Lima Belas

11.7K 498 11
                                    

"Hallo! Ada apa, kak?" tanya Frans.

"Sekarang kamu ke rumah sakit ya, Anggun disini. Dia tiba sore tadi dan sekarang sakit. Daritadi dia terus mengigau manggil nama kamu!" jelas kak Alvin.

Anggun adalah pacar Frans sejak akhir SMP. Mereka memang sering saling menghampiri satu sama lain, maklum saja keduanya memang sering mengalami LDR. Oke, cukup, aku mulai iri.

"Iya, kak!" seru Frans singkat dan panik.

Beberapa pasang mata memperhatikanku, terutama ketiga kakak kelasku itu, tatapan mereka tajam dan sinis.

"Sekarang ke rumah sakit!" seru Frans yang masih panik.

Aku terkejut ketika Frans langsung menarikku. Kami masuk ke dalam mobil Frans yang masih terparkir di arena. Banyak mata yang melihat kami. Frans menyetir mobil dengan cepat dan sedikit gila karena panik. Setibanya di rumah sakit, kami langsung ke ruang inap Anggun.

"Bagaimana keadaan Anggun, kak?" tanya Frans.

"Dia hanya kelelahan, daritadi dia mengigau nama kamu, mungkin aja dia kangen sama kamu! Kondisi tubuhnya memang lagi nggak stabil kata tante Izna tadi." jawab kak Alvin.

"Sekarang kakak tinggalkan kalian berdua, kalo ada apa-apa panggil kakak aja. Anggun tadi memang diberi obat tidur biar dia istirahat." tambah kak Alvin.

Aku dan kak Alvin berjalan santai menuju ruang kerja papa. Aku berhenti sejenak.

"Kak, kenapa ruangan ini ramai dan sepertinya mereka sedang sedih?" tanyaku.

"Di dalam ada korban tabrak lari dek, keadaannya kritis dan hanya mukzijat Allah yang dapat menolongnya." jawab kak Alvin.

"Bagaimana kalo aku yang mengalaminya ya, kak?" tanyaku spontan.

"Bicara apa kamu, dek!" seru kak Alvin.

Aku tertawa kecil. Lalu, kami menuju ruangan papa.

"Siapa yang menang, dek?" tanya kak Alvin.

"Kak Frans yang menang. Sesuai prediksiku sebelumnya." jawabku.

Kak Alvin hanya tertawa.

"Kapan kakak balik ke Jerman?" tanyaku.

"Mungkin dalam waktu dekat ini, dek." jawab kak Alvin.

"Oh," balasku, "aku takut nggak bisa sama kakak lagi."

"Kakak janji deh balik ke Indonesia kalo ada libur nanti!" ucap kak Alvin.

"Kakak pulang ke rumah atau tetap di rumah sakit?" tanyaku.

"Sepertinya tetap di rumah sakit dan kemungkinan Frans juga akan tetap di rumah sakit." jawab kak Alvin.

"Kalo gitu, aku juga tetap di rumah sakit aja ya, kak!" pintaku.

"Jangan, kalo kamu tetap di rumah sakit, nanti kamu nggak bisa istrahat. Lebih baik kamu istirahat aja di rumah!" jelas kak Alvin.

Setelah aku memaksa, akhirnya kak Alvin menyetujuinya. Lagipula di ruangan papa memang ada ruangan untuk istirahat papa atau mama, lengkap dengan bed dan TV. Tak lama, kak Alvin keluar untuk menemui dr. Izna di ruangannya.

Pagi hari di rumah sakit ternyata tidak menyenangkan. Aku keluar dari ruangan papa dan menuju ruangan Anggun. Aku tak tahu kak Alvin sekarang ada dimana.

"Morning, kak Anggun!" seruku.

"Morning too, Tyara!" balas Anggun.

"Gimana keadaan kakak?" tanyaku.

Senior High LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang