FAREWELL

9K 411 91
                                    






Mata Farel membelalak lebar membaca pesan tersebut, dengan pikiran cepat dia segera merubah arah tujuannya, ia benar-benar tak mau kehilangan sosok Rey lagi. ia harus segera menemui pemuda itu sebelum dia berpisah. Dan sial bagi Farel belum juga hilang, jalan masih tetap macet dan ia masih terjebak disana. SIAL!!

Rey duduk di kursi tunggu dengan hatinya berdebar aneh perutnya seperti di gelitik oleh semut.

"Kenapa Rey?"

"Cuma gugup mbak, gak tau nih kenapa?"

DRRRTTTTT DRRRRTTTTT

Phonsell Intan bergetar ia segera merogoh sakunya dan melihat sebuah nama tercantum disana.

"Farel?" Gumam Intan sebelum dia menjawab panggilan tersebut.

"Ia halo Rel, ada apa?"

"Lo dimana tan?"

"Stasiun, kan tadi dah gue bilang ke lu Rel?"

"Ia, anu kapan keretanya berangkat?"

"Bentar lagi jam 10?"

Farel melirik jamnya yang ia dapati sudah jam 9.45, berarti waktu yang ia miliki hanya 15 menit saja, tapi sialnya kemacetan belum juga selesai dan itu membuat Farel semakin bad mood.



21

Farewell

_____________________♡
_____________________♥

Bulir air mata terlihat jelas si mata Jevi ketika Rey memeluknya, dan elusan hangat tangan Jevi di pundak Rey membuat Rey juga ikut terharu.

" Thanks ya Je" gumam Rey yang masih memeluk Jevi.

" Gue yang harusnya bilang makasih, lo udah jadi teman terbaik gue Rey"

Suara dari pengeras suara di stasiun terdengar cukup keras menandakan kereta yang akan di naiki oleh Rey akan segera berangkat. Tak lupa oa berpamintan pada keluarga Jevi, Intan yang terus memegang tangan Rey tak henti-hentinya membujuk pemuda itu untuk tetap tingal namun Rey menolak karena dia sudah merasa cukup dengan rasa sakit hati yang ia rasa.

Di tempat lain tepatnya di dalam mobil, Farel sedang gelisah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya itu, pasalnya jam itu sedikit demi sedikit berjalan menuju angka 10 dan tak mau berjalan mundur. Ia sudah berada di pelataran stasiun dan dengan langkah seribu ia menuju dimana Rey berada, ia juga tidak peduli dengan makian orang-orang yang ia tabrak, sungguh ia tak peduli yang ia mau sekarang hanya ingin bertemu dengan Rey itu saja.

Nafas Farel sudah berpacu tak menentu dan ia melihat Intan sedang melambai kearah kereta, Rey tunggu aku, hati Farel berbisik dan terus berlari.

" Rey!!!" Farel berteriak memangil pemuda yang sedang berdiri di pintu kereta. Ia tak peduli dengan Intan yang memangil namanya. Ia terua berlaro kearah Rey.

"Farel.." gumam Rey yang terkejut melihat Farel sedang berlari kearahnya itu.

"Rey....." teriak Farel lagi.

Rey hanya tersenyum tipis kearahnya.

"Gue sayang loe.."

Rey hanya tersenyum tipis dan mengangukan kepalanya, Farel masih terus berlari mengejar kereta itu dan bagaimanapun, kereta lebih cepat dari manusia sehingga kereta itu menjauh meninggalkan Farel.

"Gue sayang ama lo Rey..." gumam Farel dengan suara yang parau dan air mata yang mulai jatuh perlahan.

"Terimakasih semua.." gumam Rey sambil memegang dadanya yang berdebar aneh.



3 Bulan kemudian

****

Pemuda bernama Rey itu sedang duduk bersandar di pohon beringin yang begitu rindang, dan matanya yang tadi masih terbuka lebar kini dengan perlahan mata itu terasa berat karena serangan rasa kantuk yang hebat. Mungkin juga karena semilir angin yang membelainya itu membuatnya merasa nyaman dan mengantuk. Tanaman bawang dan cabe yang ia tanam sudah bersih dari rumput liar sehingga ia kini duduk santai dan malah ketiduran.

"Reiko coba lihat itu siapa?" Seorang laki-laki berdiri tidak jauh dari tempat Rey duduk dan sedang menggendong seorang anak perempuan menunjuk kearah Rey yang sedang duduk tertidur di bawah pohon beringin itu.

"Mapa.." gumam anak kecil bernama Reiko itu.

"Reiko kangen gak sama Mapa?" Lelaki dewasa itu bertanya pada anak kecil itu. Sedangkan gadis kecil itu hanya mengangguk kecil lalu dia mendongak menatap lelaki yang menggendongnya itu. Lelaki dewasa itu tersenyum lembut kemudian dia mencium puncak kepala gadis kecil itu. Mereka berdua berjalan menuju tempat Rey yang sedang tertidur itu.

Ketika sudah di depan Rey, lelaki itu menurunkan gadis kecil itu dan gadis kecil itu menakup kedua pipi Rey dengan kedua tangannya yang kecil itu lalu dia mencium bibir Rey.

"Mapa..." Gadis kecil itu membangunkan Rey yang sedang tertidur. Rey terkesiap lalu dia mengerjapkan matanya, terkejut, pasti karena dia tak menyangka jika di depannya kini sudah ada Reiko. Rey tersentum tipis kemudian dia memeluk gadis kecil itu posesif.

"Napa gak ngasih tau kalau mau kesini?"

Lelaki yang duduk di sebelah Rey itu hanya tersenyum tipis kemudian dia menepuk kepala Rey pelan.

"Gue mau bikin surprise"

Rey kembali memeluk gadis itu posesif dan kini mata Rey berkaca-kaca ketika mengingat kejadian satu bulan lalu, ketika kejadian naas itu menimpa kedua orang tua Reiko, saat mereka sedang pergi berlibur mengunjungi Rey di desa, mobil yang di naiki Rafa dan Elisa mengalami kecelakaan. Dan hak asu Reiko mereka berikan pada Rey.

"Mapa..." gumam Reiko ketika ia mulai merasa pengap.

"Mapa belum dicium" Rey menyodorkan pipinya dan sebuah kecupan dari lelaki si sebelahnya mendarat dengan sukses.
"Farel.... " gerutu Rey sambil mencubit pingang Farel. Dan itu membuat laki-laki berlesung pipi itu menjerit kesakitan, sedangkan Reiko hanya menatap bingung pada dua orang dewasa yang ada si depannya itu.

"Reiko sayang Mapa atau ayah?" Farel bertanya pada gadis itu.

"Cayang ayah ama mapa" gadis kecil itu menjatuhkan tubuhnya dan memeluk dua orang dewasa itu.

"Jadi kapan lo mau pulang ke apartemen kita?"

Rey masih memeluk Reiko dan menciumi gadis kecil itu, lalu dia tersenyum tipis.

"Besok, disini udah selesai dan tingal panen aja"

Angin berhembus membuat poni Reiko bergerak-gerak, gadis kecil itu berlarian diantara tanaman cabe mengejar kupu-kupu yang berterbangan, Farel dan Rey tersenyum tipis melihat gadis kecil itu yang berlarian.

"Dia selalu nanyain lo, kapan lo pulang?"

"Oke... besok aku pulang"

Farel memeluk Rey kemudian dia menyandarkan Rey di dada bidangnya dan menikmati sore di sawah sambil melihat Reiko yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu.

THE END

Hai makasih.. dah setia baca nih cerita, maaf berakhir gaje gini :v

Ada yg minta EPILOG? (Semoga gak ada)

Ohya aku mau upload cerita lagi.. :v boleh gak ya?

Ya sud VOMEN jgn lupa ya.... alapiu ♡♡♥♥♥

(Ekstra obrolan)

Rey: thor kok gue nanem cabe sih?

Author: mending daripada nanem cabe2an hayo?

Farel: thor gue boleh peluk lo gak, karena lo dah buat gue jadian ama Rey... (kedip2)

Author:: (mikir)
Rey:: (mendelik sambil angkat sandal)

Author:: ga due... makaci makaci (merinding) gue minta uang aja hahahahah

Tamat bener bener tamat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I love u officeboy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang