Famrez POV
Ini sudah seminggu semenjak gue bertunangan sama Clara. Cewek yang childishnya gak ketulung dan selalu nyari ribut bin masalah sama gua. Tuh anak gak pernah apa damai sama gue? Bawaannya berantem terus. Seolah berantem adalah aktivitas yang harus gue lakuin kalo ketemu dia.
-----------
"Boy!" Teriak seseorang dibelakang gue.
"Apa?" Jawab gue ketus. Masa bodo lah.
"Weitttsssss... makin galaks aja lo. Habis tunangan nih ye..." Dion menaik turunkan alisnya.
"Trus?" Jawabku cuek.
"Ya... elo pasti mikirin Clara ya dari tadi? Habisnya kan, Clara tuh cantik, imut, pokoknya mendekati sempurna lah. Lo pasti merasa beruntung..ya kan?" Tanya Dion.
Beruntung? Sapa? Gue? Hah! Yang bener aja! Tuh cewek yang ada minta berantem terus.
"Ya bodo!" Jawabku pergi meninggalkan Dion yang mengejarku dengan tawanya.
Sinting.
Gue jadi inget, Kejadian di malam cafe itu. Clara nangis, tuh anak ternyata cewek juga ya.
Eh, emang cewek ding.
Btw, gue bingung.
Kenapa cowok-cowok pada naksir dia? Iya sih dia itu anggun. Ralat, anggun didepan siswa lain kecuali gue. Gimana enggak? Tuh anak selalu berubah pas sama gue, selalu menunjukkan gimana ekspresinya sebenarnya. Tapi, dia sebenernya emang anggun sih. Cuma, lebih keliatan ngeh kalo sama gue. Gimana ya jelasinnya? Kayak lebih ekspresif gitu, pokoknya gitulah.
Bodoh! Ngapain mikirin dia. Lanjut kekelas aja lah.
----------Famrez POV END-------
Clara sekarang tengah berada dikelasnya dan mengobrol dengan Fya.
"Eh... yang baru tunangan. Gimana nih kesannya?" Tanya Fya dengan berbisik.
"Ancur, panas, berantakan, ngajak berantem tiap ketemu, pokoknya ancur!" Ketus Clara mengingat semua kejadian berantemnya dengan Famrez.
"Elah... sooooo sweeeeeetttttt bangeeetttttt dah. Jadi ngiri nih gue." Ucap Fya dengan cengiran lebar dan dibalas pelototan dari Clara.
"Ngapain lo ngiri sama gu-" ucapan Clara terpotong begitu mendengar suara derap banyak langkah kaki yang keluar dari kelas.
"Minggir! Keluar kalian semua! Dan jangan sampai ada yang ngomong atau ngadu ke guru! Atau lo bakal berakhir dirumah sakit!" Ucap salah seorang lelaki yang asing. Sepertinya dari kelas lain. Ia membawa lima orang temannya yang lain.
Lelaki itu mendekati Clara, lalu ia menyuruh salah satu temannya itu untuk menyeret Fya keluar. Dengan paksa.
Clara yang melihatnya lantas berpandangan dingin dan datar, bertolak belakang dengan dirinya yang periang dan ceria. Clara baru saja mau keluar namun tangannya dicekal oleh cowok itu. Clara hanya melihat dengan alis terangkat satu ke arah tangannya yang dicekal itu.
"Gue perlu ngoming ke elo." Ucap lelaki itu dengan datar.
"Tapi gue gak." Ucap Clara lalu menghempaskan tangan mereka kasar.
"Tapi gue perlu! Dan elo gak bisa pergi sebelum denger apa yang gue mau omongin!" Bentak lelaki itu kepada Clara.
"Emangnya lo punya hak buat merintah gue? Hak apa?" Ucap Clara sinis.
"To the point aja, gue mau lo jadi pacar gue! Harus!" Bentak lelaki itu yang membuat Clara mengayunkan tangannya ingin menampar cowok kurang ajar didepannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE
RomantikDia kesakitan, dalam tamparan kenyataan Dia meraung sengsara, dalam putus asa Menangis meraung dalam derasnya hujan Pintar, tidak akan ada yang mendengar Sekeras apa pita suara menggelegar Jagat raya tak akan mendengar Mereka seperti air dan api Mer...