What?!

1.5K 101 0
                                    

Helloo! Ini bakal lebih panjang dari sebelumnya (tetap absurd) dan bahasanya ga (ff) banget.
T^T baca aja ya!
.
.
.
.
.

Jungkook terlihat menundukㅡmenyapa seseorang yang tengah membersihkan jendela sebuah bangunan.

"Eh, kau. Jungkook-ssi? Mau makan malam bersama keluarga kami nanti malam?" Tanya seorang pria paruh baya tersebut sembari menyudahi kegiatan mengelap jendelanya.

"Eh? Tidak usah merepotkanmu, ahjussi," jungkook melemparkan senyuman sopannya yang terlihat begitu manis.

"Tidak, sungguh tidak merepotkan. Datang, ya. Biarkan uang-uangmu itu kau simpan untuk kebutuhan besok-besok. Aku tahu, lembaran itu sangat berharga bagimu," pria paruh baya tersebut tersenyum sambil menepuk punggung Jungkook. Jungkook hanya tersenyum sungkan, lalu mengangguk.

"Baiklah, terima kasih Ahjussi."

***
Jeon Jungkook mendapat keberuntungan kecil yang cukup berharga baginya. Setelah angkat kaki dari apartemen Yeonji, ia mendapatkan sebuah tempat tinggal disebuah apartemen mewah milik seorang pria paruh baya yang sangat dermawan. Hatinya begitu baik, ia memberikan satu kamar apartemen untuk Jungkook yang malang malam itu dan permohonan Jungkook sebelumnya diiringi baju yang basah akibat hujan deras malam itu.

Flashback..

TARR

Gemuruh suara-suara langit mengantarkan hujan deras malam itu. Jungkook yang masih mengenakan seragam sekolahnya sambil membawa tas berisi segala pakaiannya berlari kencang menembus air-air hujan yang meluncur dengan kasar.

Sampai akhirnya, ia berhenti untuk berteduh disebuah gedung tinggi yang sungguh nyaman dengan lampu-lampu di dalamnya.

Flashback off..

***

Matahari menembus tirai putih yang menghalangi pemandangan dari jendela sebuah kamar.

Jeon Jungkook, ia tengah meregangkan tubuhnya dari tidur pulas. Berusaha mengumpulkan nyawanya, lalu membuka tirai jendela panjang yang memampang pemandangan indah kota Seoul.

"Syukurlah, aku masih bisa hidup. Hidup di tempat seperti ini.. Terlalu mewah bahkan," ujarnya sambil mengedarkan pandangannya kearah tiap sudut kamar.

Ia berjalan menuju kamar mandi, sebelumnya ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi.

"Oh tidak, aku harus sekolah!!"

***

"Yeonji!"

Seorang perempuan berambut coklat kehitaman sedang menunduk, lalu mengangkat kepalanya sebab merasa namanya terpanggil.

Jungkook, ia yang meneriaki nama itu pun melirik perempuan tersebut dengan tatapan berat.

"Kim Yeonji, bukan kau,"

Brr

Nadanya sungguh bukan gaya seorang Jeon Jungkook, ia bahkan tak sedingin itu.

Beberapa detik kemudian, Kim Yeonjiㅡteman sekelas Jungkook menghampirinya sambil dengan otomatis memberikan tumpukan kertas.

"Ah, ini laporannya, Jungkook. Tadi aku sudah konfirmasi dengan Jung seongsaenim." Kim Yeonji, ia tersenyum lalu pergi setelah benar-benar melepaskan kertas-kertas itu dari tangannya menuju tangan pria itu.

Jung Yeonji menghela nafasnya kasar, kemudian dengan hati yang panas ia meninggalkan Jungkook yang sedang membereskan kertas-kertas tadi.

***

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang