Jeon Jungkook, terbangun dari kesadaran yang sebelumnya lenyap untuk sesaat. Meraba wajahnya yang tak mulus, merasakan cairan merah dimana-mana, juga luka. Ia bangkit dengan sekumpulan tenaga seadanya, dan betapa terkejutnya ia mendapati pandangan yang tak terdefinisi.
"O- oh t-tidak. Ah, Jimin hyung..!" Ujar Jungkook dengan lirih, saat pandangannya tertuju pada reruntuhan puing pesawat. Banyak orang-orang yang tertimpa, banyak orang pula yang berlarian lalu lalang dengan tandu. Kakinya terasa nyeri, ia tahu tulangnya tertindih puing berat disana.
Yang ada di depannya, Park Jimin yang terpejam, tangannya mengepal lemah rip jeans Jungkook yang sudah kusut seperti telah dikepal erat sebelumnya. Jungkook terisak, melihat Kening Jimin yang tanpa henti mengeluarkan cairan kental merah yang deras. Dan bagian itu, terlihat sobekan lebar. Jungkook mencoba mencari keberadaan teman-temannya, dengan gerakan gusar dan meringis sesaat.
Semuanya terasa seperti mimpi, Jungkook melihat langsung orang-orang yang sepertinya sudah tak bernyawa, kemudian dibawa oleh orang berbaju seragam dengan lainnya yang tiba-tiba datang dan berhambur.
Jungkook menyadari sesuatu, punggungnya terasa basah sedari tadi. Basah, sedikit tergenang air yang bercampur darah-darah menyeruak.
"Yang disana!! Ia masih sadar! Cepat bawa, dan pisahkan dengan skoci plastik hitam!" Samar-samar terdengar seseorang meneriaki bawahannya dan menunjuknya yang masih terdiam dengan sekujur tubuhnya yang gemetar.
Jungkook dituntun perlahan. Ia tersadar, mereka berada pada permukaan air laut. Ia segera ditempatkan pada boat yang berisi beberapa orang yang setengah sadar, dengan luka-luka tak jauh beda sepertinya.
Ia menautkan alisnya, ketika pandangannya tiba-tiba tertuju pada kedua temannya yang sudah tak asing, Taehyung dan Namjoon yang sedang berbaring lemah tak jauh darinya. Segera Jungkook menghampiri dan memeluk erat kedua sahabatnya.
"Hyung!! Taehyung!" Namjoon dan Taehyung yang awalnya terkejut segera saling memeluk satu sama lain.
Namjoon tersenyum paksa, memejamkan matanya.
"Aku pikir aku akan sendirian teman-teman,""Hyung.. Kakiku.." Ucap Jungkook kepada keduanya. Ia mengernyitkan dahinya murung, kemudian tangannya bertumpu pada bahu Taehyung yang tidak bersimbah luka yang parah. Hanya sedikit lecet, dan berdarah.
"Yaampun Jungkook.."
"Tapi.. Dimana yang lainnya?" Tanya Taehyung. Mata Namjoon memerah, kemudian merangkul Taehyung untuk kedua kalinya.
"Seokjin Hyung... Sudah disana.." Namjoon mengarahkan matanya ke skoci kecil yang mengangkut korban yang telah terbungkus plastik hitam. Mata Jungkook dan Taehyung menyayu, memanas.
"Hyung.." Ketiganya tidak kuat menerima kenyataan yang terlalu cepat itu, Taehyung segera merangkul Jungkook yang sudah terisak dan menepuk pelan punggungnya.
"Hiks! Tapi Jin Hyung- aku telah berjanji padanya untuk menemaninya menempel koleksi prangko terakhirnya nanti yang ke 101. Aku pikir itu tak musitahil sebab jumlahnya sudah 100," Jungkook mejelaskan. Taehyung dan Namjoon mengerti, keduanya mengangguk dalam diam.
"lalu.. Dimana Yoongi hyung dan Hoseok hyung?"
"Kita tunggu saja sampai tim penyelamat mengumpulkan semuanya,"
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kependekan&terlalu lama mengupdate lmfao
#vote #comment yawkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FanfictionJeon Jungkook, pria yang berstatus sebagai seorang siswa di Nancho Senior High School itu merasakan hilangan sahabatnya, Jung Yeonji. Wanita manis itu. Terbesit rasa berasalah, tetapi juga tak ingin berada di sisi pria itu. Apakah selain cinta, menj...