pernikahan. Mungkin gak terlalu cepat mengingat umur gue udah 25 dan doi menginjak usia 24 saat ini. Usia yang cukup ideal untuk nikah muda. Salah satu persiapan kita adalah dengan menabung. Nabung di celengan babi yang terbuat dari plastik. Ahay, jangan lihat plastiknya, tapi lihat isinya. Isinya ada uang gopek recehan, uang seribu, dua puluh ribu. Setelah gue itung kemarin jumlahnya masih dua puluh satu ribu lima ratus rupia-rupia warnanya. SEdikit demi sEdikit lama-lama jadi sulit.

Sama seperti yang lalu-lalu, gue dan Ayu dipertemukan dengan cara yang tidak sengaja, dengan cara yang tidak lazim, di sebuah tempat hasil evolusi bumi. Sebuah tempat yang jarang dikunjungi pasangan manapun untuk sekarang, sebuah tempat yang mungkin tidak akan pernah loe temukan di kota besar. Sawah tertampang luas dengan padi yang tumbuh subur, dan tempatnya itu ada di pinggir jalan besar. Jadi luas tempatnya sekitar 4 hektar. Ketika angin sepoi-sepoi datang di sore hari maka sawah akan terlihat lebih indah. Tanaman padi akan bergoyang terkena angin, seperti ombak di laut.

Saat itu emang gue lagi galau (seperti biasanya). Terus gue coba nenangin pikiran di tempat tersebut. Pikiran gue hari itu sembraut. Gue gak nyangka bahwa Lisa bisa ninggalin kenangan yang begitu dalam. Yang bisa gue lakuin cuma berharap dan berharap, bahwa ada seorang cewek yang bisa buang jauh-jauh Lisa dari pikiran gue. Disaat seperti itulah, langit terbuka lebar, Guntur datang silih berganti secara bergemuruh, langit mendadak hitam. Dari cakrawala yang terbuka lebar turun seorang cewek disertai lagu Roma Irama, 'Judi'.

Cinta SkizofreniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang