24

31.6K 1.7K 116
                                    

"Makasih ya, kak" senyum Lola merekah pada Azka. Cowok itu baru saja mengantar Lola ke rumahnya setelah satu harian di rumah Azka.

"Ia, sama-sama" balas Azka.

"Aku masuk duluan, kak" ucapnya sembari memutar badan. Tiba-tiba handphonenya berdering, secepat mungkin Lola mengangkat dan menyapanya seramah mungkin.

"Hah? Beneran? Kamu mau liburan ke sini? Vion, kamu ngga bohong kan?" Azka mengerutkan dahi. Semenjak handphone Lola berdering, ia mengurungkan niatnya untuk segera pergi.

"Siapa?" tanya Azka mengagetkan Lola

Lola menoleh pada Azka, "Vion, kak, katanya dia mau liburan ke sini. Sekarang udah di bandara. Aku mau ke sana, jemput Vion" jawabnya berbinar.

Azka tampak terkejut, sifat barbar Lola mulai menguar. Ia mulai sibuk memanggil supir yang di tugaskan papahnya untuk mengantar kemana pun ia pergi. "Ayo, kuantar" ajak Azka akhirya.

Lola mengangguk dan kembali masuk ke dalam mobil Azka. Lola terlalu gembira sehingga tidak menyadari raut wajah Azka berubah dingin.

"Duh, Vion suka banget deh tiba-tiba gini, tanpa ngabarin dulu" guman Lola senyum lebar. Ia sungguh tidak sabar lagi bertemu dengan sahabat lamanya. Dulu mereka pernah berjanji akan mengelilingi tempat yang belum mereka datangi. Saat mereka duduk di sekolah menengah pertama, kedua orang tua mereka melarang kedunya pergi jauh. Mereka masih kecil dan membutuhkan orang dewasa di samping mereka. Tetapi sekarang mereka sudah besar, mereka sudah bisa menjaga diri tanpa orang dewasa lagi.

Sesampainya di bandara, Lola buru-buru keluar dari mobil tanpa menghiraukan perubahan Azka. "Kak, ayo cepat" ajaknya.

Azka menghela nafas berat, ia pun turun dari mobil. Lola menghampirinya yang terlihat malas untuk melangkah. Seperti biasa, Lola menggandeng tangannya memasuki ruang tunggu bandara.

"Vion...," Lola meneriakkan nama sahabatnya dan menghampirinya dengan langkah cepat, meninggalkan Azka yang semakin menunjukkan wajah masam.

Vion berdiri dan menangkap Lola ke dalam pelukannya. Lama keduanya berpelukan tanpa menghiraukan seseorang di samping mereka. "Makin lama kamu makin cantik, La. Ngga kucel lagi" ucap Vion mencium kedua wajah Lola.

Lola bersemu, ia tersenyum dan memegang ke dua wajahnya. "Kamu selalu mengataiku kucel," geramnya. "Kenapa mendadak gini, sih? Ngga ngasih kabar dulu?"

Vion terkeheh dan mengacak-acak rambut sahabatnya, "Aku mau bikin kejutan buat kamu."

"Berapa hari liburannya?" tanya Lola

"Seminggu,"

"Asik dong. Berarti kita jadi ya jalan-jalan berdua" kata Lola berbinar. Vion mengangguk dan menarik hidung kecil Lola.

"Ehem...," Lola dan Vion menoleh pada asal suara. Lola terkejut, ia melupakan Azka.

"Eh, kak Azka. Duh, Lola sampe kelupaan sama kakak" ucapnya menyesal.

Vion mengulurkan tangannya pada Azka. Lola kembali tersenyum melihat mereka berjabat tangan. Azka menatap Vion tajam, sementara Vion membalasnya dengan seringaian.

Tidak berapa lama kemudian, mereka bertiga sudah berada di mobil. Azka bertugas menjadi supir dadakan Lola dan Vion. Kedua sahabatan itu duduk di jok belakang, sementara Azka hanya duduk sendiri di jok depan. Kedua irisnya tidak pernah lepas dari keduanya melalui kaca spion. Ia mencengkeram kuat setir kala mendengar mereka bercanda tawa, mengulang memori waktu bersama dulu.

Sesampainya mereka di halaman rumah Lola. Azka menarik tangan Lola agar mereka berjalan beriringan dan membiarkan Vion menyeret kopernya sendiri.

"Kenapa, kak?" tanya Lola menyerngit.

LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang