Oke oke... ane buat P.O.V sia Rafa aja ya hehehehe, kalau nih cerita gaje (banget) ane minta maap, sankyu dah mau baca, aku sayang kalian :*Bag 9
laki-laki dengan cowok cute
_______
Aku berdiri di depan sebuah apartement yang dulu sering ku kunjungi bersama Anto dan Steve. Pemilik tempat ini sahabat yang dulu akrab denganku tapi sekarang aku membencinya sejak aku tahu kalau temanku si Farel merusak hidup Rey yang aku sukai.
Aku mengetuk pintu itu berkali-kali tapi tak kunjung terbuka, ku rogoh saku celanaku dan mengeluarkan Handphoneku kemudian melacak deretan kontak setelah itu mendialnya.
"Lo dimana Rel?"
"Gue masih di apartement gue, ada apa?"
"Gue di depan pintu apartement lo sekarang!"
Tak lama kemudian pintu itu terbuka sedikit dan seorang laki-laki muda tentunya bukan Farel tengah mengintip kearahku. Ia membuka lebar pintu itu dan menyuruhku masuk. Gila saja pemuda itu bertelanjang dada dan sebuah handuk melingkar di pingangnya.
"Duduk, Farel sedang mandi" ucap cowok itu dengan sinis dan meninggalkanku.
Tak lama kemudian Farel datang menghampiriku dan duduk di depanku." Ada perlu apa lo datang kesini?" jawabnya enteng sambil melengos.
Aku menghela nafas dalam dan mulai menata kata-kata yang akan aku lontarkan.
"Gue mau lo minta maaf ke Rey?"
Farel menyungingkan sudut bibirnya dan mengelengkan kepalanya.
"Buat apa?"
"Buat kelakuan lo yang udah maksa dia buat ngelayani nafsu bejat lo?"
"Munafik, lo juga sama kayak gue Raf, gak usah sok alim deh lo Raf, inget lo juga kayak gue dulu yang suka muasin nafsu lo terus lo tinggalin gitu, lagi pula gue udah ngebeli tuh bocah amat mahal"
Tanganku terkepal dan kurasakan buku-buku jariku memutih, ingin sekali aku mendaratkan tinjuku pada muka Farel tapi aku sadar dengan apa yang di katakan Farel, Ya aku dulu seperti yang di katakan barusan.
"Harusnya yang minta maaf itu pacarnya dia yang ngejual dia ke gue, lagi pula tuh bocah enak banget maenya sempit menjepit"
Tanganku semakin mengepal dan emosiku semakin menaik, tanpa sadar aku sedikit berdiri dan meninju muka Farel tepat di pipinya dan alhasil sudut bibirnya terkoyak dan mengeluarkan darah.
"Jaga mulut lo" Ucapku sambil menuding ke wajah Farel dan meninggalkan apartement ini.
Aku marah, benci dan kesal pada diriku sendiri, aku tak tau apa yang harus ku perbuat, aku merasa diriku saat ini adalah orang brengsek, sama seperti Farel.
Aku melajukan mobilku menuju tempat Rey, aku ingin bertemu dengannya ingin memeluknya dan meminta maaf padanya. Aku tak peduli jika Rey membenciku dan aku juga tak peduli jika cintaku di tolak olehnya, yang kuinginkan saat ini hanya minta maaf pada cowok yang sudah mencuil sudut hatiku dan membuatnya sakit, sangat sakit.
* * *Tok Tok Tok
Ku ketuk pintu Rey dan tak lama kemudian dia membuka pintu.
"Mas Rafa?"
"Boleh masuk"
Rey hanya mengangguk dan membuka pintu cukup lebar dan kemudian ia menutup pintu itu. Spontan aku memeluk Rey cukup erat dan membuatnya sedikit meronta.
"Maafin mas ya Rey?" Gumamku yang terdengar seperti sebuah permohonan yang memilukan.
"Mas Rafa kenapa?"