Chapter Three

55 8 0
                                    

"Trang trang."

"Cesss"

"Bunyi apa itu?" Gumam Kazuro sambil membuka matanya perlahan. "Dimana aku?"

Pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar berwarna biru gelap dengan gambar-gambar bintang. Lalu Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Di sebelah kiri dan kanannya ada sebuah meja kecil dengan lampu di atasnya dan laci-laci kecil yang melengkapi meja itu.

Ia pun bangun sambil memegang kepalanya. Ia masih merasa sedikit pusing.

"Oh, kau sudah bangun?" Ucap Risa sambil membawa roti bakar selai cokelat dan segelas susu. "Ini, makan dulu."

"Aku dimana?" Jawab Kazuro sambil mengambil hidangan yang disediakan Risa.

"Apartemenku." Balas Risa pendek.

"Apartemenmu?"

"Ya."

"Apa tidak apa-apa? Maksudku..."

"Aku tahu maksudmu." Ucap Risa, lalu duduk disamping Kazuro. "Aku percaya padamu."

"Hm, baiklah." Jawab Kazuro, lalu memakan roti bakar itu dan susu yang diberikan Risa. Lalu Kazuro mengintip apa yang sedang dilakukan Risa di dapur.

Ia melihat perempuan muda itu-dengan rambut diikat satu, memakai kaos berwarna hijau tosca dan celana pendek bermotif bunga, sedang mencuci piring sambil memasak dengan cekatan. Kazuro pun bangun lalu menghampiri Risa.

"Hey, apa yang sedang kau buat?" Ucap Kazuro sambil melihat ke arah masakan Risa.

"Ramen." Jawab Risa pendek.

"Wow. Kelihatannya lezat."

"Tentu saja. Ini pedas."

"Kau suka pedas?"

"Sangat."

"Hm baiklah." Jawab Kazuro sambil lalu. "Aku akan mandi lalu kembali ke apartemenku."

"Cepat sekali." Kata Risa. "Baiklah."

"Apa maksudmu cepat sekali?" Tanya Kazuro sambil menghadap ke arah Risa yang sedang mengaduk mie ramennya. "Kau ingin aku tinggal lebih lama di apartemenmu?"

"Bukan itu maksudku, bodoh." Jawab Risa. "Terserah."

"Haha, kau lucu, Risa-chan." Ucap Kazuro, lalu masuk ke kamar mandi, dan berseru, "Tenanglah, aku akan menemanimu membeli bahan untuk pesta natal dan tahun baru."

-----------------------------------------------------------

"Itu sudah berapa?" Tanya Risa pada Kazuro.

"Seratus lima puluh buah." Jawab Kazuro sambil melihat ke arah bungkusan kembang api.

"Hm, mungkin sudah cukup." Gumam Risa. "Petasannya?"

"Aku tidak tahu, tapi aku pikir sudah cukup." Ucap Kazuro.

"Baiklah. Kalau begitu kita bayar." Balas Risa. "Ayo kita ke kasir. Hey, sebentar. Aku mau beli cokelat dulu."

"Cokelat?" Gumam Kazuro. "Untuk siapa?"

"Apa maksudmu untuk siapa?" Tanya Risa kembali sambil mengambil dua bungkus cokelat. "Untukku sendiri, tentu saja."

"Untukmu? Kau suka cokelat?"

"Sangat."

"Jenis cokelat apa yang paling kau suka?"

"Semuanya. Tapi aku paling suka dark chocolate."

"Oh, begitu. Baiklah."

Above the Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang