"Claraaaaaa!!!!!" Teriak seorang gadis yang berada di belakang Clara. Saat Clara menoleh, ia mendapati sahabatnya itu sedang berlarian ke arahnya.
"Widih... Cantik bener lo, Clar!" Ucap gadis itu ketika berada di sebelah Clara.
"Beh! Bisa bener lu, Fy. Ada maunya ya lo?" Clara menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan menyelidik dan tak lupa senyum miringnya.
"Ah nggak lah!" Jawab Fya-sahabat Clara dengan kedipan mata.
"Hmmm?" Tanya Clara lagi untuk memastikan.
"Eh... hehehhe.. nyontek pr Bahasa Inggris dong Clar.." ucap gadis itu dengan cengiran lebar. Sok polos.
"Hah... lo kebiasaan banget dah. Giliran Bahasa Inggris aja nggak ngerjain." Ucap Clara sambil menghembuskan nafasnya.
"Elo kan jago, Clar. Udah pinter, cantik, baik, putih, tinggi, badannye langsing. Apa lagi ya?" Jeda Fya sambil memikirkan apa kira-kira pujian tambahan untuk Clara "ah! Pokoknya perfect deh!" Ucapnya dengan mengacungkam dua jempolnya kearah Clara.
"Tuh nyadar! Makasih ya!" Ucap Clara dan berlari kecil meninggalkan Fya yang memanggil namanya.
Dasar, ada udang dibalik batu! Batin Clara.
-------------
"Clar, gua gak ngerti ini. Ajari dong... please.." ucap Fya dengan mata memelas ke arah Clara yang masih sibuk dengan soal-soal bahasa Inggris yang diberikan oleh Sir Aqsa.
"Ha?" Clara membentuk bibirnya tanpa bersuara. Ia juga meletakkan telapak tangannya yang terbuka di belakang telinga, seperti mengatakan 'apa kamu bilang tadi?' Dengan wajahnya yang sok di polos-poloskan.
"Ih sebel! Clar ajarin gua sih!" Ucap Fya yang masih memelas pada Clara.
"Bayar berapa lo?" Tanya Clara dengan alisnya yang ia naikkan sebelah namun tetap fokus pada tugasnya.
"Iya iya! Gua traktir coklat deh lo!" Balas Fya.
"Coklat? Yakin? Bener? Janji ya? Bener ya? jangan bohong!" Jawab Clara yang dihadiahi anggukan oleh Fya. "Oke! Gua ajarin." Lanjut Clara dengan mata berbinar. Ah! Dia suka Coklat loh.
"Dasar tukang makan." ucap Fya dengan nada kecil tapi masih terdengar oleh Clara.
"Biarin." Balas Clara dengan menunjukkan lidahnya meledek.
---------------------
---------
Ini adalah jam mereka untuk pulang. pelajaran hari ini telah berakhir. Rencananya, Clara akan mengunjungi makam Naf sebelum pulang.
"Clar? Mau ke mana?" Tanya Fya saat melihat Clara yang tengah berjalan di koridor.
"Gue mau ke makamnya Naf, Fy." Jawab Clara walaupun ia paksakan tersenyum.
"Sendiri gak papa? Mau gue temenin?" Tanya Fya yang dihadiahi gelengan dari Clara, "Gak usah, Fy. Gua bisa sendiri kok."
Fya memang sahabat Clara yang tahu tentang masa lalu Clara. Fya terus meyakinkan Clara bahwa 'peristiwa' itu terjadi bukan karena kesalahan Clara. Tapi berulang kali juga Clara masih keras kepala dan tetap mengakui itu kesalahannya. Seperti mengutuk dirinya sendiri.
"Yaudah, lo hati-hati ya. Telpon gue aja kalo butuh sesuatu." ucap Fya seraya masuk ke dalam kelas setelah mendapat anggukan mantap dari Clara. Fya tahu betul hati Clara msih terpuruk dan rapuh, walaupun di luar ia terlihat begitu bahagia.
Ketika Clara akan berbalik sempurna, ia tak sengaja menabrak seseorang. Dan alhasil keningnya beradu dengan bahu orang itu dan terasa sakit. Bayangin aja tulang ketemu tulang. Mending dibahu, ini? Di kening euy, keras lagi tuh tulang orang.
"Gosh! Hey! What are you doing ha?" Ucap Clara seraya mendongak ke atas, ternyata ia menabrak seorang lelaki.
Laki-laki itu menatapnya tajam dan meremehkan. Bahkan tatapan itu sempurna, karena toh, badan Clara hanya sebatas bahu lelaki itu.
"Lo tuh yang salah. Jangan tiba-tiba balik dong." balas lelaki itu tak kalah sengit.
"Apa!?" Clara mendelik lalu mengambil nafas dalam dan menghembuskannya. "Denger ya Famrez Dextrigo. Lo tuh yang salah, masa jalan lebar kayak gini masih nyempil-nyempil ke arah gue!" Ucap Clara pada siswa yang bernama Famrez itu.
"Ck. Lo gak nyadar? Lo berdiri di tengah koridor nih. Badan lo yang gede buat koridor makin sempit. " balas Famrez pada Clara lalu segera meninggalkannya.
"Ih! Gue langsing tau!" Ucapan Clara tak diindahkan oleh Rez. Ia hanya tetap melangkah menjauh.
Badan langsing kayak putri kerajaan gini dibilang gendut? hmp! Dasar tembok! Dumel Clara dalam hati.
Dasar childish. Ledek Rez dalam hati.
-----------------
-------------
--------Clara melangkahkan kakinya dengan mantap. Ia sedang memegang sebuket bunga yang beragam. Ia menguatkan dirinya, berulang kali menarik napas dan menghembuskannya. Menahan titihan air mata yang siap mengalir kapan saja.
Don't cry. Clara mencoba menguatkan diri.
Akhirnya ia tiba di salah satu nisan. Ia segera berjongkok agar lebih dekat dengan nisan itu.
"Hay, Naf? How are you? Apa yang sedang kamu lakuin disana? Apa kamu tenang disana? Apa kamu punya teman disana? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu sedang melihatku?" Tanya Clara sambil mengelus nisan yang menjadi ibarat bagian atas itu.
"Ah, maaf sayang. Aku banyak tanya ya? " tentu saja tak ada jawaban.
"Aku kangen kamu. Aku dateng, sayang. Aku baik-baik aja kok disini. Aku punya banyak temen." Jedanya, air mata mulai terlihat di mata cantiknya. Tak lama kemudian ia menangis.
"Senang? Kayaknya kurang. Ha.." jedanya menghembuskan nafas tangis nya.
" Karena kegembiraanku terletak padamu, sayang. Karena cintaku masih kutuangkan padamu. Sepenuhnya." Ia mengatakan dengan air mata yang menetes. Bahkan ia sampai lupa meletakkan bunga yang ia bawa itu.
Setelah memandangi nisan itu cukup lama dan mengusap air matanya, ia meletakkan bunga seraya berkata "aku pergi dulu ya, kamu jaga diri. Dah my first love." lirih Clara memaksa untuk tersenyum di tengah-tengah kesedihannya.
Ia pun pergi meninggalkan makam itu, ia berjalan dengan bahu yang bergetar dan punggung tangannya menutup bibirnya yang mengeluarkan isak tangisnya. Ia tak kuat melihat nisan bertuliskan satu nama yang pernah di simpan Clara dalam hati atau masih ia simpan dalam hatinya. Nafantino.
-----------
----------
"Clara pulang.." ucap Clara begitu ia memasukki rumahnya.
"Oh? Clara? Sini, nak. Mama perlu bicara sama kamu." Jawab mama Shinta ketika ia menyambut kedatangan Clara.
Clara pun berjalan mendekati mamanya yang sudah berada di sofa ruang keluarga. "Ada apa, ma?" Tanya Clara masih sedikit lesu. Kalian tahu kenapa bukan?
"Um.. begini nak." Jeda mama Shinta setelah menarik napas dan menghembuskannya, barulah ia berbicara lagi, "Mama akan menjodohkanmu dengan anak dari perusahaan teman bisnis papa."
Bak mendapatkan tamparan sempura di hatinya, Clara pun terbengong dengan tubuh yang menegang. Pernyataan yang keluar tiba-tiba dari mulut mamanya itu sukses membuat matanya berkaca-kaca.
"Clara?" Tanya mama membuat Clara tersadar lagi. Mama memegang bahu Clara erat.
"A-apa ma?" Tanya Clara untuk memastikan apa yang dikatakan mamanya itu.
"Mama akan menjodohkanmu." Jawab mama.
"Perjodohan?" Tanya Clara sekali lagi dan dihadiahi anggukan mantap dari mamanya.
----------
Malming!!!! XD dimana? Dirumah lah :v
Maaf typo nya...
Maaf juga kalau gak sampe ngefeelsVote dan komen nya jangan lupa ya...
Thankyou
Sayounara Minnaaaaaa~♡
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE
RomantiekDia kesakitan, dalam tamparan kenyataan Dia meraung sengsara, dalam putus asa Menangis meraung dalam derasnya hujan Pintar, tidak akan ada yang mendengar Sekeras apa pita suara menggelegar Jagat raya tak akan mendengar Mereka seperti air dan api Mer...