HUFT??!!

8.8K 517 17
                                    


Bag 8



huft!!

___________


Aku, Mbak Intan & Jevi duduk terdiam di kamarku, Mbak Intan menatapku lekat-lekat sedangkan si Jevi mengelus pungungku berkali-kali.

"Jadi, orang yang udah...." Mbak Intan menggantung kalimatnya kemudian menatapku sayu. "Anto, Steve atau.."

Jevi melotot kearah Mbak Intan sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Kami terdiam lagi dan saling pandang, aku tau Jevi tidak begitu suka dengan kondisi seperti ini.

"Rey, lo ada kopi gak, gue pengen minum kopi nih?" Jevi mencoba mencairkan suasana, aku berdiri menuju almari plastik dan mengeluarkan rentengan kopi sachet persediaanku.

"Kita ke warnet aja yuk, dari pada bete disini?"

"Boleh-boleh, tapi ntar gue pulangnya dianterin ya?"

"Sip, ohya Rey mending lo tidur di rumah Jevi aja?"

Aku masih diam, dan mereka menatapku kebingungan. Jevi menarik tanganku mengambil kunci kamarku dan meninggalkan tempat ini.

(Rafa P.O.V)

Sudut bibirku masih terasa pedih, tapi tak sepedih hatiku saat ini, awalnya aku tak begitu mengerti dengan Rey yang tiba-tiba kabur saat bertemu denganku tadi sampai teman Rey datang kearahku dan menonjokku dengan seenaknya.

Ku acak rambutku berkali-kali, dan berjalan mondar-mandir seperti setrikaan, sedangkan tiga temanku duduk menatapku kebingungan.

"Sebenernya apa yang terjadi antara lo ama Rey, Rel?" Aku menatap Farel dengan tatapan penuh tanya, sedangkan Farel masih dengan santainya menghisap rokok di bibirnya.

"Lo mau tau apa yang terjadi antara gue dan anak itu?" Jawab Farel santai sambil mengetuk Rokok yang habis ia hisap membuang abu rokok tersebut. sedangkan Anto dan Steve terus menatap kami berdua.

"Gue cuma nikmatin dia" Farel menyeringai.

"Maksud lo?"

"Dia ngejual dirinya sendiri"

Menjual dirinya sendiri, apa benar begitu, Rey menjual dirinya, hahahaha ini pasti bohong.

Emosiku sudah tak bisa di tahan, kuraih kerah baju Farel membuatnya sedikit mendongak dan tanganku sudah terkepal siap untuk jatuh ke wajah temanku itu. Tapi Steve meraih tanganku.

"Udah-udah, kalian kayak anak kecil aja!" Ucap Steve sambil menenangkanku.

"Gue heran ama lo Raf?" Gumam Steve yang mengajakku keruang tengah apartemen Anto, dia mendudukanku disana.

"Ini tuh gak kayak lo biasanya Raf, Jangan bilang lo suka ama anak Tadi?" Pertanyaan steve tepat sangat tepat.

"Rey maksud lo?"

"Ya itu, lo tuh biasanya cuma nikmatin mereka dan ninggalin gitu aja, tapi sekarang, Astaga Rafael.. lu bener-bener jatuh cinta"

Apa benar aku jatuh cinta, kupikir berulang-ulang dan kenyataannya benar, Rey sudah mencuil hatiku dengan sifatnya yang polos dan misterius.

* * *

Kuhempaskan tubuhku di kasur empuk kamarku, dan mataku tetap menatap lurus keatas langit-langit kamarku dengan pikiran-pikiran aneh yang menyerangku dengan ganas, tentang Rey dan Farel yang sedang bercumbu, dan hatiku terasa sakit, menangis... tentu saja tidak, itu hanya di lakukan oleh perempuan bukan laki-laki sepertiku.

I love u officeboy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang