"Kau mau makan apa?" Tanya Kazuro pada Risa, ketika mereka hendak makan.
"Hmm apa ya." Risa berfikir sambil melihat menu makanan barat yang dipegangnya. "Karena ini makanan barat, aku mau steik saja."
"Baiklah. Tetapi porsinya sangat banyak."
"Jangan menganggap remeh diriku. Aku makan sangat banyak setiap hari." Ucap Risa bangga. Kazuro hanya tertawa melihatnya. Lalu mereka pun memesan ke pada bartender disamping mereka. Sambil menunggu, mereka mengobrol.
"Oh ya, ngomong-ngomong, pesta Eriko hari ini, ya? Wah, aku belum ada persiapan apa-apa." Ucap Kazuro.
"Ya, aku juga." Ucap Risa sambil memainkan sedotan yang ada di minumannya. "Lagipula kampus kita tidak diliburkan dari jauh-jauh hari. Aku jadi tidak semangat."
"Ya, aku juga." Balas Kazuro. "Tapi kampus sekarang sudah libur jadi kita bisa santai."
"Ya, benar." Ucap Risa. Lalu ponsel Kazuro berdering. Kazuro pun mengangkatnya dan seketika raut wajahnya berubah. Risa yang melihatnya segera bertanya setelah Kazuro menutup teleponnya.
"Ada apa?" Tanya Risa pada Kazuro, sambil memotong steik setelah pesanan datang.
"Ayahku." Ucap Kazuro sambil meminum kopi hangatnya, lalu melanjutkan. "Ada di sini."
"Benarkah?" Ucap Risa dengan mata melebar. "Siapa yang tadi meneleponmu?"
"Jeremy. Teman baikku di Amerika." Jawab Kazuro sambil memakan hamburgernya. "Ia membantuku menyelidiki kasus ayahku."
"Oh begitu." Jawab Risa. "Jadi, apa yang dikatakannya?"
"Ia menyelidiki apa saja yang terjadi dengan ayahku selama 7 tahun ini. Dan ternyata, Ia mempunyai setumpuk kasus kriminal. Mulai dari tabrak-lari—tentu saja Ia pelakunya, pembunuhan dengan senjata api, perjudian, dan banyak lagi." Ucap Kazuro sambil menghembuskan nafas panjang. "Bisa jadi Ia tahu aku ada si sini."
"Astaga." Gumam Risa. "Lalu, ayahmu tidak dipenjarakan?"
"Ia adalah seorang penjahat profesional. Ia punya banyak koneksi. Ia bisa kabur dengan mudah di negara yang super canggih ini." Jawab Kazuro. Lalu tatapan Kazuro kosong.
Risa melihat Kazuro dengan tatapan iba. Ia mengira ayah Kazuro akan berubah dan Kazuro bisa merasakan kasih sayang dari seorang ayah, tetapi ternyata tidak.
"Aku sendirian." Tiba-tiba Kazuro bergumam, lalu menggigit hamburgernya.
"Kau tidak sendirian." Balas Risa, lalu Ia menghentikan kegiatannya untuk memotong steiknya lalu menatap Kazuro. "Kau tidak sendirian."
Kazuro membalas tatapan Risa. Ia hanya mengangguk. "Ya, tentu saja."
"Disini ada aku, Eriko, Ichiro, Kenji, Yuri, lalu...."
"Apakah salah kalau aku bilang aku hanya membutuhkanmu bersamaku disini?"
Risa tercengang. Matanya melebar dan jantungnya berdebar-debar. Entah mengapa perasaan ini selalu dirasakannya ketika bersama Kazuro.
"Yah, sudahlah lupakan. Ayo lanjutkan makannya." Lalu Kazuro tersenyum dan mulai menggigit kembali hamburgernya.
Risa yang baru tersadar tersentak. "Ah ya. Ayo." Lalu Ia mereka mulai makan.
"Setelah ini mau ke mana?" Tanya Kazuro ada akhirnya.
"Bagaimana kalau kita memotret?" Tanya Risa.
"Boleh. Ngomong-ngomong, aku juga bawa kamera." Lalu Ia mengeluarkan kamera SLRnya dari ranselnya dan menunjukkannya pada Risa.
"Wah, kebetulan sekali." Ucap Risa tersenyum lebar. "Ayo cepat selesaikan makannya sebelum nanti kita ke pestanya Eriko."
KAMU SEDANG MEMBACA
Above the Blue Sky
RomanceSebuah kisah di bawah langit biru Tokyo. Risa Maeda adalah seorang yang tidak pedulian, kocak, blak blakan, tapi manis. Ia tinggal bersama kakak laki-lakinya di Tokyo, satu-satunya keluarga yang Ia miliki, setelah Ia kehilangan dua orang tuanya kare...