Chapter 9

293 18 2
                                    

Charlenna POV

"Eh lo nggak mau berangkat sekolah? Udah jam setengah tujuh loh."

Hah?! Jam setengan tujuh?! Secepat kilat gue berlari ke kamar mandi. "Lo kok nggak bangunin gue sih Mas!!" Teriak gue ke Mas Tio yang udah siap berangkat ke kampus. Dia cuma bisa ketawa nggak jelas.

Selesai mandi dan memakai seragam gue turun kebawa dan mendapati Papa, Mas Tio dan Mama sedang asik sarapan. Tapi kok tumben papa belom berangkat kerja? "Lho Sya, tumben udah bangun?" Papa mengerutkan dahinya sambil menatap gue.

"Lha katanya nya Mas Tio udah jam setengah tujuh." Gue menengok ke jam dinding yang ada di ruang makan. Dan jam itu menunjukan pukul setengah enam. . "MAS TIOOOO!!!!!" Teriak gue kesal.

"Huahahaha, makanya jangan kebo mulu. Sekali-sekali bangun pagi." Mas Tio dengan santainya ngetawain gue. Huh nyebelin!!!

"Mas nyebelin banget sih!"

"Emang"

"Hush, nggak usah berantem. Ini Sya, minum susunya dulu." Mama Meletakan segelas susu cokelat diatas meja yang langsung gue minum. Fyi aja cokelat itu rasa kesukaan gue.

"Lo mau berangkat bareng gue nggak, Dek?" Tumben kakak gue baik.

"Mau. Tapi ntar gue pulang sama siapa?"

"Gue jemputlah. Mumpung gue lagi baik nih"

"Ya udah ayo!" Gue berjalan keluar sambil membawa tas yang diikuti dengan kakak gue dibelakang.

"Bernagkat dulu ya Ma, Pa!" Gue sama Mas Tio berteriak bersamaan.

"Dek, lo gimana?" Mas Tio yang sedang mengemudi melirik gue seklias.

"Gimana apanya?"

"Lo sama Jemmi. Udah bisa move on belom?"

"Nggak usah dibahas."

"Lo bisa cerita kapan aja ke gue kok." Gue menaikan alis seraya menatap Mas Tio nggak yakin. "Kalo gue lagi nggak sibuk." Tambahnya sambil cengengesan. Nggak lama kemudian mobil kakak gue udah berhenti di depan sekolah. "Turun sana." Ujarnya sambil mengusir gue.

"Nggak usah ngusir juga kali Mas." Kata gue sambil membuka pintu mobil

"Canda. Nanti kalo udah pulang telpon atau nggak BBM."

"Oke." Gue turun dan menunggu hingga mobil kakak gue hilang dari pandangan lalu mulai berjalan ke kelas. Nggak sengaja pas lewat parkiran motor gue ngeliat Jemmi lagi sama Ray dan beberapa cowok lain mungkin anak futsal juga dan um.. seorang perempuan? Tapikan nggak ada perempuan di klub futsal. Jemmi lalu melihat ke arah gue dan menaikkan satu alisnya. Gue dengan cepat memalingkan wajah dan berjalan lebih cepat ke kelas. (Fix ini drama). Di kelas gue menaruh tas tepat diatas meja. Cathrien belum datang. Wajar sih, dia kalo dateng selalu mepet.

Jeremiah POV

"Ernest!" Seorang perempuan berambut panjang berlari ke arah gue yang baru saja turun dari motor.

"Kenapa?" Tanya gue datar.

"Eh, enggak apa. Aku cuma mau ngasih jadwal latihan buat pertandingan bulan depan." Ujar gadis itu seraya tersenyum manis. Namanya Dea, manajer klub futsal.

"Di omongin aja sama anak-anak." Kebetulan pas gue ngomong gitu beberapa anggota lewat. "Woi!" Panggil gue yang membuat mereka menoleh. Pas banget ada Ray.

"Apaan Bro?" Tanya Ray.

"Dea mau ngomongin jadwal latihan." Gue melirik jam tangan bel masih setengah jam lagi. "Lo pada omongin dulu gih. Gue mau naro tas dulu. Ntar kasih ke gue kalo udah selesai." Kata gue yang disambut anggukan oleh mereka. Nggak sengaja gue ngeliat Sasya lagi jalan. Tumben banget dia dateng jam segini.

Childhood LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang