Charlenna PoV
Semenjak insiden tunangan itu gue ke sekolah selalu sama Jemmi (pulang-pergi) awalnya gue sempet nolak. Jelas lah, gue nggak mau di keroyok sama fans nya. Gue masih mau hidup. Jadi gue sama dia buat kesepakatan kalo dia bakal turunin gue beberapa meter dari gerbang sekolah. Jadi nggak bakal ada yang tau kalo gue bareng dia.
Kalau mau jujur sebenernya gue bingung hubungan gue sama dia itu apa. Pacaran nggak, tunangan juga belum.
"Sya?" Panggilan tersebut membuat gue menoleh. Kak Rocky yang entah kapan datangnya sedang menatap gue khawatir. "Kamu kenapa? Kok ngelamun?" Tanyanya.
"Ah, nggak apa-apa kok Kak. Udah mau mulai ekskulnya?" Jawab gue sedikit mengalihkan topik.
Kak Rocky memberi tatapan bingung ke gue. "Hari ini nggak ada ekskul loh Sya." Eh?
Gue menepuk jidat dengan kesal. Ini kan hari kamis! "Kok kakak di sekolah?"
"Ada barang yang ketinggalan. Kenapa belum pulang?"
"Belum kak. Masih nunggu."
"Nggak bawa motor?"
"Rusak kak. Haha."
"Mau bareng aku aja?"
"Nggak usah kak. Udah bilang soalnya." Bisa marah-marah nanti si Jemmi kalo gue pulang bareng Kak Rocky. Ujar gue dalam hati.
"Ya udah. Aku temenin. Kasian kamu nunggu sendiri." Kata Kak Rocky lalu dudik di samping gue. Buru-buru gue ngambil hape dari dalam saku dan mengirim pesan ke Jemmi yang lagi futsal.
sasyacharlenn: Jem buruan. Gue pulang ama Kak Rocky aja ya. Diajak nih.
jeremiahe: Nggak usah. Gue bentar lagi selesai. Lo ke lapangan aja.
"Kak aku udah di jemput dilapangan. Duluan ya." Gue pun berdiri dan berjalan ke lapangan. Di lapangan Jemmi kayaknya lagi evaluasi gitu. Ada satu cewek disitu, manajer klub. Kalo nggak salah namanya Dea. Duduk di samping Jemmi pula.
Akhirnya gue memilih buat duduk di bangku panjang dibawah pohon sambil ngeliatin mereka. Ada Stefan sama Ray juga. Cih, ngeliat Stefan bikin gue bete. Pokoknya sampe dia bikin Cath nangis awas aja!
"Ck! Ngelamun mulu! Mau pulang nggak?" Ucapan Jemmi tersebut menyadarkan gue dari lamunan apa-yang-bakal-gue-lakuin-ke-Stefan.
"Bentar lagi. " Ujar gue agak mengantuk.
Jemmi yang berdiri di depan gue bersidekap. "Lo udah ngantuk itu ayo p-" "Ernest!" ucapan Jemmi terhenti ketika ada yang memanggilnya. Kami berdua menoleh dan melihat Dea sedang berjalan menghampiri kami.
"Aku nebeng dong Nest." ujarnya dengan agak manja. Gue mengernyit nggak suka. Pake aku-kamu pula. Gue yang udah kenal Jemmi dari lahir aja nggak segitunya. Dan dia sadar nggak sih kalo ada gue? Woy!
Jemmi dan gue lirik-lirikan sesat lalu gue bersidekap. "Sorry nggak bisa. Udah ada yang harus gue anter pulang." Kata-kata Jemmi tersebut membuat Dea melirik gue. Setelah itu pun dia berlalu dari hadapan kami berdua.
"Ayo pulang." Gue berdiri lalu berjalan lebih dulu ke motor Jemmi yang diparkir di pinggir lapangan.
Jermiah PoV
Dia kenapa eh? Cemburu? Sama cewek kayak Dea? Yang bener aja. "Oy." Panggil gue ke cewek yang duduk dibelakang gue.
"Apa?" Gadis itu menyandarkan tubuhnya di punggung gue. Kayaknya emang udah ngantuk dia.
"Lo cemburu?"
"Nggak." Sasya menjawab dengan datar. Gue cuma terkekeh pelan.
"Mampir dulu ya. Mau beli sesuatu." Kata gue sambil membelokan motor ke sebuah mall. Yang ada di dekat situ.
Setelah sampai gue sama Sasya makan di salah satu tempat makan di mall tersebut. Sasya makan dalam diam. Sejak kejadian itu Sasya jadi lebih pendiem dari biasanya. Agak aneh sebenernya. Gue udah terlalu biasa denger cerewetnya dia. "Oy. Kenapa sih? Tumben lo diem aja. Lo nggak suka kalo kita tunangan?" Tanya gue akhirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Love
RomanceAstria Charlena Rakasya Dia itu iblis buat gue!! Nyebelin, ngebetein, jahil, suka banget bikin gue kesel, bete sedih atau apapun itulah. Dia temen sepermainan gue pas kecil. Tapi dia itu iblis paling perfect yang pernah gue temuin. Sialnya, dia itu...