Rencana

5.7K 356 16
                                    

Bag 17

Rencana

______

Pagi ini nampak begitu cerah, tapi tidak untuk Rey yang sedang duduk di bangku taman di rumah sakit sambil menopang dagu, matanya menatap kedepan dengan pandangan kosong, bahkan ia juga sudah tak peduli dengan apa yang di lakukan oleh Reiko. Dari kejauhan Jevi yang melihat hanya mendesah pelan melihat apa yang di lakukan sahabatnya itu. Jevi berinisiatif untuk mendekat kearah Rey, menghampirinya lalu duduk disana dan mencoba menarik Rey dari dunia lamunan. Jevi melambaikan tangannya di depan wajah Rey, dia terkesiap untuk beberapa saat dan kembali ke duania.

"Melamun aja?"

Rey tersenyum simpul lalu dia menatap Jevi dengan mata sayu, kemudian dia kembali menunduk sambil menghela nafas dalam.

"Je, aku pengen pulang?"

Jevi menghela nafas kemudian dengan perlahan suasana muram menyerang Jevi, perasaan bersalah itu menghampiri. Sejak kemarin malam saat Rey menginap di rumah Jevi tak henti-hentinya Rey mengatakan ingin pulang.

Jevi yang merasa ikut dalam penculikan lebih tepatnya penipuan saat itu merasa bahwa ia harus bertangung jawab.

"Gue bisa apa Rey?"

Dua anak muda itu terdiam, mereka menikmati angin pagi dengan sinar matahari kekuningan dengan perasaan bingung yang menyerang tiap-tiap perasaan. Tak jauh dari tempat mereka berdua ada seorang yang sudah lama memperhatikan mereka. Laki-laki dengan lesung pipi dan hidung mancung itu ingin sekali mendekat kearah Rey dan Jevi.

Tapi ia tau jika saat ini bukanlah waktu yang tepat, laki-laki bernama Farel itu memutar tubuhnya lalu melangkah menjauh dari sana dan senyuman masih terukir di wajahnya. Ia cukup bahagia melihat Rey, ia benar-benar jatuh cinta pada laki-laki bernama Rey itu.

)o(

Lampu-lampu di semua sudut kota sudah menyala, langit pun menjadi gelap namun tak ada satu pun bintang yang menempel di langit malam ini, Rey yang berjalan menyusuri jalanan yang tak jauh dari rumah sakit itu sedang melangkah menuju halte bus. Ia sudah berpamitan pada Elisa jika hari ini ia tidak ikut pulang bersama Reiko dan Rafa, sehingga Elisa meminta Vero menjemput Reiko di rumah sakit.

Perasaan kalut itu menyerang Rey dengan cepat sehingga ia mengurungkan diri untuk menuju ke halte bus yang sudah ada di depan matanya. ia merogoh sakunya mengeluarkan sebungkus rokok yang ia beli tadi sore. Ia berjalan lagi tanpa tujuan kini, ia terus berjalan di trotoar menikmati udara kotor dari knalpot kendaraan.

Ia ingin sekali melepas semua kesakitan yang ia rasa kini, kesakitan karena rasa cinta yang tak kunjung hilang, entah sampai dimana ia berjalan hingga ia berhenti tepat di sebuah cafe yang menyajikan musik dengan beat yang menusuk-nusuk telinga. Rey pun melangkah masuk kesana dan dengan cepat ia merasakan serangan pada kedua telinganya sehinga ia menggerakan tubuhnya mengikuti musik dari DJ. Ia menari-nari seperti orang kesetanan mengikuti derap musik yang bertempo cepat.

Ia haus, sangat haus sehingga ia berjalan menuju ke meja Bar yang ada di cafe itu, tanpa berfikir panjang ia melihat sebuah gelas di sampingnya yang milik seorang perempuan. kemudian Rey meminta pada bartender untuk memberinya minuman yang sama dengan gelas milik wanita itu.

Rey meneguk dengan pelan, yang ia rasa hanya manis pada minuman itu dan beberapa rasa minuman berkarbonasi menggelitik lidahnya. ia masih duduk disana menikmati minuman itu, tapi kepalanya mulai pusing dan yang ia yakini sekarang bahhwa minuman yang ia minum itu mengandung alkohol.

Tak jauh dari tepat Rey duduk Farel sudah sejak tadi mengawasi gerak-gerik Rey, bahkan itu terjadi saat Rey mengurungkan niatnya ke halte bus. Penguntit ya Farel seorang penguntit, itu semua ia lakukan karena ia jatuh cinta pada Rey, tapi ia terluka saat Rey mencacinya waktu ditaman.

I love u officeboy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang