9

32.6K 1.9K 41
                                    


Dua hari kemudian, Lola menampakkan kembali wajahnya di hadapan Azka, kali ini ia membawa bekal seperti beberapa hari yang lalu. Ia adalah tipikal gadis yang tidak mau berlama-lama memendam rasa kesedihan. Ia adalah Lola, gadis yang tegar dan ceria.

"Hai, kak Dodi, kak Raka!" Sapa Lola pada kedua cowok di depannya. Ia tersenyum seperti biasanya. Hanya satu perbedaanya dari biasa, ia tidak heboh dan tidak menyapa Azka di samping kedua cowo itu. Memandangnya saja ia enggan. Kedua sahabat Azka memang mengetahui jika mereka sedang bermasalah, namun tidak tahu dengan kejadian yang sedetailnya. Selama dua hari berturut-turut Lola tidak menampakkan dirinya di depan mereka. Mereka hanya sekedar bertanya kepada Azka keadaan Lola dan hanya dijawab gelengan kepala dan mengangkat bahu tidak peduli olehnya.

"Nih, aku bawain makanan buat kak Dodi sama Kak Raka" Lola memberikan pada mereka satu-satu box makanan. "Maaf ya, kak, kemarin Lola ngga bawa makanan untuk kakak" Ucapnya ramah. "Lola ngga sempat buat eksperimen" tambahnya nyengir kaku

Azka memandang gadis itu dengan enggan, ia tahu jika gadis itu sedang membaik-baikinya dan akan mengejarnya lagi seperti hari biasa.

"Ngga papa" Dodi dan Raka tersenyum maklum.

Sesaat kemudian, Lola hendak kembali lagi ke kelasnya karena urusan mengantar makanan sudah selesai.

"Lho, itu kamu bawa juga?" Dodi menunjuk pada box di dekapan Lola dengan cerngitan bingung. Mereka memandang Azka yang masih menunjukkan wajah flatnya.

Lola tersenyum dan mengangkat sedikit box tersebut sambil berkata, "Ini buat Lola, kak" Ia kembali berbalik dan meninggalkan mereka di koridor sekolah setelah mengucapkan terima kasih, sama sekali tidak peduli dengan Azka, menolehpun enggan.

Tanpa terasa sudah seminggu lamanya Lola mendiami Azka, dia juga tidak pernah lagi mengunjungi rumah keluarganya. Kali ini ia benar-benar membuktikan ucapannya tidak lagi mengganggu Azka dan segera melupakannya. Ia benar-benar bisa bertahan dan tidak menghambur pada Azka ketika mereka berpapasan atau Lola sedang memberikan makanan pada kedua sahabatnya. Perubahan sikap Lola tidak ada pengaruhnya terhadap Azka, ia masih menunjukkan wajah flat dan tidak perduli dengan kehadiran Lola di depannya. Mereka bagaikan orang asing yang tidak pernah mengenal satu dengan yang lainnya.

Setiap kali Sela menanyakan tentang Lola, Azka selalu menjawab tidak tahu lalu pergi ke kamarnya. Ia berusaha menghindar jika percakapan mereka menyangkut Lola. Dengan sikapnya yang semakin dingin dan irit bicara membuat Sela dan keluarganya menggeram kesal. Beberapa kali juga Sela menelpon Lola dan menyuruh datang ke rumanya, gadis itu selalu memiliki alasan untuk menolak ajakan Sela.

Selama seminggu itu pula, tiga kali Lola memberikan makanan seperti biasa pada Raka dan Dodi. Ia masih bersikap seperti biasa pada mereka berdua. Ramah dan mudah tersenyum, namun seperti tidak menyadari keberadaan Azka di sana. Ia selalu terabaikan dan tersisihkan. Sungguh miris!

"Lola bawa boxnya lebih lagi ya?" Raka bertanya sambil menautkan kedua alis tebalnya. Lola memperhatikan tangannya yang masih menenteng satu box lagi, ia pun merutuki dirinya yang pelupa. Ia sudah mengatakan pada keduanya bahwa ia sudah makan siang di kantin. Tiga kali dalam seminggu itu Lola selalu membawa box sebanyak tiga. Setiap kali mereka menanyakan untuk siapa box yang satu lagi, ia selalu gelagapan dan mengatakan ingin memberikan pada sekelasnya.

Kenyataannya Lola tidak pernah memberikan box tersebut pada orang lain, ia meletakkannya di meja dan memadanginya hingga bel berbunyi lagi. Ia pun membawa box itu kembali dalam keadaan utuh kerumahnya.

"Aduh.. Lola kok jadi pelupa ya sekarang?!" Gumannya "Harusnya kan Lola bawa dua, bukan tiga" Cengirnya menggaruk kepala

"Kamu yakin ngga mau ngasih itu pada seseorang?" Goda Raka

LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang