Chapter One

90 6 0
                                    

"Terima kasih, selamat datang kembali." Ucap kasir itu tersenyum sambil membungkukkan badan.

"Terima kasih kembali." Balas mahasiswi itu sambil tersenyum. Perempuan dengan tinggi sedang, memakai jaket tebal, celana panjang, sepatu bot, dan rambut hitam ikal kecokelatan digerai itu keluar dari sebuah supermarket.

"Huaah akhirnya selesai." Risa Maeda menggerutu dalam hati. "Kenapa musti aku lagi yang belanja."

Lalu Ia berjalan memasuki apartemennya. Ia membawa dua buah kantong plastik besar dengan kedua tangannya. Ia membawanya sambil menahan dinginnya udara saat musim dingin itu. Lalu tiba-tiba ponselnya berdering, "tring drrrt."

Ia pun berhenti sementara di pinggiran trotoar, lalu merogoh kantong celana panjangnya, dan melihat nama yang tertera di sana, "Eriko."

Ia pun mengangkat telponnya, dan seorang perempuan bersuara nyaring berteriak-teriak di ponselnya, sehingga Ia menjauhkannya sedikit.

"Hey!! Kemana saja kau ini, hah? Aku sudah menunggu bertahun-tahun di apartemenmu yang mencekam ini. Apakah untuk membeli makanan-makanan itu harus selama ini? Kau tahu kan aku tidak suka ditinggal lama-lama sendirian. Awas ya kalau dalam setengah jam kau tidak sampai sini akan kubawa kunci apartemenmu ke rumahku." Celoteh gadis yang bernama Eriko Hana itu.

"Heh, apakah kau akan begitu saja menerobos saat kau mengantre di sebuah supermarket sepanjang 2 meter? Tidak, jadi aku dengan sabar menunggu. Dan jangan berani-berani kau membawa kunci apartemenku ke rumahmu. Lagipula kau tadi sudah aku ajak tapi kau tidak mau." Balas Risa.

"Tapi tadi kan situasinya beda." Gumam Eriko, lalu mengalah, "Baiklah terserah. Pokoknya cepat ke sini."

"Ya, Bu." Lalu Risa menutup ponselnya yang polos itu. Lalu Risa berjalan dengan cepat di trotoar, naik taksi dan langsung menuju ke apartemennya.

Eriko Hana adalah sahabat Risa. Eriko sering sekali menginap di apartemen Risa. Tinggi Eriko sama seperti Risa, rambutnya sangat hitam dan panjang, tetapi lebih sering ia ikat. Sedangkan Risa tidak suka mengikat rambutnya.

Sesampainya di apartemennya, Ia segera menuju ke lantai 7, lalu menuju ke ujung koridor. Setelah itu Ia mengetuk pintu kamarnya, dan keluarlah seorang perempuan muda, memakai baju kaos berwarna coklat dengan celana panjang hitam legging, dan rambut dijepit. "Kurang lama."

"Ya aku minta maaf, Eri."

"Yasudah, masuk saja."

Setelah Risa masuk, ditaruhlah semua belanjaannya di atas meja dapur, menghambur ke lemari, lalu ke kamar mandi, mengikat rambutnya, mencuci muka, kaki dan tangan, lalu keluar sudah memakai baju kaos berwarna putih dan celana pendek di atas lutut. Setelah itu Ia bergabung dengan Eriko yang sedang menonton tv di atas sofa sambil makan keripik.

"Ahhh capeknya." Kata Risa seraya mengambil bungkus keripik. "Minta, ya."

"Ya, ambil saja." Balas Eriko. "Itu pedas."

"Ya aku tahu." Kata Risa sambil memasukkan keripik itu ke dalam mulutnya.

"Hey, ngomong-ngomong, untuk perayaan natal dan tahun baru nanti aku mau mengadakan pesta di rumah. Kau ikut ya." Ucap Eriko lalu menolehkan kepalanya ke arah Risa.

"Kapan? Tanggal berapa? Siapa saja yang kau undang?" Balas Risa bertubi-tubi.

"Tanggal tiga puluh satu Desember. Tentu saja sampai tanggal satu, lalu kita beramai-ramai akan menginap di rumahku. Soal undangan, pastinya kau, Ichiro, Yura, dan tentu saja si anak baru yang ganteng itu."

Above the Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang