***
Matahari yang menerangi alam dari pagi hingga kini, mulai pergi dalam diam. Karena langit senja mulai menguburnya di dalam sana. Sama seperti aku yang sudah menyukaimu dalam diam dengan perlahan kamu menguburnya tanpa mengetahui isinya.
Entah siapa yang sebenarnya bodoh. Aku yang selalu mengagumi dalam diam? Atau, kamu yang tak pernah melihat mata atau bahkan diriku yang menunggu di belakangmu dalam diam?
Jika pada akhirnya aku harus pergi, apa kamu akan tetap berjalan lurus kedepan tanpa melihat kebelakang sebentar? Seperti aku yang selalu melihatmu ke depan tanpa menyadari sebuah pisau menungguku di belakang secara diam.
Karenamu, perlahan aku berusaha untuk melangkah mundur darimu menikmati rasa sakit pisaunya yang semakin hari semakin dalam dan berhasil membuatku terluka.
Dengan berat hati, aku menghapus jejakku yang sudah tercetak jelas di belakangmu setelah aku tahu, bahwa faktanya---Kamu tidak menyukaiku, sebagaimana yang aku harapkan telah pudar untuk kesekian kalinya.
Dan kali ini--lebih meyakitkan.
***
5 vote? lanjut. thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heartache
Short StoryBegitu banyak sakit hati, begitu banyak rasa sakit. namun, pada akhirnya semua selalu berbanding terbalik dari yang diharapkan. Dan kali ini- lebih menyakitkan. copyright 2015 ...