1

107K 3.7K 123
                                    

"Tolongin gue....!!" Azka ngos-ngosan menghapiri kedua temannya

"Ada apa, Ka..? Siapa yang ngejar lo?" Tanya Dodi

"Siapa lagi kalau bukan cewek barbar itu. Cepat sembunyiin gue. Gue ngga tahan lagi berhadapan dengan monyet satu itu" Ucap Azka geram

Dirinya yang dulu di kenal cool dan tidak mau tau akhirnya menjadi heboh setelah kedatangan juniornya di sekolah sekitar dua bulan yang lalu. Seorang cewek over active dan tidak punya urat malu, selalu mengejar-ngejarnya setiap hari tanpa lelah ataupun bosan.

Cewek itu bagaikan hantu, selalu muncul di tempat yang tidak terduga. Bahkan di kamar mandi laki-laki, hanya untuk bertemu dengan kakak seniornya. Azka sendiri telah angkat tangan menghadapinya. Segala cara telah di lakukan untuk menjauhkan dirinya dari gadis itu. Namun, hasilnya tidak pernah membuatnya tersenyum. Di cuekin malah makin mendekatkan diri, menggandeng lengan Azka dan bergelayut manja. Di bentakin malah dianggap sedang menggodanya.

"Kak Azka.... tungguin..!" Gadis itu berlari pada Azka yang sedang berusaha menutupi wajahnya

"Heh, monyet. Ngapain sih lo ganggu gue tiap hari..? Lo ngga ada kerjaan lain selain ngikutin gue..?" Tanya Azka kasar

Gadis itu menggeleng "Kerjaan aku yang paling penting itu adalah berada di dekat kamu terus, yang" Ucapnya lancar

"Manggil 'yang' lagi" Gerutu Azka jijik

"Azka Reynand Pradipta. Sayangku, babyku, honeyku, sudah berapa kali aku mengingatkan itu padamu, kalau aku ini pacar kamu..?!" Terang gadis itu senyum

Dodi dan Raka, sahabat Azka hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku gadis itu yang memiliki tingkat kepedean luar biasa tingginya. Memang Azka telah beberapa kali di tembak oleh gadis itu di berbagai tempat, termasuk kantin sekolah dan kelas Azka. Namun, sekalipun tidak pernah di hiraukan oleh Azka, ia terlalu bosan dengan gadis barbar itu yang tidak memiliki harga diri.

"Gue ngga mau pacaran sama monyet kayak lo, yang ngga ada urat malunya sedikitpun" Tekan Azka kesal

"Sayang... Aku masih punya urat kemaluan, kamu mau lihat? Ayo... aku tunjukin" Senyum gadis itu merekah, sempurna membuat Azka membulatkan matanya

"Dengar ya cewek barbar. Lo itu masih muda, jangan lo pergunain waktu lo cuma buat gangguin gue aja. Lo cari ke sibukan lo yang lebih penting dari pada ngejar-ngejar gue. Lo itu ngga tipe gue dari sudut manapun dalam diri lo. Gue muak sama lo, gue jijik liat lo tiap hari, gue ngga pengen liat lo di sekitar gue. Ngerti lo..?! Pergi.." Tekan Azka menggebu-gebu, meluapkan emosinya yang sedari tadi di tahannya

Gadis itu menunduk setelah mendengar cacian Azka, ia kemudian berbalik dan meninggalkan ketiga kawanan tersebut. Azka masih di suluti emosi setelah menghadapi gadis barbar itu.

"Ka, lo kasar banget sih sama dia. Kasian dia" Tegur Dodi

"Ia Ka. Lo liat tuh, dia masih nunduk, gue yakin dia pasti lagi nangis" Tambah Raka

"Gue ngga peduli, gue ngga mau dia dekat-dekat sama gue. Ampun gue liat tuh cewek, aneh banget" Elak Azka bersikukuh

"Tapi jangan kasar gitu dong... Gimana pun juga dia itu cewek, men..." Dodi dan Raka masih memandangi cewek itu.

"Gue musti gimana lagi buat ngejauhin cewek itu? Semua saran lo udah gue lakuin, tapi hasilnya nol.. Nol besar, dia bahkan ngga terganggu sedikit pun" Tekan Azka jengkel pada kedua sahabatnya.

"Gue ngga tau, emaknya ngidam apa dulu waktu dia di kandungan. Stress gue liat dia" Tambah Azka meninggalkan keduanya. Ia tidak ingin lagi melihat cewek barbar itu meski hanya punggungnya.

LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang