Apa aku beritahu saja?
"Yeonji-ah.."
"Yaa, paman?"
"Ah.... Sepertinya jjangmyeonnya enak, Yeonji-ah! Ahjussi belum makan malam, aku akan mencobanya~"
"Oishi! Coba, paman!"
***
"Yeorobun.. Tadi sore saat aku mengambil dompetku yang tertinggal di lobby, aku bertemu dengan saem. Ia bilang ia juga mencari si tengik itu, ia tidak bergabung selama kita sampai di Osaka," jelas Namjoon, kepada kelima temannya.
"Dimana anak itu ya?"
Semua terdiam. Kelimanya duduk melingkarㅡwalau tak sesempurna lingkaranㅡdi dalam kamar hotel. Waktu menunjukkan pukul delapan malam.
"Kita boleh memikirkannya, tapi makan malam tak boleh terlewatkan. Kalian tidak berniat menikmati makanan di restoran di bawah? Hampir habis sejak tadi," terang Seokjin yang sangat peduli dengan seluruh sahabatnya.
"Apa ia sekamar dengan murid pria lain? Tapi aku benar-benar tidak melihat batang hidungnya, sejak di bandaran," lirih Jimin.
"13 kali aku menghubungi nomornya, tak satupun yang terangkat," tambah Taehyung sambil memutar-mutarkan telfon genggamnya. Ia turut mencemasi pria tinggi itu.
"Aku hawatir, kita kan pulang besok sore. Bagaimana jika dia belum kembali sampai esok?"
"Bagaimana kalau kita hubungi orang tuanya?" Tanya Hoseok.
Seketika kelima pria yang sedang duduk melingkar itu terdiam. Menatap satu arah, Jung Hoseok.
"Hei hoseok.. Kau lupa?" Kim Seokjin, memberikan tatapan dalam dengan penuh penekanan. Sungguh bukan gaya seorang Seokjin biasanya.
"Eo? Lupa..?" Hoseok tampak berfikir, kemudian menjentikkan jarinyaㅡseperti biasannya.
"Aku ingat. Maafkan aku,"
"Sungguh, saat di pesawat aku duduk tak jauh darinya. Ia duduk satu baris di kanan depanku," ujar Yoongi, meluruskan topik pembicaraan.
"Apa?!" Kelimanya tersentak.
"Lalu, saat di bandara ia kemana?"
"Mana kutahu! Aku langsung ke toilet,"
***
-Jungkook pov-
Di..mana aku?
Gumamku sambil mengerjapkan mata perih ini beruang kali.
Aku tahu sekarang, di rumah sakit. Sungguh mataku perih sekali, ada apa?
Perutku? Aku mencoba membuka perlahan pakaian yang kukenakanㅡpakaian rumah sakit.
Sudah terbungkus perban, walau rasanya sungguh mematikan."Ah.. Dompetku dimana?!" Aku meraba sakuku, tentu saja tidak ada. Pakaian ini bukan bajuku.
"Dimana handphone ku..?"
Tiba-tiba seseorang memasuki ruangan ini. Ruangan penuh dengan bau yang tidak enak, namun ruangan ini sangat dingin dan tenang. Aku suka ketenangan,
Tanpa masalah.
"Itu tidak mungkin," kataku, berfikir jauh.
"Jeon Jungkook? Sudah sadar. Apa yang kau rasakan?" Tanya suster, sambil mengeja namaku.
Aku mengangguk pelan.
"Uhm suster, apa kau melihat handphone dan dompetku?"Wanita yang terlihat lebih tua belasan tahun dariku itu tersenyum.
"Tepat sekali, aku kesini ingin mengembalikan itu," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FanfictionJeon Jungkook, pria yang berstatus sebagai seorang siswa di Nancho Senior High School itu merasakan hilangan sahabatnya, Jung Yeonji. Wanita manis itu. Terbesit rasa berasalah, tetapi juga tak ingin berada di sisi pria itu. Apakah selain cinta, menj...