***
Aku membawa beberapa buku yang di berikan oleh Pak Dean menuju perpustakaan bersama Diana. Entah ada badai darimana pak Dean menyuruhku dengan Diana padahal biasanya dengan Clara.
Diana berjalan di belakangku mengikuti arah jalanku sampai dengan perpustakaan. Kita tidak banyak bicara di perjalanan, karena aku benar-benar tidak tahu harus berbicara apa.
Sampai di perpustakaan kami disuruh Bu perpus untuk merapikan beberapa buku, dengan langkah gontai aku me-iyakan dan memulai merapikan buku-buku yang berserakan dibawah, di atas meja dan mengurutkan buku-buku dari A-Z bersama Diana.
Aku mengurutkan buku-buku sedangkan Diana entah dia ada dimana. Yang jelas aku tidak memerhatikannya, yang aku inginkan hanya cepat selesai dan kembali ke kelas.
Mataku tertuju pada rak sebrang terlihat Diana sedang merapikan buku. Tanpa berpikir panjang aku kembali mengurutkan buku-buku itu.
"Dev," panggil Diana yang membuatku tersentak. "Ya?"
"Menurut lo Akmal jutek gak sih?" tanyanya.
Tanganku terhenti saat mendengar namanya. Otakku berpikir keras apa yang harus kujawab agar tidak salah bicara. Beberapa detik kemudian, tanganku kembali mengurutkan buku-buku itu lagi.
"Engga sih, mungkin kalo sama orang yang belum kenal jutek." Jawabku.
Diana mengangguk mengerti. "Pinter, pemain basket, sekalinya senyum gak tau gue harus bawa jantung gue kemana. Dan gue suka sama dia. Lo tau?"
Aku mengangkat kedua alisku. "Tau, keliatan lah Na. Dari sikap lo yang suka ngasih makanan kecil buat dia. Udah tercetak jelas disana."
"Tapi masalahnya, lo aja peka gue suka sama dia. Kenapa dia engga?" tutur Diana dengan wajah bisa dibilang kecewa.
"Mungkin nanti." Aku tersenyum tipis padanya. Diana menganguk pelan.
Selama membereskan buku aku dan Diana banyak berbagi cerita. Diana sih yang selalu cerita tentang Akmal.
Entah, hatiku sedikit bergeser seketika. Mungkin, karena Akmal yang ia ceritakan orang yang kusukai.
Mungkin mulai sekarang aku harus lebih hati-hati menjaga perasaan Diana agar tidak terluka sepertiku nantinya.Aku mengadu kedua tanganku membuang debu-debu yang menempel disana lalu, mengusap keringatku memakai punggung tangan.
"Udah selesai nih," aku mulai bersuara.
Aku berjalan menuju pintu diikuti dengan Diana di belakangku. Pandanganku bertemu ketika melihat Akmal baru saja masuk perpustakaan.
Dengan cepat aku menoleh ke belakang dan memberi isyarat kepada Diana 'ada Akmal tuh'.Diana tersenyum, dan aku? Kembali meneruskan jalanku, menahan pandanganku agar tidak melihat Akmal kembali disana.
***
Aku sudah duduk bersebrangan dengan Clara, di salah satu tempat favorite kami. Aku melihat Akmal memasuki Area kantin bersama Byan dan Erga.
Aku tersenyum tipis. Seketika senyumku memudar ketika melihat Diana memasuki kantin beberapa detik kemudian.
"Dev, tadi gue disuruh Bu Elina bagi kelompok Seni budaya. Yang gue bingung kita mau sekelompok sama siapa?" tanyanya, sambil menyeruput teh hangatnya.
Aku memakaikan earphone di kedua telingaku. "Campur sama cowok?" Clara mengangguk.
Tanganku mulai meng-klik lagu kesukaanku dan mengalun di telingaku dengan sempurna. Tangan Clara melepaskan sebelah earphoneku.
"Mau gak sekelompok sama Akmal?" tanyanya sambil tersenyum jahil.
Aku memutarkan bola mataku. "Emang mau?" tanyaku.
Mata Clara mencari keberadaan seseorang, entah siapa. Saat matanya tertuju ada seseorang di belakangku, dia langsung tersenyum dan meninggalkan tempatnya.
Aku memperhatikan gerak-geriknya yang mulai berjalan ke belakangku, aku menoleh ke belakang, melihat Clara menghampiri meja Akmal dan temannya.
Aku mengerutkan dahiku.
Apa yang dia lakukan? Pikirku.Tidak lama, Clara kembali duduk di tempat sebelumnya sambil tersenyum puas.
"Akmal jadi anggota kelompok kita." Kata Clara.
Mataku melebar, aku menoleh ke belakang sebentar. Mataku bertemu dengannya, aku tersenyum tipis.
Aku kembali menatap Clara dengan mata berbinar kayak anjing menandakan ucapan terima kasih.
"Gak usah sok imut gitu lo," protes Clara, membuat senyumku memudar.
***
Thanks^_^ yang udah ngikutin cerita ini sampai part ini sangat berterima kasih semoga kalian makin suka:) Next--
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heartache
Truyện NgắnBegitu banyak sakit hati, begitu banyak rasa sakit. namun, pada akhirnya semua selalu berbanding terbalik dari yang diharapkan. Dan kali ini- lebih menyakitkan. copyright 2015 ...