8

286 9 0
                                    

Jerson POV
Hebat banget, sejak selesainya ulang tahun Sera, terus seminggu kemudiannya banyak konflik terjadi. salah satunya yang menimpa Aren. Gue sendiri heran, siapa lagi ini coba yang ganggu.

Tapi gue cuman punya satu tersangka, Elsa!

Ya, Elsa memang sedang dalam tahap PDKT ama Osta pas ultahnya Sera, tapi gue nggak nyangka bisa cepet jadinya.

Yang paling gue heranin, dia punya Elsa kenapa masih nyosor ke Aren sih? Di bibir pula!

Oke, jangan katakan aku cemburu, karena aku sudah tidak memiliki perasaan pada Aren. Ya, mungkin sedikit, sisanya lebih ke perasaan sahabat atau adik. Dari dulu gue sangat pingin punya adik, mama papa sih kurang giat nyoba, ya udah cuman gue doang kan yang keluar!

Oh tidak, sepertinya aku mulai mesum.

•••

Author POV
"Sebagai cowok gentle, setidaknya lo minta maaf" kata Jerson. Ia menemui Osta demi meluruskan segala kejadian, dan memotivasinya.

"Udah deh, urusin aja Sera!" balas Osta ketus. Ia malas membahas topik tentang Aren, karena akan menyebabkan dirinya galau ria lagi.

Jerson menghembuskan nafas perlahan. Orang galau memang tidak bisa dikerasi begitu saja. "Gue boleh cerita?" tanya Jerson kemudian, lalu duduk disamping Osta.

"Dulu, gue pernah suka ama Aren. Tapi sekarang udah nggak lagi kok. Dan yang udah gue pelajari selama gue kenal Aren, dia itu cewek tangguh yang rapuh. Meskipun dia tomboy, dia itu pasti punya sisi feminin. Kenapa dia diam aja, dan baru beberapa saat kemudian mendorong lo. Dia itu suka ama lo, meskipun dia sendiri tidak sadar" kata Jerson panjang lebar.

Setelah mengatakan itu, entah kenapa, Jerson merasa lega. Mungkin inilah namanya efek kejujuran.

•••

Osta pun akhirnya meminta maaf atas kesalahannya itu. Lalu dengan cepat mengajak Aren untuk keluar. Sementara keempat bocah tengil itu berkumpul sendiri dan membuat taruhan.

Taruhan itu berisi beberapa kemungkinn yang akan terjadi diantara Aren-Osta. Kertas berisi tulisan itu sudah di gandakan, dan siap untuk di tanyakan ke Oata dan Aren.

Jadi yang menang..." kata Nella sambil melirik Chillo, yang kini telah berdiri dari duduknya dan menepuk dadanya sok bangga. "...Ya, lo tau ndiri lah!" ketus Nella.

Sejujurnya, Nella masih tidak terima dengan kemenangan Chillo. Namun, ia tidak boleh curang dengan membatalkan janji dengan teman-temannya.

"Haha, lucu! Gue ama Osta dijadiin bahan taruhan" sindir Aren dengan wajah datar.

"Lagian, taruhan itu baik, untuk menumbuhkan semangat saing!" elak Chillo membalas sindiran Aren. Aren mencibir kesal mendengar perkataan Chillo.

"Serah lu dah!" Kata Osta ketus.

•••

Kertas laknat itu sudah di laminating oleh Nella. Aren tidak bisa membaca jawaban dari Osta karena mereka semua beralasan masing-masing tidak boleh membacanya. Padahal, itu hanya alasan agar Aren tidak tahu isi tulisan Osta.

"Untuk Jerson, gue udah nemu permintaan pertama!" kata Chillo.

"Apa?" tanya Osta antusias.

"Nyatakan perasaanmu pada Sera!" balas Chillo semangat.

"Lo ngajak tengkar?" tanya Jerson ketus. Ia tidak punya--lebih tepatnya belum--ada perasaan pada Sera. Meskipun itu juga berarti dia sudah move-on dari Aren.

Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang