Chapter 11

220 11 0
                                    

Chapter 11

Author POV

"TUNANGAN?!" Sasya menatap kedua orang tua Jemmi dan laki-laki itu sendiri kemudian orang tuanya bergantian. Meminta penjelasan. Tunangan? 'Gue ditunangin sama Jemmi? What the...'

"Iya tunangan! Kamu mau kan Sya?" Tante Lisa, mamanya Jemmi, berkata dengan semangat.

Sasya termenung sejenak. Lalu menggeleng. Semuanya terkejut-termasuk Jemmi- melihat hal itu. Tak terpikir oleh mereka kalau Sasya akan menolak pertunangan ini. "Maaf Om, Tante. Sasya nggak bisa. Sasya nggak bisa kalau Jemmi nya sendiri nggak mau."

"Jemmi nya mau kok. Iya kan Jem?" Dion melirik putranya itu.

Sasya tersenyum tipis lalu berdiri. "Sasya permisi dulu Om, Tante, Jem." Setelah berkata seperti itu ia segera berlari kekamarnya.

Charlenna POV

Gue berlari ke kamar lalu masuk dengan tergesa-gesa. Gue. Di. Jodohin. Sama. Jemmi. Kalian bisa percaya itu nggak?! Gue sih nggak. Bahkan gue sekarang pasti lagi mimpi.

Tunangan. Berarti bakal nikah. Berarti gue sama Jemmi bakal jadi pasangan. Tapi gimana ya. Emang sih gue suka sama Jemmi, tapi diakan nggak suka sama gue. Kalo gue bilang iya tapi dia nggak mau? Kesannya gue yang maksa dia dong

"Sya? Lo kenapa?" Cathrien mengerutkan dahinya bingung.

"Gue di jodohin sama Jemmi." Gumam gue kecil.

"WHAT? LO DI JODOHIN SAMA JEMMI?!" Gue membekap mulut sahabat gue itu dengan tangan.

"Berisik lo. Diem aja napa." Ujar gue kesal lalu menghempaskan tubuh gue di kasur.

"Terus gimana? Lo terima?" Cathrien menatap gue penasaran.

Gue menggeleng. "Nggak. Gue tolak."

"Kok di tolak? Harusnya lo terima dong. Kan lo udah suka sama Jemmi dari dulu."

"Nggak bisa Cath. Gimana kalo dianya nggak mau? Dia kan nggak suka sama gue. Gue nggak mau maksa dia." Gue menghela nafas berat. Jujur, sebenernya gue mau. Tapi ya itu. Gue nggak mau maksa dia.

"Gue ngerti kok." Cathrien tersenyum. Gue balas tersenyum lalu berdiri dan berjalan ke pintu kaca yang membatasi kamar gue dengan balkon. Sepertinya Cathrien mengerti kalo gue pengen sendiri karena dia nggak ngikutin gue.

Gue mendesah kecewa. Bintangnya dikit banget. Cuma ada tiga. Satu yang paling terang di deket bulan. Gue tersenyum memandang bulan yang sekarang lagi purnama.

Terdengar suara orang mengobrol dari kamar gue. Suara Cathrien yang lagi bentak-bentak dan suara.. Jemmi....

Mampus gue.

Jeremiah POV

"Maaf Om, Tante. Sasya nggak bisa. Sasya nggak bisa kalau Jemmi nya sendiri nggak mau."

Bukan cuma orangtua gue sama Sasya yang kaget denger perkataannya. Gue juga kaget. Malah kayaknya gue yang paling kaget. Dia nolak gue? Gue pikir dia bakal nerima.

Flashback on

"Kamu kenal Sasya kan Jem?" Mama menatap gue dengan tatapan seriusnya.

"Kenalah Ma. Kenapa?" Tanya gue bingung. Mama pasti tau lah kalo gue udah kenal Sasya. Dari kecil kan sering main bareng.

"Gini, karena kamu sama Sasya udah kenal lama banget dan deket. Mama sama Papa mau jodohin kamu sama dia. Kamu mau kan?"

Di jodohin? Sama Sasya? Seketika bayangan gadis itu muncul di kepala gue. Gayanya yamg culun. Kelakuan nya yang kayak bocah. Sifat pemalunya. Hmmm.

Childhood LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang