Enam Belas

11.4K 491 18
                                        




Rey POV

Sekarang pukul 6.00 dan aku sudah berada di sekolah. Entah mengapa aku merasa hari-hariku mulai menyenangkan. Kenapa? Karena adik kelas yang memang sudah aku sukai sejak lama sudah mulai menerimaku dan aku berharap dia mau menerima perjodohan kami tulus karena dia memang mencintaiku, bukan hanya demi orang tuanya. Ah sudahlah, yang penting saat ini hubungan kami mengalami kemajuan.

Aku menghentikan lamunan konyolku karena melihat sebuah mobil yang sudah tak asing akhir-akhir ini parkir di seberang mobilku. Mobil seseorang yang pernah membuatku cemburu berat dan aku malu untuk mengingat hal itu. Yah, siapa lagi kalau bukan Frans. Cowok yang aku anggap hampir membuat hubungan aku dengan gadisku berakhir. Dia menghampiriku yang sedang berdiri di depan mobilku.

"Hai, bro! Kok belum ke kelas?" tanyanya yang ikut berdiri di sampingku.

"Males, kelas juga masih sepi. Btw, Tyara mana? Kok nggak bareng lo?" tanyaku yang penasaran.

"Tadi Tyara naik motor, mungkin sebentar lagi sampai." jawab Frans.

"Anak itu beda banget ya kemarin!" ucapku yang melihat ke lapangan.

"Iya, gua juga heran! Mungkin lagi seneng kali." gurau Frans, "Ini perasaan gua aja atau memang anak-anak pada lebay lihat kita akur?"

Bukannya nggak peka atau apa, aku merasakan hal yang sama sejak kemarin memang. Aku yang sudah akur dengan Frans menjadi hot gossip di sekolah. Bukan berarti aku suka bergosip atau kepo ya! Aku termasuk orang yang cuek dengan gosip-gosip di sekolah, tapi kali ini aku mendengarnya langsung karena teman-teman sekelasku bertanya tentang aku dan Frans yang mendadak akur.

"Nope, gua rasa juga gitu." jawabku, "Btw, Tyara kok lama banget ya sampainya? Kalo dia naik motor harusnya udah sampai karena nggak kena macet."

"Iya juga, dia juga baru bisa naik motor--" belum selesai dia bicara HP-nya berbunyi.

Caller ID menunjukkan nama kak Alvin. Frans mengangkatnya.

"..."

"Iya, kak!" balas Frans.

Frans langsung meletakkan HP di saku celananya.

"Rey! Sekarang kita harus ke rumah sakit! Tyara kecelakaan dan keadaannya kritis!" seru Frans yang langsung berlari masuk ke mobilnya.

Aku mengikutinya masuk ke mobil. Panik dan nggak tau harus apa, aku merasa seluruh tubuhku menegang. Frans membawa mobilnya lebih gila daripada saat kami balapan. Hanya dalam waktu 5 menit kami tiba di rumah sakit. Kami langsung menghampiri kak Alvin yang sedang berdiri sendiri di depan ruangan. Kepanikan dan takut kehilangan terlihat jelas di wajah kak Alvin. Dan aku melihat jelas bahwa kak Alvin menahan tangisnya. Aku tau hubungan mereka yang sangat dekat wajar saja kalau kak Alvin sangat merasa sedih.

"Gimana keadaan Tyara, kak?" tanya Frans.

"Tante Izna sedang menanganinya." jawab kak Alvin.

Saling menguatkan pun useless untuk kami saat ini. Kami kalut. Sangat kalut. Aku mencoba menguatkan diriku sendiri. Mungkin aku lebay, tapi aku benar-benar takut kehilangannya.

"Om Arya dimana, kak?" tanya Frans lagi.

"Papa dan mama otw kesini." jawab Alvin lemah.

"Ini memang salah gua, kalo aja gua tadi lebih tegas larang Tyara, dia nggak mungkin kecelakaan!" ucap Alvin yang sangat terlihat sangat merasa bersalah.

"Ini bukan salah lo sepenuhnya kak! Mungkin ini udah takdir Allah, sekarang yang penting kita doakan yang terbaik untuk Tyara! She's strong girl, remember?" ucapku yang juga menyemangati menguatkan diriku sendiri.

Senior High LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang