Not That Easy Tho

558 48 1
                                    

--last part before--

"Ulang tahunku tak jauh dari Jungkook.. Mungkin aku akan mengajak Yeonji untuk sekalian merayakannya dan ikut makan malam bersama kita.."
Ujar Namjoon sembari mengeratkan kaus kaki biru navy nya. Yoongi mengangguk serius. Mungkin untuk ekspresi yang satu ini merupakan Yoongi yang sedang mengingat suatu kepedihan.

"Uhm... Apa kita hanya sekedar merayakan ulang tahunmu dan Jungkook dengan makan malam saja?"

"Hm lalu, kau mau bagaimana?"

"Aku... Ingin ke makamnya,"

***

"Ayolah Yeonji, makananmu belum kau sentuh sama sekali.. jungkook juga tidak suka melihatmu begini terus.."

Namjoon berkali-kali menempuk pelan punggung wanita di sampingnya yang tak henti mengalirkan air mata. Dengan sesekali terisak, Yeonji tetap saja tidak mau berbicara, ataupun makan. Sedangkan Taehyung dan Yoongi sedang memotong daging steak dengan rasa canggung. Hanya suara porselen yang beradu dengan garpu dan pisau.

"A-aku jadi tidak napsu makan juga jadinya, hyung.." Taehyung menghela nafasnya pelan, setelah benar-benar mengelap bibirnya dengan selembar tisu. Ia menyudahi makannya.

"Tapi makananmu belum habis Tae, dan.. Yeonji-ah, kau bisa sakit, ayolah. Ini bukan restoran yang sering kita datangi, kan? Aku juga tidak berniat membuatmu mengingat semuanya.."
Yoongi pun ikut angkat bicara. Mereka semua jadi merasa tidak enak setelah mengajak Yeonji yang sedang berbahagiaㅡflashdisk tugasnya kembali. Ia jadi membiarkan kristal bening itu turun.

Tapi, sesungguhnya mereka hanya ingin merayakan kecil ulangtahun Namjoon dan Jungkook bersama. Hanya itu.

***

"Tidak usah! tidak perlu belok kiri."
Namjoon tersentak dengan perkataan Yeonji, kemudian menengok kearah Yeonji di sebelahnya sembari mengerutkan kening.

"Ada apa? Bukankah kita akan ke 'rumah' Jungkook?" Tanya Taehyung muncul dari kursi belakang. Sedangkan Yoongi hanya diam dengan earpodnya yang bernyanyi.

"Tolong.. Aku hanya tidak ingin mengingatnya terus menerus. Lagipula aku selalu mendoakannya dari jauh kok, aku selalu tetap peduli memikirkan pola makannya yang tidak teratur, aku selalu memberinya ucapan selamat karena telah membuatku bahagia dari jauh, aku menyimpan bunga-bunga darinya, aku selalu memikirkannya, dan aku.. Aku selalu dan akan tetap mencintainya!" Yeonji berteriak dengan penuh penekanan. Nafasnya menderu dan kemudian menyadari apa yang ia telah katakan. Jantungnya berdetak lebih kencang, pikirannya tak karuan.

Ketiga anak Bangtan di dalam mobil itu pun sersentak, kemudian terdiam untuk membiarkan rasa sakit wanitaㅡyang merasa kehilanganㅡitu meluap. Mereka mengerti semua rasa itu, mereka juga merasakannya.

"Bangtan. aku juga merindukannya, Yeonji-ah. Kami tahu apa yang kau rasakan. Tapi ini sudah bukan lagi waktu yang dekat dengan kejadian itu. Aku ingin kita semua, kita.. sama-sama berbahagia, sama-sama mengenang mereka dengan perasaan baik walau nyatanya memang sesulit mengembalikan piring yang sudah hancur pecah seperti hati yang kita miliki, tapi kit-"

"AWAAAS!"

Ciitt!

"Uuhh.. untung saja, kau hampir menabraknya Namjoon! Kau gila?!" Taehyung mengelus dadanya dengan heran.

"Menabrak apa? Biar aku cek, ada apa di depan mobil tadi?" Namjoon keluar dari mobil. Kemudian ia mendapati seorang anak kecil yang berdiri ketakutan di depan mobilnya. Dengan terusan pink dan sepatu coklat, ia terlihat begitu menggemaskan.

Tetapi dengan hati yang rapuh, Namjoon memeluk anak kecil itu yang mulai menangis. Ia tahu, pasti anak  itu sangat ketakutan tadi.
Aku minta maaf, lalu Namjoon menggandeng si manis kecil ke trotoar jalan. Anak itu perlahan tersenyum, lalu berkata
"Aku tidak ingin melakukannya lagi, oppa! Dimana eomma?"

"Namamu siapa manis? Eommamu.. "
Dengan jawaban yang sedikit menggantung, Mata Namjoon mengedar mencari petugas keamanan yang tadi sempat tertangkap matanya.

***

"Sudah beres? Siapa anak itu?" Tanya Yoongi, melepas sebelah earpod yang bertengger di telinganya setelah Namjoon membuka pintu mobil.

"Aku tidak kenal tentunya, namanya Jeon So Mi sepertinya. Ibunya hanya ke minimarket sebentar ternyata. Dan.. aku menyesal dan merasa lalai tadi, maafkan aku,"

"Tidak apa-apa Namjoon-ah. Eoh wait. SIAPA NAMANYA?" Yeonji tersentak saat mendengar jawaban Namjoon. Matanya melebar, alisnya berkerut.

"Jeon... Sonmi atau Somi? Ah sungguh aku tidak begitu mengingatnya.. ada apa??"

"D-dia.. kan, bukankan dia.."

"CEPAT KATAKAN,"









Sampe gatau lagi mau update apa setelah ini:)) telatnya lebih telat dari penyesalan gak ini:(( he he he. Btw disitu rapmonnya kek daddy bgt kujadi lelah:(

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang