Surat Dari Ibu

9.1K 552 4
                                    

Aroma teh hijau memenuhi rongga hidung memberikan rasa hangat dan nyaman. Bibir ku sesekali menyesapnya, tidak ada yang lebih nikmat dari meminum teh hijau di pagi hari. Rambut yang berantakan, dan baju tidur berwarna coklat muda menghiasi seluruh cermin di hadapanku. Ya itu aku, terpaku manis didepan cermin meja dapur. Melihat hasil karya Tuhan yang di anugerahkan untukku.

"Kau masih terlihat cantik, dear"

Aku tersenyum tulus dan mengangguk.

"Terimakasih ayah"

Ayah tampak luar biasa pagi ini, dengan jas hitam dan sepatu yang mengkilap.

"Kerja ?"

Ayah mengangguk lalu mengusap lembut pucuk kepalaku.

"Bahkan dihari minggu ? Oh ayolah ayah, kau perlu istirahat" nada tidak suka terdengar jelas dikalimat yang aku ucapkan.

"Ayah harus menyelesaikan pekerjaan yang tidak dapat ditunda, dear"

Aku memutar bola mataku jengah. Ayah memang seorang pekerja keras, dan itulah hal yang aku kagumi dari ayah. Ia bahkan tidak pernah mengeluh, tidak seperti aku.

"Oh ya Lena, ini ada sesuatu"

Aku menerima selembar surat dari ayah. Di baliknya terdapat sebuah nama Alice Athena Lee.

"Ibu?" Tanyaku.

Ayah mengangguk lalu melirik arlojinya.

"Sudah jam 7, aku harus segera berangkat. Baca isi surat itu dan pahami artinya." Ucapnya

Baru beberapa langkah ia berjalan meninggalkanku, ia berbalik lalu mengusap puncak kepala ku lagi.

"Kau sudah besar sekarang" lirihnya, lalu ku rasakan sesuatu yang lembab mencium keningku.

Aku masih membolak-balikkan surat ibu sambil berjalan ke kamarku, menyimpan surat ini di meja rias.

"Waktunya mandi Lena" gumamku pada diriku sendiri.

---------

Pepohonan dengan daun berwarna coklat dan kuning emas yang cantik. Aku merapatkan syalku, berjalan pelan dan sesekali tersenyum kepada orang yang ku kenali.

"Hai Mr. Freseel, apa kabar ?"

Ku lihat lelaki tua ini memandangku, ia merapatkan kacamatanya lalu tersenyum tulus.

"Hai Mrs. Lee" katanya.

Ia mulai keluar dari pekarangan rumahnya, tongkat nya berbunyi seirama dengan langkah kakinya. Rambutnya yang putih dan sedikit, kulitnya yang sudah keriput dan mata birunya yang sayu.

"Bagaimana kabar ayah mu ?" Katanya setelah sampai didepanku.

"Dia baik, hanya saja ia terlalu sibuk belakangan ini."

Mr. Freseel terkekeh pelan.

"Ayahmu memang pekerja keras, bahkan ibumu juga dulu sering bilang seperti itu padaku"

"Benarkah ? Ibu dulu sering kerumah anda ?" Tanya ku penasaran.

"Dia sering kesini waktu hamil kau dulu. Ia selalu bahagia ketika berbicara dengan istriku. Kau tahu kan ayahmu selalu sibuk ?"

Aku mengangguk mengiyakan, mengalihkan pandangan ke arah rumah disamping rumah Mr. Freseel.

"Setahu ku rumah disampingmu itu kosong ?" Tanyaku.

Lelaki tua ini mengalihkan pandangannya kerumah itu, lalu memandangku.

"Rumah ini sudah dihuni sejak 3 minggu yang lalu Mrs. Lee. Dua pemuda yang tampan, kalau tidak salah, salah satunya bernama Christian Beadles" jelasnya.

Lena LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang