Please baca sampe akhir -_-
Kata kencan membuat Lola tidak sabar menunggu malam tiba. Tak bosan-bosannya ia melihat jam yang tertengger di dinding rumahnya dan sesekali melirik jendela kamarnya, berharap matahari cepat terbenam. Jika ia bisa, ingin sekali Lola memutar seluruh jam di kota ini menunjuk di angka tujuh tepat.
Ia sudah siap dari setengah jam yang lalu. Kencan! Ia membuat tampilan dirinya semaksimal mungkin. Baju sifon tanpa lengan dan rok di atas lutut ala pakaian jaman sekarang, serta rambut sebahunya di gerai begitu saja.
Lola tersenyum mendengar suara deru motor dari luar. Ia beranjak dari tempat duduknya dan mengintip dari jendela. Itu dia! Azka datang sesuai janjinya kemarin. Jam tujuh tepat.
Senyum tanpa memudar dari wajahnya, Lola kembali memantulkan dirinya di cermin dan memoleskan lipgloss sekali lagi untuk menegaskan sebelumnya yang sudah hampir terhapus.
Lola keluar dari kamarnya dan menutupnya begitu saja. Di lihatnya Azka sedang duduk di sofa bersama si mbok. Azka tampak meminta ijin pada orang tua itu untuk membawa Lola keluar bersamanya. Si mbok tersenyum dan mengiyakan. Ia sudah tahu hal tersebut. Ia juga lah yang membantu Lola memilih pakaian yang di kenakannya saat ini.
"Ayo!" Azka menegadahkan tangannya pada Lola.
Gadis itu menyambutnya dengan senyuman. Ia berjalan beriringan dengan Azka keluar rumah. Tepat di depan motor, Lola tersadar.
"Kak...," ucapnya tergantung.
"Yah?" ucap Azka menyerngit.
"Aku pake rok...," ucapnya sedih sambil melihat pada roknya. "Aku ganti pake celana sebentar, ya, kak"
Azka menggelengkan kepala dan memegang erat tangan Lola. "Ngga papa kok kamu pake itu. Cantik!" ucapnya
"Heh?"
Sumpah! Lola tidak terbiasa dengan kata kamu dan pujian dari Azka. Ia terlihat seperti orang bodoh saat mendengar salah satu dari hal tersebut dari Azka.
"Ayo...,"
Azka menunggangi motor spotnya dan Lola mengikutinya. Ia duduk di belakang dan memeluk pinggang cowok tersebut.
"Kita mau kemana, kak?" tanya Lola penasaran.
"Jalan-jalan!" jawab Azka menaikkan suaranya.
Lola mengangguk dan tersenyum di punggung Azka. Kencan! Astaga..., ia tidak pernah membayangkan ini sebelumnya. Ia mengira dirinya sedang bermimpi kemarin malam ketika Azka mengajaknya sekarang.
"Coba kamu berdiri. Lebih seru!" Suruh Azka
Lola menggelengkan kepala, "Takut jatuh, kak" jawabnya
"Ngga akan jatuh! Pegangan yang kuat" suruh Azka lagi.
"Beneran nggak jatuh, kak?" tanya Lola tidak yakin.
Azka kembali menjawab iya. Lola pun mulai menggerakkan badannya untuk berdiri. Meskipun takut, ia tetap melakukannya. Ia percaya pada Azka. Tidak mungkin Azka bermain-main dan mencelakainya. Lola juga pernah melihatnya dalam drama, itu terlihat sangat menyenangkan.
"Kak..., takut," Lola memeluk erat leher Azka
"Ngga papa! Pelan-pelan," Azka melambatkan laju motornya.
Lola kembali mencoba, dia merekatkan kedua kakinya pada pedal motor dan memegang kedua bahu Azka. Ketika berhasil berdiri, ia tersenyum dan merasakan angin berhembus di wajahnya. Itu sangat menyenangkan.
Perlahan Lola melepas kedua tangannya dari bahu Azka dan merentangkannya. Semakin seru! Lola memejamkan mata menikmatinya.
Mereka memang bukan di jalan raya yang sesak di penuhi kendaraan lain. Jalan yang mereka lalu masih sedikit kendaraan dan polusi udara tidak terlalu tercemar. Tidak menggunakan helm atau kacamata tidak membuat mata kemasukan debu. Terlebih lagi beberapa jam yang lalu turun hujan, membuat jalanan terlihat segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]
Teen FictionGANTI JUDUL. CEWE BARBAR => LOLA Sequel of (S)He Is Crazy #2 Cover by : @Lita-aya SELURUH CERITA MASIH UTUH. TAPI PRIVATE ACAK. FOLLOW UNTUK MEMBACA KESELURUHAN CERITA!! Mungkin kata 'BARBAR' saja tidak cukup untuk Lola bagi Azka. Ia tidak tahu...