Part 5. Familiar

29.1K 974 11
                                    

Haii reader maaf iaa kalau ceritanya rada ga nyambung. Wih me luck 0:)

#Author pov

Chamber dan Jean berada diluar club menunggui taxi yang lewat, dijam pagi segini, terlalu dini untuk pagi sangatlah susah mencari taxi. Raut wajah Jean tampak kelihatan kesal, dia tidak menyangka Josh melakukan hal sejauh ini, dilihatnya iba sahabat yang berada dekat disampingnya ini. Sahabatnya itu sedang merangkul lengannya dengan kedua jemari tangannnya. Kekwatiran Jean agak sedikit berkurang, Chamber
tampak agak kelihatan membaik yang tadinya menangis hingga gemetaran sekarang sudah agak tenang, tidak gemetaran lagi dan tidak ada tangis lagi hanya saja rambutnya yang agak berantakan.
"Honey, are you okey?"
Tanyanya sambil merapikan rambut Chamber.
Jean ingin memastikan keadaan sahabatnya yang di jawab anggukan dan senyum kecil Chamber. Itu membuatnya lega, Jean meminta maaf sekali kepada Chamber.
Tak lama taxi datang, mereka berdua masuk dan taxi pun melaju menjauh meninggalkan tempat club malam itu. Chamber dan Jean sibuk dngan pikirannya masing masing.

#Chamber pov

Sesampainya di apartement Jean,
Aku masuk duluan ke kamar mandi dan menghidupkan Shower dan segera menenggelamkan diriku ke cucuran air shower panas. kepalaku masih pusing, air mataku mulai mengalir bersamaan dengan air yang mengucur ke tubuhku,
Aku benar-benar tak percaya, kenapa Josh bisa selancang itu, padahal tadi aku menyukainya karena dia baik dan ramah, aku merasa nyaman, padahal ku pikir setelah malam ini, kami bisa semakin dekat, tapi dia malah memperlakukanku segampang ini.
Aku duduk meringkuk dilantai dan menenggelamkan kepala ku diantara sela pahaku dengan air yang masih menguncur kesuluruh tubuhku. ini membuatku benci, mengapa aku selalu di lecehkan? Apa ada yang salah padaku? Setiap kali mulai berkenalan dengan laki-laki, mereka selalu melecehkanku. Menyentuhku seenaknya. Aku benci diriku yang terlalu lemah seperti ini.
Belum pernah dikehidupanku, bertemu pria dan berakhir dengan baik. Semuanya sama saja, berkelakuan seenaknya saja.

Aku mematikan shower, menyeka air diseluruh tubuhku, memakai baju handuk dan segera keluar dari kamar mandi.
Apartement Jean tidak besar, cuma ada 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 ruangan yang terdapat sofa 1 dan meja lesehan untuk makan dan tv ada sedikit lebih ruang untuk memasak. Jean tinggal sendirian , ke dua orang tua nya sudah lama tiada, Jean mempunyai adik perempuan yang sudah menikah dan tinggal bersama suaminya.

Ku lihat Jean sedang menonton tv secara acak, melihatku dia tersenyum,

"Kamu sudah mendingan?"

"Yah tentu saja ;D"
Kataku sambil mengedipkan mata,
"Jean,sebaiknya kita tidur,you know, tommorow ,, kita akan interview,, oh tuhan aku benar2 tidak sabar lagi :D "

"aaarrghh... oh god. Aku hampir lupa"
Jean menjerit kesenangan, begitulah dia,lalu Jean menyeretku kekamar, dan kami segera tidur.

Aku terbangun mendengar suara kecil Jean yang ntah sibuk melakukan apa diluar kamar.
Ku lihat jam handphoneku, menunjukan pukul 6 pagi dan 3 misscall dari mom.
Oh tuhan, aku lupa memberitahukan ibuku kalau aku menginap dirumah Jean.aku jadi merasa tidak enak dengan mom, dia pasti mencemaskan ku. Maafkan aku Mom, nanti di bus aku akan menelepon mom.
Aku keluar kamar , Jean sedang memanggang roti dengan handuk melilit di kepalanya, dia tampak semangat.
"Morning ..."
Sapaku sambil berlalu ke bathroomnya dan segera mandi.
Kami berdua sibuk bersiap-siap dan segera berjalan menuju pemberhentian bus. Sambil menunggu bus datang, Jean berkali kali menanyai pendapatku bagaimana penampilan,

"Sudahlah Jean kau membuatku geli. Iaa kau cantik selalu cantik"

"Kau pun cantik, cup"
Kata Jean sambil mencium pipi ku, aku benci Jean yang terlalu sering menciumku...
"Iiiiww"
kataku jijik.

Jean hanya terbahak mendengar keluhan jijikku,tak lama bus yang ditunggu pun datang,kami berdua segera masuk ke bus.
selang 25 menit bus berhenti,aku dan jean berjalan sembari menuju ke gedung perkantoran Greyson, perusahaan dagang yang akan menjadi masa depan kami berdua. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7.20 am , makin mendekatkan kami ke masa depan yang indah. Oh terima kasih Tuhan.

Tinggal 1 blok lagi untuk menuju perkantoran, tiba-tiba perutku merasa mulas, aku terserah grogi, tanganku keringat dingin.
"Jean, aku membutuhkan coffee"
Kata ku sambil melebarkan senyuman
"Oh God, are you"

"Yes, i'm nervous"

Tawa Jean pun pecah, kami pun berhenti kesebuah Cafe yang tak jauh dari gedung kantor. Dan segera memesan coffee
Saat menunggu pesanan, aku mengedarkan pandangan kesekeliling ruangan cafe.
Tiba-tiba jantungku berdetak cepat,aku tidak tau kenapa,saking cepatnya detak jantungku,aku memegang dadaku,
'Aneh' pikirku.
Tak lama, mataku menatap sosok laki-laki, dia menatapku tajam dengan rahang yang mengeras.
'Waw..tampan sekali'
Hidungnya mancung, wajah khas lelaki , garis rahang yang rapi, alis yang tebal,bibirnya sensual.
Baru kali ini aku melihat laki-laki setampan dia, tapi wajahnya tidak asing lagi, sepertinya aku pernah melihat wajahnya, tapi dimana, aku menggigit bibir bwah ku sambil mengernyitkan dahiku, berpikir sambil bertanya tanya, aku yakin pernah melihatnya,
Tatapan matanya tak lepas dariku, memandangku sangat lekat, mata elangnya berapi-api,membuatku jadi gugup, aku memeriksa pakaianku, kemeja putihku rapi, rok pensil merahku pun rapi,
Tidak ada yang salah pada penampikanku,
Aku melihat kearahnya lagi,dia masih menatapku, tatapan matanya seperti menelanjangiku, membuatku kesal. Benar-benar tidak sopan.

Jean menyikut lenganku, ternyata Coffee pesananku telah siap,aku mengambil Coffee yang disodorkan Jean dan kami segera berjalan keluar cafe, aku melirik sedikit ke arah lelaki tadi,dia masih menatapku, aku meneguk Coffee ku,
"Aaww..." aku menjerit tertahan sambil memegang bibir bawahku yang terasa terbakar, Ini panass.

Jean menyikutku lagi,
"Lihat laki-laki itu, oh gosh ... tampan sekali, He's so Hot! kau bisa melihatnya?"
Tanya Jean sambil menunjuk kearah pria yg tadi menatapku,
"Aarghh,,,dia menatapk,, wah wah sepertinya kecantikan wajahku ini selalu membuat pria mantapku" tambah Jean.

Benar juga yang Jean katakan, sepertinya aku salah tanggap, pria itu menatap Jean , not me ...
'Haha..come on Chamber kau terlalu percaya diri' Batinku.
Bodohnya aku sampai memikirkan kalau pria itu menatapku.
Seperti yang kalian ketahuai Jean lebih cantik dariku, tubuhnya indah, menjulang tinggi. Sedangkan ku tidak begitu tinggi dan lebih kurus dari tubuh sexy nya Jean.
Kami pun bergegas pergi menuju gedung perusahaan.

#Vincent pov

Pagi ini suasana cafe dekat kantor ku masih sepi, inilah alasan aku masih menyukai untuk terkadang mampir ke cafe ini, Artur berdiri diluar cafe sambil menungguiku.
Aku memesan hot Coffee dan tak lama coffee ku pun datang, baru saja aku bermaksud untuk mengaduk coffeeku, tiba-tiba ,, mata elangku menakap sosok perempuan, senyum iblisku keluar.
Mata ku menyipit , rahangku mengeras,melihat perempuan itu memakai rok pensil, terlalu ketat dan pendek, kemeja putihnya pun terlalu transparan memperlihatkan dalaman tantop ditubuhnya mencetak jelas lekuk tubuhnya. Aku menggeram
'Lihat saja nanti,kamu sudah membuat singamu ini meraung sayang'
Kini perempuan itu melihat ku, pandangan mata kami bertemu,
Dia menatapku lekat dan mulai gugup sambil memperhatikan pakaiannya, perempuan itu dan temannya bergegas keluar cafe, mataku masih menatapnya lekat, mengekori setiap langkahnya, sesekali dia melirikku,
dapatkuu lihat dia mengaduh memegang bibir bawahnya,
'Ceroboh'
Batinku sambil menyunggingkan sedikit senyum geli.

See you in next part iaah ;)
Di next Part nya bakal menyeritain pertemuan bertatap muka Chamber dan Vincent
Wish me luck ;)

POSSESSIVE ! (Mermaid)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang