Author PoV
"Ya Mom. Aku sudah sampai." Seorang perempuan dengan postur tubuh tinggi dan wajah yang elok terlihat sedang menarik kopernya keluar bandara sambil menelepon seseorang.
"Eh itu bukannya model luar yang terkenal itu ya?"
"Eh iya, itu kan Astrid Stephanie Rivero si model itukan?"
"Cantik banget gilaa!"
Bisik-bisik terdengar di sekitar gadis itu yang diabaikannya seakan ia sudah biasa dengan semua itu. Ia menatap wallpaper smartphonenya, tampak dirinya dengan seorang laki-laki, gadis itu lalu menghela nafas. Tujuannya pulang kembali ke tanah air adalah untuk bertemu dengan laki-laki itu. Meminta maaf karena meninggalkannya.
***
"Tante, Via mau itu dong." Anak kecil dalam gendongan Sasya menunjuk-nunjuk sebuah boneka panda yang terpajang di etalase sebuah toko yang mereka lewati.
Anak kecil yang di gendong Sasya adalah keponakan gadis itu. Anak dari sepupu Sasya yang karena sedang ada urusan akhirnya ia menitipkan Via pada Sasya, yang ia terima dengan senang hati.
Maka dari itu, Sasya dan Jemmi memutuskan untuk mengajak Via jalan-jalan agar anak itu tidak bosan. "Bentar ya." Sasya memasuki toko tempat boneka-boneka itu dijual. Ia mengambil dua buah boneka panda, satu untuk Via dan satunya lagi untuk dirinya sendiri. Ia lalu membawa kedua boneka itu ke kasir.
"Gue yang bayar." Jemmi menahan Sasya yang hendak mengambil dompet dari dalam tasnya. "Nggak ada bantahan." Tambahnya ketika melihat Sasya yang membuka mulutnya.
"Via udah mau makan belum?" Tanya Sasya pada anak kecil itu. Via hanya mengangguk sementara ia masih fokus dengan boneka barunya yang membuat Sasya mencium pipinya karena gemas.
"Makan dimana?" Sasya menaikan alisnya
"Situ aja mau nggak?" Jemmi menunjuk sebuah tempat makan yang agak ramai. "Rame tuh, kayaknya enak."
Mereka duduk di salah satu meja untuk pengunjung yang didekat jendela. "Via mau makan apa?" Sasya membolak-balik menu dihadapannya.
"Gue lasagna sama hot coffee." Ujar Jemmi.
Sasya memanggil salah satu pelayan. "Lasagna satu, tenderloin steak satu, ice chocolate, hot coffee dan iced hazelnut satu."
"Lo nggak makan?" Jemmi menatap Sasya sambil menaikan alisnya.
"Nggak ah. Itu aja berdua sama Via."
"Nggak usah sok diet. Mas, tambah spagetti satu. Makasih." Pelayan itu mengangguk kemudian pergi.
Pesanan mereka datang satu-persatu. Sasya terpaksa membawa pulang spagetti karena Via yang tidak habis dengan steaknya. Ia mengelap bibir anak itu yang belemotan dengan saus steak sebelum memanggil pelayan untuk meminta bill. "Gue yang bayar." Kata Jemmi lagi.
"Nggak. Enak aja. Gue yang bayar atau patungan." Tegas Sasya.
"Nggak."
"Ya udah. Gue yang bayar." Sasya memanggil seorang pelayan dan meminta bill. Lalu Sasya membayar tagihan mereka.
"Via mau kemana lagi?" Anak kecil itu menguap sambil menggeleng. "Pulang aja yuk." Sasya menatap Jemmi.
'Drrrt drrrt' Jemmi mengambil smartphone nya yang tergelatak dia atas meja. Ada sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal. 'Aku kembali. ' Jemmi mengerutkan dahinya.
'Ini siapa?' Ia membalas pesan tersebut.
'Kamu lupa denganku?'
'Emangnya gue harus inget sama lo?'
'Ah, bisa-bisanya kamu lupa sama aku Ernest.' Ernest? Hanya satu orang yang memanggilnya begitu.
'Astrid?'
'Aku tahu kamu nggak lupa sama aku.' Jadi gadis itu sudah kembali? Laki-laki itu menatap kosong layar smartphone nya. Pikiran nya melayang entah kemana.
"Jem? Jem! Jemmi!" Sasya menepuk-nepuk pipi laki-laki itu. Membuat jemmi tersadar dari lamunannya. "Kenapa? Ada masalah?" Tanya Sasya sambil tersenyum tulus.
"Nggak. Nggak apa-apa." Ujar Jemmi meyakinkan gadis itu. Tidak, ia tidak akan memberi tahu Sasya kalau 'dia' sudah kembali. "Ayo." Jemmi berdiri dan berjalan keluar restoran sementara Sasya dan Via mengekor dibelakangnya.
Sasya menjajarkan langkahnya dengan Jemmi. "Gue udah kenal lo dari bayi. Gue tau ada sesuatu. Tapi kalo lo nggak mau cerita nggak apa." Ujarnya lembut yang membuat Jemmi menoleh dan membalas senyum gadis itu.
"I can handle it." Ucapnya sambil mencium puncak kepala Sasya.
***
Sesampainya di rumah Jemmi langsung masuk kembali ke kamarnya dan membalas pesan dari Astrid. 'Hm. Ada apa?'
Tidak sampai tiga menit kemudian smartphobenya sudah bergetar, menandakan kalau pesannya sudah dibalas. 'Tidak. Kamu ada waktu? Apa bisa kita bertemu?'
'Ok. Kapan?'
***
Sasya naik keatas tempat tidur dan berbaring disamping Via yang sudah tertidur lelap. Ia memeluk boneka panda yang tadi baru saja dibelinya. Sejujurnya ia sedikit khawatir dengan Jemmi. Tapi ia tidak bisa memaksa laki-laki itu untuk menceritakan masalahnya jika ia tidak mau.
Sasya mengangkat tangan kirinya, tersenyum ketika melihat kerlip yang muncul dari cincinnya. Ia lalu mencium kening Via dan memejamkan matanya.
****
Jeremiah PoV
Gue memandang sekeliling taman. Akhirnya Astrid memutuskan untuk bertemu disini dan seperti biasa gadis itu selalu telat. Bahkan sekarang sudah lewat tigapuluh menit.
"Hai! Sorry telat." Kedua mata gue memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. Rambutnya lebih panjang dari yang terakhir gue ingat, senyumnya, tatapannya, tidak banyak yang berubah darinya. Masih cantik seperti dulu. Gadis itu tiba-tiba saja memeluknya. "Aku kangen banget sama kamu."
*TBC*
Pendek, Lama update, tambah ga jelas. Maaf ya.. Diusahakan chap selanjutnya lebih panjang dan lebih cepat di update.
Di dedikasikan untuk yennyliu yang selalu menanyakan kapan update. Thanks buat yang udah vote dan yang udah bersedia untuk baca cerita ini.
Audi
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Love
RomanceAstria Charlena Rakasya Dia itu iblis buat gue!! Nyebelin, ngebetein, jahil, suka banget bikin gue kesel, bete sedih atau apapun itulah. Dia temen sepermainan gue pas kecil. Tapi dia itu iblis paling perfect yang pernah gue temuin. Sialnya, dia itu...