4. PERMULAAN

387 15 0
                                    

Keesokan harinya, di halaman rumah Sera sudah terdapat mobil sport hitam. Ia tahu itu mobil milik Jerson, maka dari itu ia cepat-cepat masuk ke mobil itu. Tanpa mereka sadari, Helen dan Rafi tersenyum kecil.

"Gue sengaja jemput lo pagi-pagi biar kita nggak macet dan kita juga nggak kena gosip sesekolah," kata Jerson datar.

"Okelah, bagus juga. Gue juga lupa mau ngomong kemarin," jawab Sera sama datarnya.

Sisa perjalanan itu mereka habiskan dengan diam, hanya lagu yang mengisi keheningan di dalam mobil mewah itu.

•••

Tidak ada yang tahu siapa pemilik mobil mewah itu. Ketika masuk ke dalam gerbang sekolah saja, mobil itu sudah menjadi pusat perhatian. Kebanyakan menatap lapar mobil tersebut, para cowok menatap iri, sementara para cewek menatap penasaran kepada siapa yang ada di dalam mobil itu. Mereka cukup yakin bahwa pemiliknya merupakan cowok tampan.

Pintu pengemudi terbuka dan muncullah sosok Jerson dengan kacamata hitamnya. Ia berjalan santai tanpa mempedulikan segala tatapan dari berbagai macam pihak.

Ia masuk ke dalam kelasnya, lalu dengan sebelah tangan, ia mengetikkan pesan untuk Sera.

Jerson : Lo bisa keluar, mereka nggak bakal liat

Lalu sesuai dengan pesan Jerson, Sera melihat ke samping, lalu ia membuka pintu perlahan. Takut-takut ada yang melihat ia semobil dengan Jerson.

Untuk kali ini ia selamat.

•••

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, Sera berjalan bersama Aren dan Nella. Ia masih belum memberitahukan urusan perjodohan kepada kedua sobatnya. Ia hanya berpikir bahwa ini masalah pribadinya. Mungkin nanti setelah ini selesai, ia akan memberitahukan kepada mereka berdua.

"Lo dijemput siapa, Ser?" tanya Aren.

Sera pun menjadi gugup, ia tidak bisa berbohong pada kedua temannya. Sangat susah. Maka dari itu ia mengeluarkan freak smile nya. "Gu-gue pulang ama sopir, cuman masih lama. Kalian duluan aja," kata Sera.

"Oke deh, siapa yang mau nungguin lo juga" gurau Aren.

"Sialan lo," desis Sera sok sinis.

"Okelah, gue pulang dulu, Pak Kasim sudah menjemput gue," kata Aren.

"Sorry ya, gue nggak bisa nemenin lo, gue ada lea entar lagi" kata Nella dengan wajah menyesal.

"Nggakpapa, tuh Pak Patih sudah njemput," kata Sera.

Oke, keliatannya nasib baik sedang ada di gue, batin Sera.

Sera : Gue tunggu di cafe ujung jalan.
Jerson : oke

Sera sadar bahwa mungkin Jerson menjemputnya cukup lama. Oleh karena itu, ia membawa sebuah novel yang belum sempat ia tuntaskan.

•••

"Chocolate Milkshake satu," kata Sera. Ia telah berada di cafe diujung jalan sekolahnya. Ia tdiak memilih cafe di depan sekolah karena dipastikan banyak anak yang masih berkeliaran di cafe itu. Selain itu, ia sangat suka dengan chocolate milkshake disini karena rasa coklatnya begitu pas.

Tak berapa lama setelah ia masuk, bel tanda pengunjung datang berbunyi lagi. Masuklah seorang cowok tampan yang menarik perhatian pengunjung. Sera masih belum sadar akan kehadiran cowok itu sampai kursi di depannya terisi oleh seorang pemuda tampan.

"Ertand..." kata Sera terkejut.

"Hei, lo Sera kan?" tanya Ertand dengan senyum manis. Masih seperti dulu, tampan.

Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang