Lola bangun dari tidur indahnya. Ia tersenyum mengingat kembali kejadian tadi malam. Kemajuan pesat! Ia meraba lehernya yang memerah. Wajahnya seketika bersemu merah. Tadi malam sebelum tidur, ia sempat memeriksanya pada pantulan cermin. Merah dan lebar!
"Non..., den Azka sudah datang!" Lola berlonjak kaget.
Apa? Secepat itukah Azka datang ke rumahnya? Jam berapa sekarang? Sesemangat itukah dia menemuinya? Huaaa..., Lola tidak bisa melukiskan kebahagiannya. Ia langsung melompat dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk mandi. Ia buru-buru ingin cepat bertemu dengan Azka. Lola mengabaikan rambutnya yang masih basah. Ia keluar dari kamar mandi dan menutup asal pintunya.
"Lho, kakak," Lola begitu terkejut mendapati Azka sedang duduk santai di bangku belajarnya sambil membuka bukunya. Azka masuk ke kamarnya? Kemajuannya semakin bertambah. Azka menaikkan kepalanya dan menatap Lola yang hanya memakai handuk. Handuknya!. Tanpa menghiraukan dirinya, gadis itupun melangkah lebar-lebar pada Azka dan memeluknya. "Kak..., aku kangen" ucapnya manja.
"Huh! Udah kembali barbar!" guman Azka meletakkan buku tersebut dan menahan pinggang Lola. Gadis itu adalah orang yang paling ajaib yang pernah di temuinya. Susah di tebak dan lumayan menyenangkan. "Keringin dulu rambutmu. Nih bajuku sampe basah!" Sungut Azka menjauhkan tubuh gadis itu darinya.
Lola nyengir kuda, "Maaf, kak!" ucapnya membentuk tanda peace. Ia mengecup kilat pipi Azka dan berlari pada lemari pakaian lalu ke kamar mandi. Azka menggelengkan kepala dan membuka kembali buku yang di bacanya. Buku kecil itu adalah catatan pribadi milik Lola. Buku diarynya.
Semua yang terjadi padanya di catat di sana. Azka masih mengingat semua perlakuannya terhadap Lola. Ia begitu kasar dan dingin. Tetapi gadis itu masih saja menulis kata-kata cinta padanya di buku tersebut. Sungguh gadis yang energik dan pantang menyerah.
Azka kembali mendongak mendengar pintu kamar mandi tertutup. Lola keluar dengan pakaian lengkap dan rambutnya sudah mengering. Senyumnya tidak pernah lepas dari wajahnya.
"Sini!" Azka menyuruh Lola mendekat.
Lola menurut dan menghampirinya. Cowok itu mengambil bedak tabur baby dan mengarahkannya pada leher Lola untuk mengaburkan tandanya tadi malam.
"Sejak kapan barang-barangku pindah ke kamarmu? Hem?" Tanya Azka menatap wajah Lola. Gadis itu tersenyum tanpa merasa bersalah.
"Dari tiga bulan yang lalu, kak" Jawabnya polos
"Pantas saja barang-barangku sering hilang," guman Azka yang masih terdengar Lola dengan jelas.
"Maaf, kak" Jawab Lola memasang wajah puppy eyes
"Kamu ngambilnya tanpa sepengetahuan pemiliknya. Berarti selama ini kamu maling" Sungut Azka menghentikan tangannya.
Lola menggelengkan kepala, "Ngga, kak! Aku minta dari mama" Jawabnya tanpa dosa.
"Itu semua bukan punya mama, tapi punyaku" Azka mulai kesal.
"Maaf deh, kak. Nanti aku minta dari kakak langsung"
"Minta apalagi?"
"Masih banyak, kak. Baju kakak baru beberapa pasang aja di lemariku. Foto kakak juga masih sedikit" Azka menghela nafas panjang pada kepolosan Lola. Gadis itu benar-benar aneh bin ajaib.
"Ganti baju yang berkerah aja!" Suruhnya pada Lola setelah selesai menaburkan bedak. Lola mengiyakan dan membuka lemarinya lagi. Ia mengambil baju berlengan pendek dan berkerah, kemudian masuk ke kamar mandi lagi. Azka menunggunya di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]
Teen FictionGANTI JUDUL. CEWE BARBAR => LOLA Sequel of (S)He Is Crazy #2 Cover by : @Lita-aya SELURUH CERITA MASIH UTUH. TAPI PRIVATE ACAK. FOLLOW UNTUK MEMBACA KESELURUHAN CERITA!! Mungkin kata 'BARBAR' saja tidak cukup untuk Lola bagi Azka. Ia tidak tahu...