Ada sebuah keluarga yang terdiri dari sang ayah bernama robin, istinya lidya dan seorang anak perempuan bernama Lucy yang masih berumur lima tahun. Keluarga ini akan pindah rumah ke suatu tempat, dimana terdapat sebuah rumah yang sungguh besar dengan dilengkapi pohon pohon yang sangat rimbun. Sayangnya kebahagiaan ini akan berganti pada kesuraman.Dipagi yang cerah mereka sudah berada disana. Ini benar benar sesuai yang diharapkan robin yang membeli rumah besar itu, dilihatnya diantara pohon pohon yang amat rimbun terdapat sebuat rumah yang bisa disebut rumah tua. Meskipun tua, rumah ini sangatlah besar. Akhirnya mereka pun memasuki rumah itu. Lucy juga mulai bersemangat dan mencari kamarnya yang baru.Keluarga ini pun kembali tenggelam dalam kesibukanya,untuk membereskan semua seisi rumah baru itu.
Waktu tidak terasa menunjukan pukul empat sore. Lidya baru ingat bahwa anaknya mencari kamarnya tetapi belum juga kembali. Ia pun mencari anaknya. Diceknya ruangan itu satu-satu. Setelah mengecek beberapa ruangan ,ia belum juga menemukanya. Tapi ada satu ruangan yang cukup berbeda dari segi ukuran maupun desain pintunya. Dilihatnya kamar itu, disitulah Lucy tertidur pulas. Cuman ada yang cukup ganjil di kamar ini, pikirnya. Dilihatnya lemari kayu yang kecil terletak di tempat yang tidak semestinya. Didekatinya lemari itu ,terdapat sebuah foto keluarga diatas lemari itu. Sudah berdebu dan dilihat pemandanganya yang menunjukan foto jaman dahulu pemilik pertama rumah ini. Terdapat seorang anak kecil memegang boneka bersama keluarganya. Setelah itu ia membukanya pintu lemarinya. Sebuah boneka yang menyeramkan,persis seperti yang ada di foto yang baru saja dilihatnya.Tiba-tiba dirasakanya tangan kecil yang memegang pundaknya. Spontan Lidya membalikan badanya dan melempar boneka itu. Ternyata itu Lucy yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Ya tuhan nak, Ibu sangat kaget.. kamar mu sangat bagus, apakah kau menyukainya?"
"Aku ingin memilikinya" jawab Lucy singkat,menghiraukan pertanyaan dari ibunya. "APA?! Boneka ini? TIDAK! Ini sudah rusak, ibu akan membelikan mu yang lain." Sentak Lidya.
Sungguh kaget ketika anaknya menginginkan boneka menyeramkan itu. " tapii ak mau boneka ituu.. ak mau ituu.." rengek Lucy. Pasra, ia menyerahkan boneka itu pada anaknya. Ia tidak mau merusak mood anaknya di rumah baru ini. Disitulah kesuraman ditemukan.
Mereka makan malam dengan suasana yang gembira. Berkumpul di meja makan yang dilengkapi lilin yang indah,Setelah itu mereka berniat untuk langsung pergi tidur. Robin dan Lidya di lantai bawah, Sedangkan Lucy di lantai atas sendiri.
"Yah.. apakah tidak apa, jika Lucy memiliki boneka itu?, sungguh boneka mengerikan.. " tanya Lidya dengan nada khawatir kepada Robin.
"ooh.. boneka itu. Kurasa tak apa, Lucy sangat menyukainya, jadi biarkan saja.. " jawabnya singkat.
Lucy berjalan menuju kamarnya. Ketika ia masuk ke kamarnya, dilihatnya bonekanya yang baru ditemukanya itu berada di samping bantalnya. Padahal seingatnya ia terakhir memainkan di taruh di atas lemari. Tapi ,Lucy menghiraukan keanehan itu. Ia langsung mulai menyelimuti dirinya. Lucy memandangi boneka itu, terus menatap, seakan boneka itu juga melihatnya. Kemudian Lucy berbicara "Kau adalah boneka mainan yang bisa aku ajak ngobrol dan berbicara.." .
Pukul tujuh pagi ,Lidya membangunkan Lucy dan menyuruh sarapan. Ketika berjalan menuju kamar Lucy dan sampai di depan pintu, terdengar suara Lucy berbicara,tidak jelas didengar. Tentu saja ia mulai heran atas yang baru saja didengarnya itu. Langsung dibukanya pintu itu, dilihatnya Lucy duduk diatas kasurnya dengan boneka didepanya. " Lucy?? Kamu berbicara dengan siapa?" tanyanya "aku berbicara dengan teman ku Evelyn " . Munculah keheranan dan kekhawatiran atas perilaku Lucy akhir-akhir ini. "Turunlah,sarapan sudah siap" perintah ibunya. Lucy pun keluar dari kamar itu. Si ibu tetap berada disana, memandang boneka itu. seakan-akan kepala boneka itu menoleh kearahnya. "ah mungkin ini hanya pikiranku" pikirnya sambil keluar dari kamar itu dengan cepat.
Suatu ketika di malam hari,datanglah kejadian yang sangan mengerikan. Disaat mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, Tiba tiba saja lampu mati. Kegiatan dihentikan dan semua pergi untuk tidur. Sang ayah mengurus Lucy untuk mencarikan lilin, sedangkan Lidya sendirian menunggu. Disaat menunggu dikamar ditengah kegelapan yang hanya diterangi oleh cahaya bulan. Dilihatnya dari luar pintu kamar, entahlah,seperti seorang anak kecil, mungkin Lucy pikirnya. Karena lampu mati tidak jelas dilihatnya.Hanya bayangan siluet yang berdiri. Bayangan itu semakin mendekat dan mendekat. Semakin jelas, anak kecil perempuan bergaun hitam dengan boneka yang digandengnya. Boneka itu mirip yang dimilik Lucy saat ini, dan gaun itu sama persis seperti yang ada di foto pigura dikamar Lucy.
"Lucy? Kau kah itu? Apa yang kau lakukan? Ada apa dengan bajumu?" beribu pertanyaan dikeluarkanya. Tidak ada jawaban.Semakin mendekat dengan perlahan .. semakin mendekat dan mendekat.... semakin jelas.. bahwa itu bukanlah Lucy."Robinn!!..." teriaknya keras memanggil. Tidak lama Suaminya datang menanyakan apa yang terjadi,Lidya bercerita tentang yang baru saja dialaminya. Robin pun tak percaya, Sama sekali tak percaya.
Keesokan harinya Lucy dan ayahnya berniat untuk pergi memancing. Setelah Lucy dan ayahnya berangkat. Lidya membuang boneka seram itu di sungai,dengan mata sendiri bahwa boneka itu terseret oleh arus yang kuat. Beberapa jam kemudian,Lucy dan ayahnya kembali pulang. Tidak lupa Lucy mencari bonekanya itu. Lucy panik, menangis bahwa bonekanya telah hilang. Lidya hanya diam saja dengan memasang muka tidak tau apa apa. Keesokan paginya dilihatnaya pemandangan yang sangat mengejutkan. Boneka itu telah kembali di tangan Lucy, entah begaimana caranya. "ini sudah keterlaluan" pikirnya. Akhirnya Lidya telah habis akal karena kesempatan hanya datang sekali.
Cahaya matahari kembali cerah. Kecerahan pada hari ini akan kalah dengan apa yang sebenarnya terjadi. Pukul menunjukan sembilan pagi. Lucy belum saja turun. "Lucy?.. Lucy.. bangunlah .." panggilnya Lidya. Anehnya tidak ada jawaban. Ia menuju kamar Lucy dan mulai menggedor gedor pintu kamarnya. Hasilnya pun sama saja. No respon. Ia mulai panik, ketika mengetahui bahwa pintu kamar Lucy telah terkunci. Suasana rumah mulai ramai ,ketika Robin mendobrak pintu kamar Lucy .Tidak lama pintu pun terbuka secara paksa. pemandangan yang sungguh mengejutkan didepan mata mereka. Sangat mengherankan membuat mereka lemas. Lucy tidak ada di kamarnya. Untuk apa kamar itu dikunci jika tidak ada orang didalamnya?. Sang ayah mulai menggeledah kamar Lucy.Terus menerus mereka menggeledah kamar itu, tanpa ditemukanya Lucy. Dipanggilnya polisi. Beberapa jam kemudian begitu banyak mobil mobil polisi. Bunyi merdunya burung burung, dikalahkan oleh bunyinya sirine. Seluruh polisi mulai menyelidiki rumah itu dan mencari keberadaan Lucy. Hasilnya nihil. Tim pencarian lebih mengfokuskan penyelidikan di kamar Lucy. Sampai menemukan secarik sobekan kertas yang bertulikan tangan Lucy dan berbunyi " AKU MEMPUNYAI TEMAN BERNAMA EVELYN ,IA SELALU MENGAJAKU BERMAIN DAN BERCANDA. HARI INI AKU BERMAIN DI LUBANG TEMBOK DIBALIK LEMARI KECIL. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Story
Horror"It is the same woman, I know, for she is always creeping, and most women do not creep by daylight." ― Charlotte Perkins Gilman