Chapter Eight

50 7 0
                                    

"Ikutlah denganku ke Paris bulan depan." Alexandrè mengulangi perkataannya.

"Kau bercanda." Ucap Kazuro.

"Aku serius." Jawab Alexandrè lalu mengubah nada suaranya menjadi lebih serius. "Tapi itu terserah kau. Kau bisa pikir-pikir dulu."

"Hm, baiklah." Selagi Alexandrè menenggak minumannya, Kazuro menoleh ke arah Risa yang masih kaget, namun terlihat antusias.

Kazuro hendak bertanya apa yang dipikirkan Risa, tetapi Alexandrè keburu berbicara. "Hei, aku harus kembali. Sampai jumpa."

"Ya, sampai jumpa." Ucap Kazuro sambil mengangkat tangannya. Lalu Ia kembali menoleh ke Risa.

"Apa?" Tanya Kazuro.

"Itu tawaran yang luar biasa! Kau bisa menerima tawarannya. Kau bisa jadi terkenal. Bakatmu itu sangat luar biasa."

"Aku tak tahu. Aku masih harus memikirkannya." Ucap Kazuro bingung. "Lagipula aku tidak bisa berbahasa Prancis. Bisa-bisa aku....."

"Kau mau aku jadi penerjemah?" Tiba-tiba Eriko datang dengan membawa cemilan. "Pocky?"

Risa mengambil 2 batang Pocky yang ditawarkan Eriko, tapi Kazuro hanya menggeleng. "Tidak, terima kasih."

"Tidak untuk Pocky-nya atau menolak tawaranku?" Tanya Eriko sambil tersenyum tengil.

"Untuk Pocky-nya." Jawab Kazuro tersenyum.

"Kau patut memikirkannya, kau tahu. Kakakku itu sebenarnya bukan orang yang baik terhadap orang lain. Ia hanya menganggap orang lain jika orang itu berarti baginya."

"Jadi aku berarti baginya?" Gumam Kazuro sambil tertawa kecil. "Wow, aku dibutuhkan."

"Yah, itu terserah kau saja." Ucap Eriko sambil tersenyum, lalu menggigit Pocky-nya. "Aku pergi dulu. Tahun baru hanya tinggal beberapa menit lagi, aku harus menyiapkan halaman depan."

"Baiklah." Ucap Kazuro.

"Kerja yang benar ya, Eri, aku tidak segan-segan kabur kalau pesta ini tidak menyenangkan." Ucap Risa sambil tertawa.

"Kau tidak akan berani." Ucap Eriko sambil tertawa, lalu Ia berlalu.

Setelah Eriko pergi, Kazuro menoleh ke arah Risa. Kazuro melihat Risa sedang tidak menoleh ke arahnya, tetapi Ia tersenyum sambil memejamkan mata dan menggerakkan kepalanya mengikuti irama musik di ruangan itu.

Kazuro tersenyum melihatnya. Akhirnya Kazuro berbicara, "Kau mau berdansa?"

Risa langsung tersadar lali segera membalas. "Aku tidak bisa dansa." Katanya sambil tertawa.

"Aku bisa membantumu." Lalu Kazuro beranjak dari kursinya, dan memberikan tangannya kepada Risa. Kazuro tersenyum dan memberi tanda pada Risa agar menerima tangannya.

"Apa kau serius?" Tanya Risa.

"Aku selalu serius untukmu." Ucap Kazuro bangga.

Akhirnya Risa menerima tangan Kazuro itu. Kazuro menggandengnya ke tengah ruangan. Lalu Ia menghadap Risa dan mulai meletakkan kedua tangan Risa di atas pundaknya, dan Ia mengaitkan kedua tangannya di pinggang Risa.

Akhirnya mereka berdansa di tengah ruangan. Kazuro menatap Risa, Risa menatap Kazuro. Mereka berdua tersenyum.

"Kau cantik, Risa-chan." Ucap Kazuro pada akhirnya.

"Terima kasih." Balas Risa sambil tersenyum.

"Apa kau sekarang mulai mau merubah pikiranmu?"

"Untuk apa?"

Above the Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang