"Halo? Kenapa Clar?" Tanya Fya diseberang telpon.
"Fy, gua gak masuk besok deh. Soalnya lo tau kan? 'Perjodohan' itu? Besok gua bakal di tunangin." Jawab Clara lesu.
"O-okay. Tapi lo gak papa kan?" Tanya Fya lagi.
Gue kenapa-napa. Batin Clara.
"Gue gak papa." Jawabnya. Berbeda dengan batinnya.
"Gue mintol sih. Besok tolong ijinin gue. Gue udah nulis disurat yang bakal gue kirim itu tulisannya : Clara izin pergi keluar kota untuk menengok neneknya. Gitu. Izinin gue yah, kayak gitu,Fy." Jelas Clara panjang lebar.
"Okay. Gue tutup ya?" Balas Fya.
"Hm." Balas Clara.
Clara mengembuskan nafas. Matanya sendu. Ia menatap langit-langit atap kamarnya yang kosong.
Besok aku sudah bertunangan, huh? Kuharap tunanganku dapat mengerti aku. Batin Clara lalu merebahkan diri dikasur. Oh, sungguh. Ia mempersiapkan energi untuk acaranya besok.
Tak lama kemudian, mata Clara perlahan menutup. Alam mimpi sudah menariknya.
-------
Clara POV
Dihari pertunangan.
"CLARA!!!!! bangun ... " uh, siapa sih. Ganggu aja.
"Clara bangun!!!! Gila aja lo kebo molor!!!" Bodo. Gue bukan kebo molor. Gue molor cantik. Eh.
"Mending gue yang bangunin elo dari pada mama ya!? Hari ini lo tunangan . Bo! Kebo!"
Bentar deh, tunangan? Sejak kapan? Sama siapa? Kok bisa?
Aku mulai mengerjapkan mataku beberapa kali dan mulai terbangun. Kulihat kak Stevano sudah sedia di samping ranjangku.
"Apa sih kak? Siapa juga yang tunangan? Lo masih mimpi ya?" Tanyaku pada kak Stevano yang mengerinyitkan dahinya. Aku bener kan? Siapa yang tunangan?
"Lo masih mimpi Clar?" Tanyak kak Stevano sambil menggerak-gerakkan tangannya didepanku.
"Lo yang tunangan adikku terkebo sedunia."
Bentar... bentar.... bentar...
!
"Astaga! Ternyata bukan mimpi! Tunangan itu nyata!?" Teriakku lalu memcubut pipi kak Ev.
"Adedeh... sakit woy!" Kak Ev mengelus-elus pipinya yang merah setelah kucubit.
"Berarti bukan mimpi." Ucapku sambil angguk-angguk.
"Hah! Lo tuh yang dari tadi gak bangun-bangun. Pas bangun bikin pipi orang bengkak. Udah sana! Mandi terus siap-siap. Dua jam lagi tunangan lo bakal nyampe." Ucap kak Ev padaku, lalu ia pergi keluar.
Ku tarik handuk dan masuk ke kamar mandi dengan lesu.
--------
Selesai mandi aku sudah berdandan biasa, tak begitu tebal. Toh cuma tunangan doang.
"Halloooooo!!!!" Aku terkejut melihat pintuku digebrak pas dibuka. Dan kulihat seseorang tengah berdiri disana dan menuju kearah ku.
Ini mba apa mas? Ngapain juga kesini? Siapa?
"Halloo Clara, perkenalkan." Ia mengulurkan tangannya dan aku menyambutnya "Selly, penata rias kamu."
What the hell!?
Dandan? Belepotan yang ada ntar.
"Ha? Aku kan udah dandan. Mba-eh-mas?" Tanyaku canggung mau manggil apa nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE
RomansDia kesakitan, dalam tamparan kenyataan Dia meraung sengsara, dalam putus asa Menangis meraung dalam derasnya hujan Pintar, tidak akan ada yang mendengar Sekeras apa pita suara menggelegar Jagat raya tak akan mendengar Mereka seperti air dan api Mer...