Sebelas

13.4K 625 9
                                    

Kak Alvin sedang mengemasi beberapa barang pentingku. Sedangkan aku hanya memperhatikannya sambil duduk di brangkar-ku dan sesekali mengambil gambarnya. Papa dan mama masuk ke ruanganku. Papa memindahkanku ke kursi roda padahal aku sudah meyakinkan beliau bahwa aku sudah kuat untuk berjalan. Papa dan mama mengantarku sampai ke lobby.

"Oh ya, Alvin, Tyara, semalam tante Nevy telepon kalau Frans akan tinggal di rumah kita untuk beberapa waktu karena tante Nevy dan om Satya harus mengurus perusahaan mereka di Malaysia." Kata mama ketika kami tiba di lobby.

"Biasanya Frans santai aja ma walaupun sering ditinggal sama om dan tante, nggak biasanya." balas kak Alvin.

"Kata om Satya mereka di Malaysia cukup lama." tambah papa.

Frans adalah sepupuku dan kak Alvin, tepatnya papa Frans adalah adik papa. Dia anak tunggal. Keluarga Frans tinggal di Bandung mengurus perusahaan mereka. Dia hanya lebih tua setahun dariku. Sebenarnya kalau membicarakan keluarga besar, keluargaku tidak banyak. Papa dan mama masing-masing hanya dua bersaudara. Mama mempunyai adik laki-laki yang mempunyai dua anak laki-laki yang masih berumur 14 dan 12. Keluargaku memang penuh dengan laki-laki, hanya aku satu-satunya cucu dan keponakan perempuan dikeluarga kami. Maka dari itu mereka semua benar-benar over-protective padaku. Jangan lupa bold dan italic kata semua.

Ah sudahlah...

"Mungkin siang ini Frans sampai disini. Atau mungkin sekarang dia sudah di rumah." kata mama.

"Tyara, ingat, langsung istirahat. Jangan lupa makan dan minum obat! Alvin jangan lupa ingatkan Tyara." Aku anggap itu ucapan hati-hati dijalan dari papa.

Setibanya di rumah, aku dan kak Alvin ke ruang keluarga bawah. Baru saja kak Alvin akan mengambil remote TV, terdengar suara langkah kaki yang mendekati kami. Aku tebak itu Frans.

"Frans!" seru kak Alvin yang langsung berdiri di tempatnya, "nggak biasanya lo ke Lampung waktu sekolah."

"Hallo, brada! Gua mau pindah sekolah kak, om Arya udah ngurus sekolah baru gua." jelas Frans.

"Gimana dengan om dan tante disana?" tanya kak Alvin.

"Mereka di Malaysia minimal 2 bulan, daripada gua di Bandung sendiri kan lebih enak disini." jawab Frans.

"Kakak pindah sekolah kemana?" tanyaku, "ke sekolahku, kan?"

"Nggak tau juga, dek, mau banget sih kakak pindah ke sekolah kamu. Tapi kakak males ah nanti ketemu kamu terus" jawab Frans, "udahlah kamu kan baru pulang dari rumah sakit, sebaiknya kamu istitahat!"

Sudahkah aku memberitahu kalau kak Frans adalah sepupu terjahil dan ter-ngeselin, yang sayangnya sepupu terdekatku juga?

"Memangnya besok kamu mau sekolah, dek?" tanya kak Alvin.

"Iya, kak! Nggak mungkin aku libur terlalu lama." jawabku.

"Dasar keras kepala. Yaudah kalau besok mau sekolah, hari ini harus istirahat full!" perintah kak Alvin.

Kak Alvin membantuku ke kamar. Sedangkan Frans menata kamar barunya, karena Frans akan tinggal cukup lama di rumahku. Tak terasa aku menghabiskan hari dengan cepat karena aku hanya beristirahat.

Aku menyempatkan sholat subuh di kamar, setelah itu aku bersiap ke sekolah.

"Alvin! Hari ini kamu bantu mama dan papa di rumah sakit!" perintah papa.

Kak Alvin hanya mengangguk.

"Tyara, kamu berangkat sekolah dengan Rey. Sedangkan Frans semua keperluan kamu sudah om urus kamu tinggal datang saja nanti. " tambah papa.

Senior High LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang