Chapter 8

135 16 3
                                        

Chrissy menurunkan kakinya dari pedal sepeda, membuat sepatunya berlumur salju. Keringat tetap mengucur di keningnya walau udara hanya beberapa derajat suhunya. Kakinya terasa sedikit pegal setelah perjalanan melelahkan dari rumahnya ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 3 sore dan ia kembali lagi ke sekolah yang sudah sepi karena bel pulang sudah berdering 2 jam yang lalu.

Matanya menyapu ke seluruh jalanan. Sepi. Tak ada apapun. Hanya ada salju dimana-mana.

"Damn!" dia menggerutu lirih. Ia harusnya tau kalau Calum, Luke, dan Michael hanya mengerjainya tadi. Mereka tidak pernah serius soal hal tadi. Mungkin mereka sedang bersembunyi di suatu tempat dan tertawa terbahak-bahak melihat Chrissy kebingungan mencari mereka.

Chrissy memutar sepeda lipatnya dengan kekecewaan. Ia hendak menempuh kembali perjalanan sesat yang sangat melelahkan dari sekolah ke rumahnya. Tapi mau bagaimana, ia saja tadi kabur dari rumah-seperti biasa. Tidak mungkin dia menelepon Mom dan meminta jemputan. Bisa-bisa Chrissy kena hukum.

Tin.. tin..

Suara klakson mobil mempercepat kayuhan Chrissy. Lalu ia dengan hati-hati menepi ke pinggir jalanan memberikan ruang pada mobil yang tadi mengklaksonnya untuk lewat. Tetapi mobil tersebut tak kunjung lewat, malah sebuah suara yang terdengar.

"Hey! Kemarilah!!" Itu suara Michael. Chrissy masih ingat jelas suaranya. Chrissy berhenti mengayuh dan menengok. Benar saja. Mereka bertiga-Luke, Calum, Michael. Oh ralat, berempat, ditambah Ashton sedang disana. Di dalam sebuah mobil Sedan model lama berwarna orange yang dikendarai Ashton. Michael yang duduk di sebelah Ashton mengeluarkan kepalanya melaui jendela untuk kembali berteriak.

"Kenapa kau diam saja?! Sebuah mobil sedang menuju ke arahmu!"

Reflek Chrissy menoleh dan ya. Sebuah mobil melaju kurang lebih 1 km dari Chrissy. Chrissy tersadar dari lamunan dan menghampiri mobil Ashton.

"Kukira kau berbohong" ucap Chrissy saat ia tiba di samping jendela Michael

"Memangnya kita terlihat seperti pembohong apa? Mungkin Luke iya. But not me" kata Michael lalu keluar dari mobil Ashton. Sebuah senyuman terukir di wajahnya. Ia suka melihat Chrissy seperti itu. Hanya dengan sweater rajut putih polos yang di lapisi hodie cokelat yang sedikit kebesaran ditambah black skinny jeans nya dan conversenya itu. Dan kali ini ia mengepang miring rambutnya. Tidak terlalu feminim. Tetapi Michael suka.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Sungguh, kau membuatku takut." ucap Chrissy membuyarkan Michael dari lamunannya

Mendengar itu, Luke, Ashton, dan Calum menatap tajam Michael yang berdiri membelakangi mobil. Terutama Calum yang kini juga mengeluarkan kepalanya melalui jendela, namun jendela bagian tempat duduknya sendiri. Membuat kepalanya menongol di sebelah tubuh Michael yang berdiri menjulang.

"Kita harus cepat atau studionya akan sold out" ucap Calum mencairkan suasana

"Uh, shut up" Michael meraup muka Calum lalu menuntun sepeda lipat Chrissy dan memasukkannya ke bagasi belakang mobil Ashton. Ia lalu berdesakan di backseat mobil Ashton bersama Luke dan Calum karena kursi penumpang sebelah kemudi yang tadi di tempati Michael kini diambil alih oleh Chrissy.

"Oh iya. Aku Ashton, by the way. The drummer"

"Chrissy. Nice to meet you, Ash"

Tujuan selanjutnya, Zomabruses Music and Studio (?)

***

"Sold out? Kau serius? Tidak ada satupun yang tersisa?" Luke mencoba untuk mendapat satu saja studio karena kata Will, sang penjaga studio, semua studio sold out.

"Kau ini kenapa selalu tidak percaya padaku?" Will menjawab Luke dengan wajah datar, seperti biasa saat Luke datang ke Music Studio itu, Luke selalu ngotot dengan garingnya. "Pergilah, Luke. Studio baru ada yang ready jam 5 nanti." Will menjelaskan dengan malas

"Pffft, cek lah sekali lagi, Will. Kumohon" rengek Luke seraya menempelkan wajahnya di meja batas antara dirinya dan Will lalu memberi Will puppy eyes nya.

Will memutar matanya malas, "Tidak ada, Luke. Aku serius. Carilah studio lain."

"Yaah. Tapi hanya studiomu yang dekat. Kau yakin hanya akan ada yang ready jam 5? Tidak ada yang lebih cepat, huh?"

"Pergilah ke tempat Jason." Will masih menjawab dengan datar

"Kau gila ya! Itu 15 mil jauhnya!" Luke sedikit menyentak Will. Ia tau Will malas meladeninya tapi latihan kali ini sangat penting. Dan ya, Will yang tetap tidak peduli hanya memutar matanya. Lagi.

"Uh tunggu sebentar" Luke menghampiri teman-teman bandnya yang hampir mati kebosanan menunggu Luke berdebat dengan Will

"Semuanya sold out. Ready jam 5. Bagaimana?" Jelas Luke pada bandmatesnya

"Wah itu terlalu lama" jawab Michael lalu menatap jam tangannya. Pukul 3.49

"Memang menunggu satu jam itu sulit ya?" tanya Chrissy dengan entengnya

"Tidak jika kau memang berniat mati kebosanan" tanggap Calum

Mereka diam untuk beberapa saat. Sibuk dengan pikiran masing-masing, mencari solusi.

"Hm, apa gitar itu di sewakan?" tanya Ashton tiba-tiba. Menunjuk deretan gitar elektrik di belakang Will.

"Tidak tau. Aku akan tanya du- Tunggu, memangnya kenapa?" Luke sudah berdiri, siap untuk bertanya pada Will

"Kalau itu memang disewakan mungkin kita bisa menyewa beberapa set. Uh, dan aku punya drum kit dirumah. Mungkin kita bisa, ya, latihan dirumahku" jelas Ashton panjang lebar

"It's not a bad idea" Michael menanggapi, disusul anggukan dari Calum

"Tunggu, rumahmu dimana? Aku memakai sepeda, yo." Ucap Chrissy

"Tidak jauh kok. Dekat Hollow Park."

"Oh iya. Blok sebelah. Ternyata kita bertetangga. Haha" tawa Chrissy di bagian akhir kalimatnya mengundang perhatian Michael. Juga Calum. Mereka berada dalam posisi aneh untuk saat ini.

"Tunggu sebentar" Luke melenggang pergi.

"Hey Will!" Sapanya begitu sampai di meja Will

"Apa gitar-gitar itu untuk disewakan?" Tanya Luke kemudian

"Iya. Memang kenapa?" Will hanya melirik Luke sejenak, lalu kembali fokus ke game di komputernya

"Berapa biaya sewanya?"

"1 gitar 60 dollar satu hari penuh"

Luke berpikir sejenak. Uangnya tidak akan cukup. Dan kalau cukup pasti ibunya akan membunuhnya nanti di rumah karena Luke menghabiskan uang jajannya. Hm. Bagaimana ya?

"Aku akan sewa 2 gitar dan 1 bass 60 dollar untuk 5 jam" Luke menawar

"Jika ini deal apa kau akan segera pergi?" Will masih saja menjawab dengan datar

"Iyalah tentu saja. Aku janji kok"

"Ha. Whatever" Will mengambil 1 gitar melodi, 1 gitar rhythm, dan 1 bass dari rak lalu meletakkannya di depan Luke.

Luke segera membayarnya dan memanggil bandmatesnya untuk mengambil alat musik masing masing. Setelah semua urusan beres, mereka segera melaju ke rumah Ashton. Dengan Chrissy yang berhimpitan dengan alat musik di depannya. Tapi setidaknya, mereka sampai di rumah Ashton dengan selamat.

***

Halo mblo :'D
Ini malming loh :'D #IniNamanyaJombloTeriakJombloOke
._.

Heuheu :'v maap late update :'v gue harap ini cukup baek buat gantiin kemalesan gue yang naujubileh buat apdet :'V (p.s : ga ada kuota juga sih .-.)

Vomments dong :'3 plis, gue tau ini super late, but plis Vomments :'3

Oh ya, itu mulmed lagunya Simple Plan - Saturday gue dedikasiin buat jomblo malming :3 (re : gue sendiri) lagunya keren loh :3

S A T U R D A Y NIGHT! \'v'/ (?)

Udah ah. Vomments pokoknya. Thx bye :*

Love, #tsah
-Sal Jardine x

Bandzone - 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang