Sekembalinya Azka dari sekolah, Sela mengingatkan putranya untuk makan malam di luar atas ajakan rekan bisnis Yoga. Ia juga mengatakan bahwa anak dari teman papanya sangat cantik. Azka hanya berdehem karena ujung-ujungnya menyangkut anak perempuan. Ia begitu bosan jika berhadapan anak perempuan yang masih labil, mereka semua sama saja. Cukup Lola saja yang berkelakuan aneh terhadapnya setiap hari, jangan sampai ia menambah kejengkelannya setiap hari dengan anak rekan bisnis papanya.
Pada malam harinya, Azka masih belum siap-siap. Hanya dia yang terlihat santai di ruang tamu sambil menonton televisi.
"Sayang.. kamu ngga jadi ikut..?" Tanya Sela sekali lagi
"Ngga, ma. Azka pengin istirahat" Jawabnya
"Kamu di sini sendiri, loh. Mama telfon Lola, ya. Biar kamu ada temen" Tawar Sela "Lola hari ini kok ngga datang, ya..?! Ngga seperti biasanya" Gumannya lagi
"Mungkin Lola ada urusan lain, yang" Jawab Yoga. Sela kemudian menggerutu lagi karena Lola tidak bisa di hubungi "Kita suruh pak Remon jemput Lola dari rumahnya aja" Usul Yoga pada istrinya
"Mending abang ikut aja, deh. Dari pada tinggal di sini sama cewek barbar itu, bisa-bisa abang di serang lagi. Terus dia minta pertanggung jawaban abang! Terpaksa abang nikahin dia. Abang mau nikah sama dia..?! Ngga, kan?! Abang juga ngga mau jadiin dia ibu dari anak-anak abang nanti, kan" Kompor Bara. Yoga dan Sela saling melirik jengkel pada putra kedua mereka. Ucapan Bara mengingatkan mereka dengan kejadian mereka dulu
Azka berdecak kemudian berdiri dan pergi ke lantai dua. Adeknya benar, ia harus ikut untuk menghindari cewek barbar itu, manatahu anak rekan bisnis papanya tidak sebarbar Lola. Mamah dan papahnya selalu menggunakan Lola sebagai ancaman jika Azka tidak berniat melakukan sesuatu atau tidak mematuhi ucapan keduanya.
"Kalau Bara sih, ogah banget. Mending ikut, mana tau anak temen papa cocok, kan lumayan buat pelarian dari cewek barbar itu" Tambah Bara lagi sebelum Azka memasuki kamarnya
"Sayang... Anak kamu tuh, ngompor banget" Gerutu Sela memukuli lengan Yoga yang duduk di sampingnya
"Tau nih si Bara. Kayak cewek aja. Ngember!" Cibir Adel
"Mangkanya...!"
"Yang... kayaknya kita udah lama deh ngga ke rumah Sri dan Reno" Pancing Yoga senyum jahil
"Oh ia, kapan kita ke sana..?" Tanya Sela mengikuti drama suaminya
"Gimana kalau minggu depan..?" Sela mengangguk mengiyakan
"Beneran pa, ma..? Luna udah kangen banget sama kak Sofia" Ucap Luna berbinar. Kedua orang tua mereka mengangguk dan tersenyum jahil.
Bara yang sedari tadi mendengar keluarga Sri langsung bungkam, ia tidak mengeluarkan cercolan atau kritikan tentang Lola. Yoga dan Sela jelas mengetahui bahwa Bara menyimpan sesuatu pada putri sahabat mereka, Sofia.
"Kita memang pinter berakting dari dulu" Bisik Yoga pada istrinya
Beberapa saat kemudian Azka turun. Meskipun ia menunjukkan wajah flatnya, namun itu sudah cukup bagi Sela dan Yoga. Mereka tersenyum dan bertos ria karena Azka akhirnya mengganti pakaiannya dan ikut bersama mereka. "Kelemahan Azka, Lola" Bisik Sela di telinga Yoga. Mereka kembali tertawa cekikilan di depan anak-anak mereka.
"Kelemahan Bara, Sofia" Tambah Yoga lagi
"Oh ya, Bar..! Sofia titip salam sama kamu" Ucap Yoga pada Bara yang masih diam di tempat
"Minggu depan kamu ikut kita, kan..? Sofia suka sama kamu loh, kamu juga suka dia, kan..?!" Tambah Sela menahan tawa
"Mah, pah... Demen banget sih kepoin anak" Kata Bara jengkel. Yoga dan Sela terbahak-bahak karena berhasil mengerjai Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]
Teen FictionGANTI JUDUL. CEWE BARBAR => LOLA Sequel of (S)He Is Crazy #2 Cover by : @Lita-aya SELURUH CERITA MASIH UTUH. TAPI PRIVATE ACAK. FOLLOW UNTUK MEMBACA KESELURUHAN CERITA!! Mungkin kata 'BARBAR' saja tidak cukup untuk Lola bagi Azka. Ia tidak tahu...